1. Filtrasi mana data yang ada di dalam CV
Hal yang pertama juga utama dalam sebuah CV ialah memahami apa-apa saja yang boleh bahkan harus ada di dalam CV dan apa-apa yang dilarang keras untuk ada di CV, ya. Yang mana dalam sebuah CV ada sejumlah komponen informasi yang ditunjukan, nih. Dimana informasi tersebut harus tersusun efektif dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan HRD. Secara umum, ini dia hal yang harus kamu tulis dalam CV lamaran kerja :
- Identitas
Untuk lamaran pekerjaan secara umum, cukup sampaikan nama lengkap dan alamat. Tidak perlu menyampaikan informasi data diri yang berlebihan atau bertele-tele. Kamu harus paham betul perusahaan macam apa yang sedang kamu lamar. Hal tersebut karena ada hal-hal sepele yang jadi nilai plus saat kamu sebutkan di CV tapi di sisi lain juga bisa jadi penyerangmu. Misalnya saja kamu melamar bagian resepsionis, maka tentu saja fisik menjadi salah satu faktor penunjang. Jadi dalam contoh kasus tersebut wajar saja apabila kamu mencantumkan Tinggi dan berat badanmu. Namun, lain halnya saat kamu melamar dibagian produksi, tentu saja tinggi dan berat badan ialah data yang sia-sia untuk kamu cantumkan dalam CV.
- Kontak
Aalasan sederhana dari menyantumkan kontak dalam CV ialah, bagaimana HRD bisa mesepon lamaran kerjamu kalau tak ada kontak yang bisa dihubungi? Maka dari itu, jangan lupa tuliskan nomor HP aktif yang bisa menerima telepon, ya. Tuliskan juga alamat email yang bisa kamu akses. Usahakan nama emailnya tampak profesional. Kamu bisa juga menyampaikan akun social media yang aktif digunakan. Terlebih lagi jika pekerjaan yang kamu lamar berhubungan dengan dunia digital.
- Informasi Pendidikan
Sekali lagi kamu harus pantai memfilter data mana yang ada dan tak boleh ada di dalam CV. Atas dasar itu, maka urusan data pendidikan kamu cukup menuliskan pendidikan terakhir saja berikut jurusan dan IPKnya, ya. Mengapa demikian? Tentu saja secara rasional bahwa kamu tak akan bisa ada di jenjang pendidikan sekarang tanpa jenjang terdahulunya.
Yang mana artinya saat kamu menulis lulusan sarjana, maka otomatis kamu telah lulus SD hingga SMA. Tak hanya alasan sederhana itu, mencamtumkan riwayat pendidikan dengan lengkap sejak SD, hanya akan memberikan data yang sia-sia, lho. Mengapa demikian? Tentu saja secara rasional apa sih peran penting ilmu yang kamu dapat saat SD dengan pekerjaan yang kamu lamar? Tentu ilmu yang paling linear dengan lamaran pekerjaanmu ialah ada di jenjang pendidikan terkahir bukan? Iya pastinya.
Selain itu nih, mencantumkan pendidikan formal, kamu juga bisa menuliskan kursus yang pernah kamu ikuti. Hal tersebut bisa meningkatkan nilai CV mu di mata HRD. Jika ada banyak kursus yang kamu lakukan, pilih yang relevan atau beberapa kursus yang terakhir kamu ikuti.
- Informasi Lain
Beberapa informasi lain yang bisa dituliskan untuk membuat CV lebih menarik misalnya: kontak referensi dari tempat kerja sebelumnya, pengalaman organisasi, interest/hobi yang relevan dengan pekerjaan, prestasi kerja, dan lain-lain. Jika memang tidak ada yang relevan, lebih baik tidak usah dicantumkan.
2. Jangan isi CV dengan hal klise
Mungkin saat menulis isi CV kamu berniat untuk melakukan branding atas dirimu, tapi jangan sampai over pencitraan sampai jatuhnya jadi sekadar klise. Misalnya saja ada 10 kata yang dibenci oleh HRD yang selalu ada dalam CV untuk menonjolkan diri tanpa disertai bukti nyata :
- Terbaik
- Memiliki motivasi tinggi
- Berdedikasi
- Terbukti
- Dapat diandalkan
- Memiliki semangat tinggi
- Sangat baik Antusias
- Pekerja keras
- Hebat
Daripada menggunakan kata-kata sifat seperti di atas untuk mendeskripsikan keterampilan dan etika kerjamu, dalam CV, lebih baik kanmu memberikan contoh nyata pencapaian dan prestasi. Jangan hanya menggunakan kata sifat yang terdengar klise, tapi ganti dengan menggunakan contoh nyata, maka otomatis kamu berpeluang jadi kandidat yang lebih menarik dan layak dijadikan pegawai, lho!
3. Tonjolkan kelebihanmu yang linear dengan pekerjaan
Semakin meyakinkan informasi mengenai skill, pengalaman kerja, dan prestasi kerja yang kamu miliki, HRD akan semakin tertarik untuk merekrutmu. Jika pengalaman kerjamu belum terlalu banyak, atau belum ada sama sekali, kamu bisa menonjokan skill. Ikut sejumlah kursus adalah salah satu cara meningkatkan skill, nih.
Eits tapi perlu dicatat baik-baik nih, yang bisa kamu masukkan ke dalam CV ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan skill, prestasi, hingga pengalaman kerja yang linear dengan pekerjaan yang tengah kamu lamar, ya. Jangan sampai kamu melamar pekerjaan A tapi menunjukkan pengalaman kerja Z yang tidak ada hubungannya sama sekali.
4. Memilih desain CV yang tepat
Sebelum melihat isinya, seorang HRD pasti melihat penampakan dari CV terlebih dahulu. Maka dari itu desain jadi hal penting yang harus kamu perhatikan juga. Yang mana perhatikan komposisi warnanya, jangan terlalu banyak menggunakan warna. Pilih warna yang tidak terlalu mencolok. Pastikan juga warna yang kamu gunakan tetap membuat tulisan mudah terbaca, ya. Kemudian pilihan font juga wajib kamu perhatikan, dimana pilih font yang tampak elegan dan pastinya tetap mudah untuk terbaca.
Selain itu, kamu juga harus memahami tengah melamar pekerjaan di perusahaan mana dan seperti apa untuk menentukan desain CV yang tepat. Yang mana kalau kamu melamar di perusahaan yang berbau kreativitas, maka bukan desain cv semenarik mungkin seperti dengan perpaduan warna background CV yang senada nan cantik. Namun, kalau kamu mendaftar diperusahaan besar yang pelamarnya mencapai ribuan bahkan puluhan ribu orang, maka secara rasional HRD tak ada membaca satu-satu CV yang masuk secara manual. Yang mana bisa jadi perusahaan itu sudah menerapkan sistem ATS untuk semua CV yang masuk untuk dilakukan screening dan yang lolos baru akan direview lebih lanjut secara manual oleh HRD.
Baca juga :
13 Contoh Deskripsi Tentang Diri Sendiri Di CV, Menarik Dan Disukai Rekruter
Membuat Sebuah CV Apakah Harus Mencantumkan Hobi?
Leave a Reply