Pernahkah kamu mendengar istilah frasa? Saat belajar materi bahasa Indonesia di bangku sekolah, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini. Yap, frasa adalah satuan lingustik yang lebih besar dari kata, namun lebih dari kecil dari klausa.
Meski sudah familiar di telinga, mungkin kamu belum mengetahui artinya secara lebih mendalam. Itulah mengapa kamu membaca artikel ini. Tapi kamu tak perlu khawatir, artikel ini akan mengulas seputar istilah secara detail. Jadi, yuk pelajari selengkapnya!
Baca Juga | Kumpulan Teks Editor Terbaik Untuk Pemrograman
Apa itu Frasa?
Menurut KBBI, frasa adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang sifatnya non predikatif. Artinya, gabungan kata-kata yang membentuk frasa tidak bisa disebut klausa maupun kalimat karena tidak mempunyai predikat. Supaya bisa menjadi sebuah kalimat, frasa perlu ditambahkan predikat atau kata lainnya.
Secara umum, frasa terdiri atas dua kata atau lebih yang salah satu unsurnya berupa unsur utama, sedangkan unsur yang lainnya berupa unsur keterangan. Unsur inti dari frasa adalah unsur yang diterangkan, sebaliknya unsur tambahan merupakan unsur yang menerangkan.
Baca juga | 20+ Majas Eufimisme beserta Pengertiannya
Pengertian Frasa Menurut Ahli
1. Menurut Kridalaksana (1984)
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak prediktif.
Baca Juga | 30 Contoh Frasa Adjektiva Beserta Pengertian Dan Jenisnya
2. Tarmini
Tarmini (2012) berpendapat, frasa merupakan konstruksi yang terdiri atas lebih dari satu konstituen dan dapat mengisi fungsi sintaksis tertentu dalam sebuah kalimat. Namun, tidak boleh melampaui batas fungsi klausa.
Baca Juga | Preventif Dan Represif, Apa Bedanya?
3. Ramlan
Pembahasan mengenai fungsi frasa sangatlah sederhana. Tujuan utamanya, frasa ini ada untuk memberikan penjelasan atau keterangan. Namun jika berbicara fungsinya, frasa mempunyai beberapa fungsi gramatikal di dalam kalimat. Berikut fungsi gramatikal dari frasa: sebagai subjek, objek, predikat, keterangan, pelengkap.
Supaya lebih memahami seperti apa bentuk frasa, berikut contoh frasa yang dikutip dari buku Top Score Psikotes karya Muhammad Amien dan Enha Punjabi. Sebagai contoh frasa ‘buku saya’ mengandung makna yang tetap yaitu buku milik saya.
Lain halnya dengan kata majemuk yang dapat menimbulkan makna baru. Seperti kata majemuk ‘rumah sakit’ mengandung makna gedung atau tempat merawat orang sakit, bukannya rumah yang sakit.
Baca Juga | Teks Eksposisi: Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah Kebahasaan
Ciri-ciri Frasa
Adapun ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut:
- Terdiri dari dua kata atau lebih
- Memiliki satu makna gramatikal
- Frasa tidak memiliki predikat atau bersifat non predikatif
- Menduduki atau memiliki suatu fungsi gramatikal pada kalimat
Baca Juga | Teks Eksplanasi: Pengertian, Struktur, Kaidah Kebahasaan, Dan Ciri
5 Jenis Frasa dan Contohnya
Setelah mempunyai gambaran terkait apa itu frasa, kamu juga perlu mengetahui jenis-jenis frasa. Berikut penjelasan jenis-jenis frasa serta contohnya.
1. Frasa Eksosentrik
Frasa eksosentrik merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan dengan unsur pembentuknya. Artinya, salah satu unsur dari frasa eksosentrik tidak dapat saling mengisi ketika dipisahkan.
Misalnya “Mia les biola di sekolah”, ketika salah satu unsur dari frasa ‘di sekolah’ dihilangkan, maka tidak menjadi unsur keterangan. Bila unsur ‘di’ dihilangkan dan berubah menjadi “Mia les piano sekolah,” maka maknanya menjadi berbeda.
Baca Juga | Sarkas: Pengertian Dan Contohnya
Frasa eksosentrik terdiri dari 2 kata atau lebih dan hanya memiliki unsur menerangkan (M), yang biasanya diawali dengan preposisi dan konjungsi kemudian diikuti dengan kata benda.
Contoh frasa eksosentrik:
- Kami bertemu di sekolah.
- Ifan dan Syifa ke taman.
- Bunda baru pulang dari Bandung.
- Arie mengirimkan cokelat kepada kekasihnya.
- Mereka bertemu di bioskop.
Baca Juga | 11+ Contoh Majas Metafora Beserta Pengertian Dan Contohnya
2. Frasa Endosentrik
Frasa endosentrik adalah frasa yang memiliki kedudukan sejajar atau setara. Sehingga, ketika salah satu unsur dihilangkan, frasa tersebut akan tetap dapat digunakan.
Misalnya pada kalimat “Elsa mengendarai motor matic“. Meskipun salah satu unsurnya dihilangkan menjadi “Elsa mengendarai motor“, maka maknanya tidak akan mengalami perubahan.
Baca Juga | 7+ Situs Perpustakaan Online Bagi Pelajar Dan Mahasiswa
3. Frasa Koordinatif
Frasa koordinatif merupakan frasa yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama atau sederajat. Karena bentuknya yang sederajat, maka frasa ini dapat dihubungkan dengan konjungsi koordinatif tunggal seperti dan, atau, tetapi, maupun, dan lain-lain.
Sebagai contoh, frasa ‘panjang pendek’ dapat diselipkan konjungsi koordinatif menjadi ‘panjang dan pendek’ serta ‘panjang maupun pendek’.
Baca Juga | Cara Membuat Hyperlink Di PowerPoint Dengan Mudah
4. Frasa Subordinatif
Frasa subordinatif merupakan frasa yang unsur-unsurnya tidak mempunyai kedudukan yang setara. Hal ini mengakibatkan di antara unsur-unsur itu tidak dapat saling menggantikan dan tidak dapat disisipkan kata.
Sebagai contoh frasa ‘laut luas’ tidak dapat dipisahkan menjadi ‘laut atau luas’ ataupun ‘laut dan luas’. Unsur keduanya tidak dapat dipisahkan.
Baca Juga | Yuk, Ketahui Jenis-Jenis Tulisan
5. Frasa Apositif
Frasa apositif merupakan frasa yang salah satu unsurnya sebagai keterangan. Namun, keterangan itu dapat mengganti kedudukan yang diterangkannya.
Misalnya, frasa ‘guru baru’ pada kalimat “Pak Ahmad guru baru di sekolah kami”. Frasa ‘guru baru’ tersebut berfungsi untuk menjelaskan identitas Pak Ahmad.
Itu dia pembahasan seputar frasa, mulai dari pengertiannya hingga contoh-contohnya. Mengenal semua jenis-jenis frasa akan memudahkanmu dalam menyusun kalimat yang lebih sempurna, lho. Selamat belajar!
Baca juga | 30 Contoh Frasa Adjektiva beserta Pengertian dan Jenisnya