Malaria merupakan salah satu penyakit yang paling umum di Indonesia. Penyakit menular ini terutama disebabkan oleh penyebaran parasit Plasmodium. Penyebaran malaria juga disebabkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut.
Hal ini sebenarnya tidak ditularkan dari orang ke orang secara langsung. Namun, harus tetap waspada. Pasalnya, satu gigitan nyamuk saja bisa langsung menularkan penyakit malaria kepada seseorang.
Pada tahun 1950, penyakit malaria mewabah di Indonesia dan merenggut banyak korban jiwa. Situasi tersebut membuat pemerintah kemudian mengambil tindakan pencegahan dan beragam upaya untuk membasmi malaria.
Dimulai dengan pembentukan Dinas Pembasmian Malaria hingga penyemprotan massal insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) ke seluruh rumah di wilayah Jawa, Bali, dan Lampung. Pada tanggal 12 November 1959, Presiden Soekarno juga turut berpartisipasi melakukan penyemprotan secara simbolis di Desa Kalasan, Yogyakarta dan mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Pembasmian malaria perlahan mulai berhasil dicegah setelah lima tahun menjalankan berbagai upaya tersebut. Dari situlah, 12 November ditetapkan menjadi peringatan Hari Kesehatan Nasional karena disebut sebagai titik awal dimana seluruh komponen negara saling gotong royong untuk pembangunan kesehatan. Sahabat sehat, yuk kita mengenal penyakit malaria dari pengertian hingga cara pengobatannya agar dapat mencegah penyakit tersebut sedini mungkin.
Menurut data yang diterbitkan oleh WHO, setidaknya 214 juta kasus baru malaria didiagnosis di seluruh dunia pada tahun 2015, dan 438.000 diantaranya mengakibatkan hilangnya nyawa. Nah, pada 2014, prevalensi penyakit ini di Indonesia mencapai 6 persen, dengan lima provinsi tertinggi: Papua, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Bagaimana cara penularan malaria?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebab utama penyakit malaria adalah Plasmodium. Meski banyak jenis parasit ini, hanya ada lima yang menyebabkan penyakit malaria. Secara khusus terdapat dua jenis parasit Plasmodium di Indonesia, yaitu Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Pada malam hari, nyamuk yang terinfeksi parasit ini bersirkulasi dan menggigit lebih banyak. Saat nyamuk menggigit seseorang, parasit tersebut langsung masuk ke aliran darah. Selain nyamuk, parasit ini juga bisa menyebar melalui transfusi darah atau jarum suntik bersama.
Beberapa gejala yang timbul setelah parasit bersirkulasi dalam darah adalah sakit kepala, demam tinggi, berkeringat, menggigil dan nyeri otot, bahkan muntah dan diare. Namun, jika tidak segera diobati, dapat berdampak negatif pada pernapasan dan menyebabkan kegagalan organ.
Bagaimana gejala yang terlihat dari penderita malaria?
Gejala malaria mulai muncul setidaknya dalam kurun waktu 10 hingga 15 hari setelah tergigit nyamuk. Berikut beberapa gejala malaria :
- Demam
- Menggigil
- Sakit kepala
- Berkeringat banyak
- Lemas
- Pegal linu
- Gejala anemia atau kurang darah
- Mual atau muntah
Diagnosa Malaria
Penanganan dimulai dengan diagnosa malaria melalui pemeriksaan fisik dan tes diagnostic cepat (RDT – Rapid Diagnostic Test). RDT ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan dan jenis parasit yang ada di tubuh sehingga menyebabkan malaria.
Hasil dari RDT ini juga sangat penting untuk menentukan jenis pengobatan anti malaria yang akan diberikan kepada penderita. Selain RDT, terdapat pula pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini terdiri dari dua jenis yaitu pemeriksaan tetes tipis apusan darah dan pemeriksaan tetes tebal hapusan darah.
Pemeriksaan tetes tebal hapusan darah digunakan untuk mendeteksi Plasmodium sedangkan pemeriksaan tetes tipis hapusan darah digunakan untuk menentukan spesies penyebab serta kepadatan parasit. Kelebihan dari pemeriksaan ini adalah memantau efikasi terapi dan alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan sederhana sehingga biaya pemeriksaan murah.
Pengobatan malaria
Pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan gejala, dan kondisi pasien. Untuk pengobatan jenis malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax yang tergolong ringan, penderita akan diberikan obat rawat jalan berupa ACT atau obat chloroquine. Selain itu untuk mencegah kambuhnya malaria jenis ini, ditambahkan juga obat primaquine.
Sedangkan untuk jenis malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum dengan derajat gejala sedang, penderita akan dirawat di ruang non ICU rumah sakit. Bagi penderita dengan derajat gejala berat, penderita akan dirawat di ICU (Intensive Care Unit) dan diberikan obat melalui suntikan selama 24 jam pertama.
Apabila sahabat sehat hendak berkunjung ke daerah endemi penyakit ini seperti di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencegah malaria. Obat tersebut harus diminum selama 4 hingga 8 minggu. Diminum seminggu sebelum pergi ke daerah tersebut sampai 4 minggu setelah pulang. Obat diminum setiap hari dan pada jam yang sama.
Bagaimana cara mencegah penularan malaria?
Sebelum hal-hal tersebut terjadi, ada baiknya melakukan pencegahan sekarang. Beberapa dari mereka adalah:
- Pakai obat nyamuk. Gunakan obat nyamuk. Gunakan selimut yang menutupi seluruh tubuh Anda.
- Gunakan kelambu saat tidur.
- Larutkan bubuk abate di bak mandi.
- Rajin membersihkan dan mengosongkan bak mandi.
- Hindari genangan air. Kabut secara teratur.
Nah, beberapa hal ini harus Anda lakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Namun, jika Anda mulai mengalami gejala-gejala tersebut, jangan ragu untuk segera mendiskusikannya dengan dokter.
Reference: : https://www.halodoc.com/artikel/cara-penularan-malaria-dan-pencegahannya-yang-perlu-diwaspadai
Ditulis Oleh ELSHA ERIADISVI (Mahasiswa Peserta Studi Independen Batch 4)
Leave a Reply