Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti membutuhkan metode pengumpulan data untuk mendapatkan data sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan. Salah satu metode pengumpulan data yang umum sering dijumpai adalah metode observasi. Sederhananya observasi adalah kegiatan mengamati suatu objek untuk memperoleh suatu informasi. Metode observasi ini terbagi kedalam tiga bentuk yaitu, observasi partisipasi, observasi tidak berstruktur, dan observasi kelompok tidak berstruktur.
Kemudian, dalam pelaksanaan observasi, peneliti memerlukan alat bantu agar dapat mengumpulkan data penelitian yang valid. Berikut di bawah ini adalah penjelasan mengenai alat bantu yang digunakan peneliti saat melakukan observasi. Simak yuk!
Baca juga : Pengertian dan Implementasi Analisis SWOT pada Perusahaan
Alat Bantu Observasi dalam Penelitian
Untuk meningkatkan validitas hasil pengamatan diperlukan beberapa alat bantu. Antara lain kamera, tape recorder, maupun pembantu atau penerjemah. Kamera digunakan untuk membantu pengamat dalam merekam kejadian dalam bentuk gambar. Begitu pula dengan tape recorder, selain dipakai sebagai alat bantu interview. Alat ini juga membantu pengamat mengingat apa yang seharusnya didengar pada saat observasi berlangsung. Dengan menggunakan tape recorder, pengamat hanya mengkonsentrasikan pengamatannya pada hal-hal yang lebih membutuhkan penglihatan.
Pengamat juga dalam melaksanakan pengamatan dapat menggunakan pembantu atau orang lain. Untuk bersama-sama mengamati suatu objek pengamatan. Menggunakan pembantu dalam pengamatan terkadang lebih baik ketimbang harus menggunakan alat bantu lain. Dengan menggunakan pembantu, berarti pengamat dapat berdiskusi tentang objek pengamatan. Manakala muncul kesulitan atau problem yang membutuhkan pemecahan bersama. Penggunaan pembantu dalam observasi lebih jauh disebut sebagai pengamatan berkelompok.
Baca juga : Persiapan sebelum Pengumpulan Data Penelitian
Permasalahan yang Muncul dalam Menggunakan Alat Bantu Pengamatan
Permasalahan sesungguhnya dalam memakai alat bantu pengamatan adalah. Bagaimana alat pembantu atau pembantu tersebut berfungsi sebagaimana diharapkan. Tanpa mengganggu objek pengamatan. Ada beberapa kesulitan spesifik dalam hal ini, yaitu:
- Apakah alat bantu pengamatan berfungsi dengan sebaik-baiknya?. Kerusakan alat bantu akan merepotkan pengamat dalam tugasnya.
- Apakah penggunaan alat bantu berpengaruh terhadap kemungkinan perubahan tingkah laku objek pengamatan atau tidak?. Apabila alat bantu dimungkinkan mengubah sikap. Maka penggunaan alat bantu terpaksa tidak dapat dilakukan.
- Dan apakah penggunaan pembantu lebih efektif atau justru merusak situasi pengamatan?. Hal ini perlu dipertimbangkan karena pembantu yang tidak mengetahui dasar-dasar observasi. Justru menyulitkan pengamat dengan sikap mereka yang mengganggu objek pengamatan. Umpamanya, pembantu tersebut adalah anak kecil, orang cerewet. Atau bahkan orang yang dibenci atau amat disenangi oleh objek pengamatan.
Melihat kesulitan di atas, maka seharusnya penggunaan alat bantu harus diseleksi sedemikian rupa, baik kualitas maupun teknis penggunaannya. Sehingga secara teknis-mekanik alat-alat tersebut tidak merugikan pengamat. Selanjutnya penggunaan alat bantu itu membutuhkan pemilihan waktu dan situasi yang tepat. Serta bila memungkinkan dibutuhkan “siasat” dalam penggunaan alat-alat tersebut. Dengan maksud agar alat bantu dapat bekerja tanpa harus mengganggu objek pengamatan. Adapun harus menggunakan pembantu. Hal ini lebih baik mempertimbangkan kemampuan pembantu tersebut sebelum menentukan dia dipakai atau tidak.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai alat bantu observasi dalam penelitian. Semoga artikel ini bermanfaat, dan jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Baca juga : Kesulitan Umum pada saat Peneliti Melakukan Observasi
Leave a Reply