Berkembangnya dunia digital kini membuat manusia melakukan hampir segala aktivitas secara online, bahkan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi di masa pandemi seperti sekarang ini yang mana aktivitas belajar, bekerja, belanja, hingga perbankan dilakukan secara digital. Era digital yang kian berkembang membuat informasi lebih mudah didapatkan khususnya di internet.
Sayangnya, dibalik kecanggihan internet tersebut, telah membuka banyak peluang penipuan yang memanfaatkan celah teknologi. Kini cara penipuan semakin beragam termasuk penipuan online atau umumnya disebut dengan scam.
Lalu, apa arti dari scam itu sendiri? Dan bagaimana cara menghindari kejahatan siber tersebut? Yuk, simak sampai akhir!
Baca Juga | Cybercrime: Pengertian, Jenis Dan Contoh
Apa itu scam?
Sebelum berkembangnya dunia digital, penipuan zaman dahulu dilakukan secara langsung. Komplotan penipu tersebut biasanya akan melakukan penipuan di jalan atau di tempat umum yang sibuk seperti restoran, mal, dan di keramaian yang tidak terkendali.
Namun, seiring kemajuan teknologi, penipuan bisa dilakukan di dunia digital yang biasa disebut scam. Scam adalah istilah yang menggambarkan modus penipuan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan material berupa uang atau sesuatu yang berharga milik orang lain. Meski tak hanya di dunia online, aktivitas scamming juga terjadi di dunia nyata dan terus akan menyasar orang-orang.
Kita tahu bahwa banyak sekali platform media sosial yang digunakan setiap harinya dan membuat kejahatan scamming semakin marak terjadi. Selain itu, beberapa pengguna media sosial juga terkadang ceroboh atau tidak aware dalam membagikan momennya di media sosial. Hal ini bisa dijadikan celah untuk scammer melancarkan aksinya.
Baca Juga | Apa Itu Carding? Waspadai Kejahatan Penipuan, Wajib Tahu!
Tanda-tanda scamming
Tak peduli siapa korban atau seberapa canggih skemanya, selalu ada cara yang bisa kamu lakukan untuk mengenali penipuan sebelum terlambat. Supaya terhindar dari penipuan ini, kamu perlu mengetahui tanda-tanda adanya indikasi penipuan di berbagai platform. Berikut beberapa tanda scamming yang perlu kamu ketahui:
1. Mengiming-imingi hadiah hingga menimbulkan rasa takut
Seorang scammer sering memanfaatkan perasaan kritikal dan emosional dalam diri manusia, seperti keserakahan atau ketakutan. Mereka biasanya menjanjikan calon korban hadiah luar biasa. Misalnya, tunjangan pemerintah yang besar atau cryptocurrency gratis.
Mereka juga melibatkan intimidasi, seperti ancaman untuk mengirim video korban yang menonton film porno ke seluruh kontak atau merusak reputasi situs web perusahaan mereka. Dalam kedua kasus tersebut, pelaku kejahatan siber mencoba untuk memangkas kemampuan korban untuk merespon secara rasional.
Baca Juga | Waspadai Investasi Bodong! Cari Tahu Ciri-Cirinya
2. Waktu yang sangat sempit dan instan
Apabila situasi yang melibatkan emosi dapat menyebabkan orang kehilangan untuk berpikir rasional, rasa terburu-buru pun demikian. Dalam hal ini, scammer mengeksploitasi perasaan tersebut, misalnya dengan menetapkan tenggat waktu yang ketat.
Jika sebuah pesan mengatakan kamu hanya memiliki beberapa hari, jam, atau menit untuk mengklaim hadiah atau pembelian barang sebelum terjual habis, itu mungkin penipuan.
Baca Juga | Mengenal Cracking: Kejahatan Siber Yang Berbahaya
3. Meminta sedikit biaya di awal
Trik lainnya setelah menggaet korban adalah meminta sedikit biaya atau istilah umumnya down payment (DP). Para scammers biasanya akan meminta korban untuk melakukan transfer demi keperluan verifikasi kartu atau pembayaran pendaftaran di beberapa database.
Tanpa itu, mereka bersikeras bahwa korban tak akan menerima hadiah yang dijanjikan. Selain mencuri uang, pelaku juga berpotensi mendapatkan informasi pribadi korban jika korban membagikan detail kartu kredit dengan penipu.
Baca Juga | Kenali Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), Contoh Dan Upaya Menyikapinya
Bagaimana cara menghindari scamming?
Sebenarnya cara menghindari scamming tidaklah sulit. Kuncinya adalah kamu tak boleh mudah percaya pada orang lain terlebih lagi di internet. Pasalnya semua orang dapat berpura-pura menjadi siapa saja dan kapan saja. Berikut adalah cara menghindarinya:
1. Jangan memberikan informasi sensitif
Informasi sensitif seperti rincian kartu kredit, tabungan, atau ATM tidak boleh sampai tersebar ke orang-orang, apalagi melalui internet. Scammer akan menguras habis semua uangmu jika hal ini masih kamu lakukan.
Baca Juga | Cybersecurity: Pengertian Hingga Ancamannya
2. Pastikan situs yang kamu kunjungi aman
Scamming dapat terjadi setelah kamu mengunjungi sebuah situs. Misalnya kamu baru saja melakukan login menggunakan email dan kata sandi dan password di sebuah website. Kemudian ternyata website tersebut belum memiliki sertifikat SSL sehingga situs tersebut belum aman.
Nah dari kejadian tersebut, scammer akan memantau dan mencuri data yang kamu kirimkan ke website karena data tidak terenkripsi. Namun, hal itu tak akan terjadi jika website sudah memiliki SSL, karena SSL akan mengenkripsi semua data yang dikirimkan.
Baca Juga | Daftar Perusahaan Fintech Yang Terdaftar Di OJK
3. Tidak membagikan kode OTP sembarangan
Pernahkah kamu mendapat panggilan yang mengaku sebagai staf suatu company dan meminta kode OTP yang baru saja dikirimkan ke perangkatmu? Perlu kamu ketahui bahwa company tersebut tidak pernah meminta kode OTP dan bahkan sudah melarang untuk membagikan kode tersebut kepada orang lain.
Baca Juga | Apa Itu Money Game? Jangan Sampai Terjebak! Berikut Ciri Dan Cara Mewaspadainya
4. Atur password yang kuat
Cara menghindari scam selanjutnya adalah gunakan kata sandi yang kuat dengan kombinasi rumit agar sulit diakses oleh orang lain. Cara itu dapat menjauhkanmu dari pencurian identitas yang mana dapat digunakan oleh penipu untuk keuntungan mereka misalnya manipulasi transaksi, kredit, dan lainnya.
Baca Juga | Apa Itu Fintech? Berikut Jenis, Manfaat, Dan Dasar Hukumnya
5. Jangan mudah menuruti perintah
Terakhir, kamu tak boleh mudah menuruti apa yang diminta dan dipaksa oleh orang yang bahkan kamu tidak mengenalnya melalui telepon. Mereka cenderung tidak memberi waktu kamu untuk berpikir sebelum bertindak. Sehingga yang kamu lakukan bukanlah kemauan kamu sendiri.
Jika memang mengaku dari perusahaan tertentu, perlu digaris bawahi bahwa perusahaan yang asli akan memberikan waktu kepada kamu sebelum memberikan tindakan tertentu, bukan sebaliknya.
Baca juga | Mengenal Cracking: Kejahatan Siber yang Berbahaya