Di awal riset media, efek media difokuskan pada upaya mempengaruhi khalayak. Tujuannya agar khalayak mengikuti dan bertindak sesuai dengan pembuat pesan. Dalam hal ini, efek tidak sekedar berbicara hal yang umum saja. Seperti bagaimana tingkat usia, jenis kelamin, latar belakang sosial. Maupun ciri-ciri yang melekat pada individu semata.
Dalam tatanan makro, efek media juga mempengaruhi komunitas maupun masyarakat lebih luas. Bahkan efek media bisa melampaui batasan geografis, dan juga demografis. Berdasarkan sumber buku Teori dan Riset Khalayak Media (2019). Berikut adalah penjelasan mengenai efek media terhadap masyarakat. Simak dibawah ini, ya!
Efek Media Terhadap Masyarakat
Media efek merupakan fokus terbesar dari berbagai riset tentang khalayak dan hubungannya dengan media dalam disiplin komunikasi massa. Pertanyaan besar maupun hasil dari riset yang dilakukan yaitu pada bagaimana khalayak dipengaruhi oleh media. Dalam pengertian umum, termasuk para cendekia komunikasi. Umumnya pertanyaan utama dalam riset yang dilakukan pada efek apa yang dilakukan media terhadap khalayak. Bagaimanapun juga hal ini memberikan dugaan. Bahwa kekuatan media dalam menangkap dan membiarkan emosi, pikiran serta perilaku publik secara umum. Baik dalam konteks ketakutan dan kegelisahan maupun sebaliknya sebagai harapan dan kegembiraan yang juga menjadi perhatian media.
Namun, penyebutan efek media lebih cenderung pada pengaruh yang melanda individu. Bagi Straubhaar, Larose, & Davenport (2012). Penggunaan istilah pengaruh media atau media impacts merujuk bagaimana relasi yang kompleks dari terpaan media terhadap masyarakat.
Berbagai teori soal pengaruh media terhadap masyarakat, bisa dilihat dalam berbagai teori. Seperti Teori Hypodermic Needle, Teori Cultivation, maupun Priming.
- Baca Juga : 10 Teori Komunikasi Massa Menurut Para Ahli
- Baca Juga : Gagasan Priming dan Framing Media Massa dalam Opini Publik
Efek Orang Ketiga
Teori efek orang ketiga atau third-person effects (TPE) theory. Menjadi salah satu konsep penting untuk melihat bahwa efek bisa saja terjadi pada orang-orang di luar diri kita sendiri. Kemudian media dipercayai memberikan efek kepada masyarakat dan peristiwa-peristiwa kekerasan. Misalnya, yang terjadi di lingkungan sekitar merupakan dampak negatif dari efek tersebut.
Menurut Richard M. Perloff (2002). Bahwa (1) persepsi seseorang menganggap bahwa komunikasi lebih mempengaruhi orang lain dibanding dengan dirinya sendiri. Dan (2) komponen perilaku menunjukkan bahwa adanya ekspektasi masyarakat akan dampak media. Terhadap orang lain membuat masyarakat bertindak. Kemungkinan besar tindakan tersebut berdasarkan asumsi untuk menghindari efek yang mungkin bisa saja muncul.
Third-Person Effects atau efek orang ketiga merupakan teori yang menjelaskan bahwa pengaruh media tidak terjadi pada khalayak yang menggunakan media. Teori ini percaya bahwa media memberikan pengaruh atau dampak yang luar biasa terhadap masyarakat. Khalayak kemudian percaya bahwa ada dampak terhadap orang lain. Serta kasus-kasus kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat. Kemudian hal itu, dianggap sebagai kontribusi negatif dari (konten) media yang mampu mengubah perilaku dan kebiasaan seseorang.
Seiring waktu, proporsi yang substansial dari semua kelompok mengubah atribusi mereka terhadap efek media. Mereka yang kepercayaan tidak terkonfirmasi. Tampaknya akan menyalahkan media atas kesalahan penilaian mereka dan mengurangi kepercayaan terhadap berita. Bagi mereka yang tidak percaya akan prediksi dari efek berita tersebut kemudian memberi peringkat kepercayaan yang lebih tinggi pada berita tersebut. Dengan demikian, ilusi berubah sesuai dengan perubahan situasional (Atwood, 1994: 278).
Efek Peniruan
Besarnya pengaruh media dalam memberikan efek juga dilihat dalam sebuah Teori Copycat Effect. Atau yang juga sering disebut sebagai contagion effect atau mutation effect. Yaitu kekuatan yang dimiliki media untuk mempengaruhi audiens dan membuat “epidemik”. Karena informasi yang didapatkan di media. Konten media dianggap memberikan semacam contoh dan “panduan” kepada khalayak. Untuk melakukan apa yang dideskripsikan atau menjadi penyulut ide bagi khalayak.
Dalam teori ini mengungkapkan bahwa media dengan jangkauan kepada publik yang lebih luas. Dapat memberikan efek tiruan kepada audiens. Walau dalam beberapa diskursus terjadi perdebatan serius. Mengenai apakah media merupakan alasan satu-satunya yang mendasari seseorang melakukan perbuatan. Baik itu positif maupun negatif.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai efek media terhadap masyarakat. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu. Jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Leave a Reply