Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil, kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi di permukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit. Dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.
Berdasarkan sumber buku Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya (2007). Berikut adalah penjelasan mengenai masalah dan topik penelitian kualitatif. Simak dibawah ini, ya!
Baca Juga : Pendekatan Riset Kualitatif Khalayak, Beserta Penjelasannya
Tingkat Unit Analisis Masalah Kualitatif
Masalah penelitian memiliki tingkat analisis yang berbeda. Mulai dari tingkat individu, kelompok, masyarakat, sampai dengan tingkat institusi sosial. Ritzer mengatakan ada dua kontinum realitas sosial, yaitu kontinum makroskopik-mikroskopik dan kontinum objektif-subjektif. Dua realitas sosial inilah yang menjadi unit-unit analisis dalam penelitian kualitatif.
Dalam konteks mikro-makro, unit analisis masalah kualitatif terdiri dari tingkat yang sangat mikro. Yaitu pikiran dan tindakan individu, sampai dengan konteks yang paling makro, yaitu sistem dunia. Namun secara metodologis, konteks mikroskopik adalah yang paling kualitatif. Sedangkan konteks makroskopik semakin sulit dianalisis secara kualitatif.
Pandangan-pandangan induktif yang mendasari analisis kualitatif. Memungkinkan konteks mikroskopik lebih mudah dianalisis secara kualitatif. Sementara masalah-masalah masyarakat secara luas dan sistem dunia yang lebih makroskopik. Semakin sulit dianalisis secara kualitatif.
Pertimbangan Memilih Masalah
Sebagaimana juga dalam penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif juga peneliti meneliti beberapa pertimbangan. Hal ini ditujukan untuk menentukan apakah topik dan masalah penelitian tertentu. Apakah dapat diangkat sebagai masalah yang harus diteliti atau tidak. Sebagaimana yang pernah dijelaskan pada karya penulis lainnya.
Dalam buku Metodologi Penelitian Kuantitatif (2006). Penulis menjelaskan ada dua pertimbangan bagi peneliti dalam memutuskan suatu masalah untuk dijadikan masalah yang akan diteliti. Dua pertimbangan itu adalah pertimbangan objektif dan pertimbangan subjektif. Kedua pertimbangan ini harus dijawab dengan saksama untuk menghasilkan kualitas masalah yang layak diteliti.
1. Pertimbangan Objektif
Dimaksud dengan pertimbangan objektif adalah pertimbangan berdasarkan kondisi masalah itu sendiri. Layak atau tidak layak suatu masalah diteliti yang didasarkan pada kualitas masalah dan dapatnya masalah dikonseptualisasikan. Pada dasarnya peneliti melihat dan dapat mempertimbangkan apakah suatu masalah memiliki kualitas tertentu atau tidak untuk dapat diteliti.
Kemudian apakah masalah tersebut dapat dikonseptualisasikan atau tidak. Sehingga memudahkan mendesain instrumen penelitian. Suatu masalah dikatakan berkualitas apabila masalah tersebut memiliki:
- Nilai penemuan yang tinggi.
- Masalah tersebut adalah masalah yang saat ini sedang dirasakan oleh kebanyakan orang. Paling tidak beberapa kelompok masyarakat tertentu merasakan adanya masalah tersebut.
- Bisa jadi penelitian terhadap suatu masalah bukan merupakan pengulangan. Terhadap penelitian sebelumnya oleh orang lain.
- Masalah yang akan diteliti tersebut mempunyai referensi teoritis yang jelas. Hal ini semua adalah pertimbangan-pertimbangan objektif bahwa suatu masalah layak diteliti.
- Selain itu, masalah penelitian dikatakan dapat dikonseptualisasikan.
Apabila masalah tersebut dapat menjawab pertanyaan di bawah ini:
- Apakah masalah itu memiliki batasan-batasan yang jelas ?
- Bagaimana bobot dimensi operasional dari masalah itu ?
- Lalu, apakah masalah penelitian itu dapat dihipotesiskan seandainya diuji nanti ?
- Kemudian, apakah masalah penelitian memiliki sumber data yang jelas seandainya diteliti ?
- Selanjutnya apakah masalah itu dapat diukur sehingga dapat didesain alat ukur yang jelas ?
2. Pertimbangan Subjektif
Merupakan pertimbangan berkisar tentang kredibilitas (calon) peneliti terhadap apa yang akan ditelitinya. Karena itu suatu masalah dipertanyakan:
- Pertama, apakah masalah itu benar-benar sesuai dengan minat peneliti atau tidak ?
- Kedua, keahlian dan disiplin ilmu peneliti berkesesuaian dengan masalah tersebut atau tidak ?
- Ketiga, peneliti memiliki kemampuan penguasaan teoritik yang memadai atau tidak mengenai masalah tersebut ?
- Keempat, cukup banyak atau tidak hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang masalah tersebut ?
- Kelima, apakah cukup waktu apabila penelitian terhadap masalah tersebut dilakukan ?
- Keenam, apakah biaya pendukung untuk meneliti masalah tersebut dapat disediakan oleh peneliti atau tidak ?
- Ketujuh, apakah alasan-alasan politik dan situasional masyarakat (pemerintah) menyambut baik masalah tersebut atau tidak apabila penelitian dilakukan.
Seperti juga pada pertimbangan objektif, maka apabila pertanyaan-pertanyaan subjektif ini telah dijawab dengan baik. Maka itu berarti secara subjektif suatu masalah dapat dipilih sebagai masalah penelitian. Pada suatu persiapan penelitian, apabila dua pertimbangan di atas objektif, dan subjektif telah terjawab dengan baik. Dengan demikian peneliti atau calon peneliti telah memiliki alasan dan pertimbangan yang jelas untuk memilih atau menolak masalah tersebut. Apabila jawaban terhadap dua pertimbangan itu cenderung ke arah positif. Maka sesungguhnya masalah penelitian itu sudah dapat diterima. Kecuali, apabila jawaban terhadap kedua pertimbangan itu mengarah ke arah negatif. Alhasil sudah seharusnya masalah itu di pertimbangkan untuk tidak dipilih untuk diteliti.
Sumber Topik dan Masalah Penelitian, serta Kesulitan yang dihadapi
Sama saja dengan penelitian kuantitatif. Bahwa masalah penelitian kualitatif bisa didapatkan dari berbagai sumber. Apabila suatu penelitian itu bukan penelitian pesanan. Alhasil topik atau masalah selalu dihadapkan dengan masalah eksplorasi terhadap sumber topik atau masalah penelitian. Eksplorasi terhadap sumber-sumber inspirasi. Memungkinkan peneliti atau calon peneliti memperoleh gagasan yang segar tentang topik dan masalah penelitian.
Sebenarnya sumber topik dan masalah penelitian kualitatif bertebaran dimana-mana. Terutama di lingkungan peneliti sendiri. Eksplorasi terhadap sumber topik dan masalah penelitian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Semakin banyak orang membaca lingkungannya, semakin banyak dan mudah pula dia menemukan topik-topik penelitian. Lingkungan sebenarnya memberi peluang yang amat sangat luas bagi kegiatan eksplorasi ini. Selain itu, lingkungan adalah sumber aspurasi manusia untuk berkarya. Kemudian dari lingkungan pula seseorang menemukan dirinya.
Secara umum, dalam penelitian kualitatif. Kemampuan peneliti untuk menulus menjadi persoalan utama dalam penelitian. Peneliti kualitatif bukan persoalan riset semata. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana peneliti membangun sebuah tulisan. Dengan kata lain, sebuah laporan penelitian yang menarik untuk dibaca orang lain. Jadi, penelitian dan kemampuan menulis merupakan dua sisi yang tak terpisahkan dalam penelitian kualitatif.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai masalah dan topik penelitian kualitatif. Bagaimana pendapatmu?. Jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Baca Juga : Definisi, Bentuk dan Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility)
Leave a Reply