Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah investasi. Setiap instrumen investasi, baik pasar modal, deposit, reksadana, logam mulia, dan banyak lainnya memiliki kebijakan dan aturannya tersendiri. Para investor harus benar-benar memahami cara kerja instrumen investasi yang hendak dipilih guna memaksimalkan hasil investasi. Tentu saja tidak ada satu pun investor di dunia ini yang hobi merugi. Oleh karena itu, investor juga wajib mengetahui berbagai istilah yang digunakan dalam bahasa investasi. Misalnya, istilah volatilitas yang mungkin amat sering kamu temui tetapi tidak menyadari seberapa penting itu. Padahal, volatilitas adalah salah satu unsur yang bisa digunakan untuk menentukan peluang profit investasi. Jika kamu ingin memulai investasi, jangan sampai kamu melupakan satu unsur penting ini. Yuk simak ulasan berikut!
Pengertian Volatilitas
Volatilitas adalah ukuran perubahan statistik suatu harga sekuritas dalam periode tertentu. Istilah ini sangat umum dalam dunia investasi. Sebutan lain volatilitas adalah market mood karena dinamika tingkat volatilitas dapat memengaruhi pergerakan harga di pasar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin cepat pergerakannya. Volatilitas juga dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkirakan resiko dan peluang, meskipun bukan patokan pasti. Misalkan, volatilitas saham yang merupakan hasil perhitungan deviasi standar tahunan untuk memperkirakan risiko saham pada periode berikutnya. Adanya perbedaan jumlah transaksi menyebabkan terjadinya perubahan harga saham dalam waktu singkat. Bagi investor atau trader yang menginginkan keuntungan dalam waktu singkat, saham dengan volatilitas tinggi adalah jawabannya. Saham volatilitas tinggi lebih berpotensi untuk naik, namun risikonya juga tinggi.
Baca juga: Yuk, Kenali Saham beserta Contohnya!
Penyebab Terjadinya Volatilitas
Penyebab-penyebab terjadinya volatilitas adalah sebagai berikut.
1. Faktor Sektor dan Industri
Apabila peraturan pemerintah menjadi semakin ketat terhadap industri tertentu, saat itulah harga saham berpotensi untuk jatuh. Hal ini dikarenakan perusahaan harus meningkatkan kepatuhan hingga harus mengeluarkan biaya berdasarkan ketentu tersebut. Kondisi ini kemudian akan berimbas pada pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Selain itu, kegiatan pengumuman dari industri sekuritas juga menjadi faktor penyebab volatilitas, seperti laporan pertemuan tahunan, penundaan atau pembatasan trading, insider trading, dan lainnya.
2. Faktor Ekonomi dan Politik
Pemerintah adalah otoritas yang berwenang untuk menerbitkan peraturan perundang-undangan, kebijakan, maupun perjanjian perdagangan yang pastinya akan berdampak pada kegiatan sektor ekonomi negara termasuk volatilitas. Bukan hanya kebijakan, fenomena politik lainnya juga ikut berkontribusi menyebabkan terjadinya volatilitas, seperti isu hak asasi manusia, pelaksanaan pemilu, isu lingkungan hidup, dan lain-lain. Dari sektor ekonomi tersendiri, beberapa hal yang dapat memengaruhi volatilitas adalah inflasi, kemampuan belanja konsumen, perubahan kurs valas, perubahan suku bunga tahunan, dan sebagainya.
3. Kinerja Perusahaan
Volatilitas juga dapat terjadi karena ulah perusahaan sendiri. Kinerja yang baik bisa menumbuhkan kepercayaan investor sehingga akan lebih banyak yang membeli saham perusahaan. Dengan begitu, harganya pun semakin meningkat. Berlaku pula sebaliknya, apabila kinerja perusahaan buruk maka semakin banyak yang menarik modalnya dari perusahaan. Akibatnya, harga saham akan semakin jatuh.
4. Pengumuman Kerja Sama
Penyebab lain terjadinya volatilitas adalah pengumuman kerja sama. Kerja sama ini dapat berupa, merger atau penggabungan, akuisisi, ataupun diversifikasi yang membawa pengaruh terhadap jumlah kekayaan perusahaan. Investor mampu menilai kerja sama tersebut akan menguntungkan atau justru sebaliknya.
Baca juga: Investasi: Pengertian, Tujuan, dan Manfaatnya
Jenis-jenis Volatilitas
1. Volatilitas Saham
Volatilitas saham adalah jenis volatilitas yang dapat dilihat dari hasil pengukuran beta. Harga saham dengan beta kurang dari 1.0 akan sulit mengalami perubahan harga, sedangkan yang memiliki beta lebih 1.0, harganya kurang stabil. Pengukuran ini berguna untuk menentukan seberapa berisiko suatu saham.
2. Volatilitas Harga
Volatilitas harga adalah gejolak yang dipengaruhi oleh tiga faktor yang bekerja dengan mengubah penawaran dan permintaan.
- Musim: misalkan price list hotel di pinggir pantai akan mengalami kenaikan pada musim kemarau dibanding musim hujan.
- Cuaca: misalkan sektor pertanian, cuaca ekstrim akan memengaruhi hasil panen yang kemudian berimbas pada harga jual.
- Emosi: emosi investor atau trader dapat terjadi akibat situasi konflik, politik, dan sebagainya yang dikhawatirkan akan memengaruhi harga suatu komoditas.
3. Volatilitas Pasar
Volatilitas pasar adalah tingkat perubahan harga pasar dalam berbagai sektor, termasuk pasar saham, komoditas, dan valuta asing. Peningkatan volatilitas pasar menandakan bahwa kondisi sedang berada di dasar atau puncak pasar sudah dekat. Menghadapi kondisi seperti ini, investor biasanya akan membuat keputusan menurut strategi investasi mereka sendiri.
4. Volatilitas Historis
Volatilitas historis mengacu pada banyaknya volatilitas suatu efek dalam satu tahun terakhir. Jenis volatilitas ini menunjukkan variasi harga saham selama satu tahun terakhir. Misalkan, saham dengan volatilitas tinggi mengalami banyak variasi harga saham.
5. Volatilitas Tersirat
Volatilitas tersirat atau implied volatility memberikan gambaran seberapa besar volatilitas suatu saham di masa depan menurut para investor atau trader. Acuan yang dipakai oleh para investor atau trader untuk memprediksi tingkat volatilitas adalah tingkat penawaran dan permintaan saham tersebut.
Baca juga: Apa Itu Fintech? Berikut Jenis, Manfaat, dan Dasar Hukumnya
Pengaruh Volatilitas
Sesuai pembahasan di atas bahwa volatilitas adalah market mood. Semakin tinggi volatilitasnya, semakin cepat pula perubahan harga pasarnya. Oleh karena itu, volatilitas dikatakan dapat menjadi acuan untuk mengukur peluang di masa depan, khususnya peluang profit. Selengkapnya simak penjelasan berikut.
1. Profit Berbanding Lurus dengan Risiko
Sudahkah kamu tahu istilah high risk high return. Jikalau volatilitas tinggi maka peluang mendapat profit pun semakin besar akibat lonjakan harga dari penutup sebelumnya. Profit berbanding lurus dengan risiko, semakin tinggi profit semakin tinggi pula risiko.
2. Stop Loss
Setelah mengetahui profit dan risiko yang sebanding, investor atau trader dapat menggunakan stop loss pada tingkat lebih rendah dari target profit. Stop loss adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan batasan kerugian yang dialami oleh investor atau trader ketika melakukan jual beli saham.
3. Fundamental Memengaruhi Volatilitas
Dikarenakan volatilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, biasanya para pialang saham akan memberikan kalender ekonomi yang berisikan jadwal-jadwal tertentu, seperti jadwal rilis data dan event. Tindakan ini dapat membantu investor untuk memperkirakan profit investasi.
Baca juga: Cara Trading Saham bagi Pemula
Berakhir sudah ulasan singkat tentang volatilitas. Bagaimana? Bisakah kamu memahami ilmu investasi satu ini? Tidak hanya volatilitas, masih ada banyak istilah-istilah investasi yang perlu dipahami oleh investor maupun trader. Ditambah lagi dengan munculnya investasi aset digital yang kian merebak. Ingin tambah ilmu investasi aset digital dari expert-nya langsung? Wah, pas banget nih Vocasia punya workshop buat kamu yang ingin menggali lebih dalam rahasia kesuksesan trading dan berinvestasi aset digital. Spesial bulan penuh berkah, Vocasia juga punya harga berkah untuk kita semua. Cek kursusnya sekarang juga! Periode terbatas!
Baca juga: Apa itu Investasi Aset Digital?
Leave a Reply