Teknologi komunikasi itu perangkat yang tidak bebas nilai. la penuh dengan muatan-muatan tertentu yang memungkinkan atau bahkan memaksa perubahan-perubahan pada diri manusia. Tentu saja, sebagai barang yang kemunculannya tidak bisa diduga sebelumnya akan menimbulkan keterkejutan di sana-sini. Bagi individu yang siap menghadapi gempuran teknologi itu tidak masalah. Namun demikian bagaimana dengan mereka yang tidak siap?. Inilah yang menjadi problem dasar dampak teknologi komunikasi.
Terhadap dampak positif, tentu saja kita tidak perlu risau. Dalam usaha nafsu mengembangkan atau menerapkan teknologi komunikasi. Sebaiknya manusia juga harus mengantisipasi dampak buruknya. Umumnya, manusia baru berpikir dan bagaimana mengatasinya. Jika sudah muncul dampak negatifnya. Padahal, yang namanya teknologi baru jelas sangat mungkin muncul berbagai dampak.
Teknologi adalah perkembangan yang niscaya kemunculannya, seringkali ia tidak manusiawi. Oleh karena itu, dibutuhkan antisipasi agar kehidupan manusia tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan. Ini dengan catatan hanya menekan dampak negatif karena menghilangkannya adalah tidak mungkin.
Baca Juga | Begini Penjelasan Asal-Usul Istilah Teknologi, Yuk Simak!
Berdasarkan sumber buku Perkembangan Teknologi Komunikasi, karya Nurudin (2017). Berikut adalah penjelasan secara lengkap mengenai berbagai antisipasi dampak dari perkembangan teknologi komunikasi. Simak dibawah ini yuk!
Antisipasi Dampak dari Perkembangan Teknologi Komunikasi
1. Literasi Teknologi
Maksud dari literasi teknologi di sini bisa diartikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengatur, dan menilai teknologi. Kemudian melibatkan proses dan ilmu pengetahuan dalam usaha memecahkan masalah serta memperluas kemampuan manusia. Dalam bahasa lain adalah kesadaran pengguna atas teknologi beserta dampak yang ditimbulkannya. Adapun bahasa lain literasi teknologi adalah melek teknologi. Jika seseorang sadar bahwa teknologi itu tidak hanya mempunyai dampak positif. Tetapi juga negatif dan merasa untuk mengantisipasinya. Berarti orang itu telah melek teknologi. Jadi, melek tidak hanya dipahami tahu dan bisa menggunakan teknologi semata. Namun bagaimana seseorang sadar serta berusaha mengantisipasi dampak negatifnya.
Menurut National Academy of Engineering and National Research Council of The National Academic. Arti dari literasi teknologi berarti pemahaman tentang teknologi pada sebuah tingkatan yang memungkinkan pemanfaatan secara efektif dalam masyarakat teknologi modern. Tingkatan itu terdiri dari tiga komponen utama, yakni pengetahuan, kemampuan, dan berpikir kritis. Serta pembuatan keputusan.
Literasi teknologi menjadi mutlak diketahui para penggunanya, meliputi pelajaran tentang fungsi dan manfaat teknologi. Dalam hal ini, teknologi tidak hanya dipahami sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan yang diterima begitu saja. Namun demikian, bagaimana kesadaran masyarakat tumbuh sejalan dengan teknologi komunikasi itu. Jika seseorang mengetahui, bahwa internet mempunyai dampak negatif dan ia cenderung hati-hati. Orang tersebut bisa dikatakan melek teknologi. Sekali lagi, melek teknologi bukan sekadar ia tidak gaptek (gagap teknologi) semata. Pemahaman atau literasi penting dilakukan karena teknologi sering tidak manusiawi. Bahkan teknologi berkembang dengan meninggalkan aspek-aspek kepentingan manusiawi. Kita lihat saja, perkembangan teknologi komunikasi telah memunculkan banyak penyakit, akibat dampak teknologi komunikasi. Kebanyakan melihat layar laptop, android, televisi akan membuat mata seseorang cepat sakit. Radiasi smartphone juga sangat berbahaya bagi perkembangan otak manusia.
Baca Juga | 4 Dampak Interaksi Virtual Yang Sering Terjadi Pada Masyarakat Maya
2. Peran Pemerintah
Bagaimana peran pemerintah jika dampak negatif teknologi komunikasi terlewat batas dan membahayakan manusia pemakainya?. Posisi pemerintah tentu sangat dilematis. Pemerintah jelas punya daya paksa yang kuat untuk mengantisipasi dampak negatif teknologi komunikasi tersebut. Misalnya, pemerintah bisa menerbitkan aturan-aturan tertentu yang dianggap pemerintah membahayakan masyarakat. Salah satu contohnya adalah merebaknya situs-situs porno di internet. Pemerintah bisa memblokir (melarang) situs-situs yang dicurigai mengandung unsur pornografi. Bisa juga pemerintah menerbitkan aturan sanksi tegas dan nyata bagi mereka yang dicurigai mendukung penyebaran unsur-unsur pornografi itu.
Di Indonesia beberapa situs yang dianggap melanggar unsur-unsur pornografi jelas dilarang. Seseorang tidak akan bisa leluasa untuk membuka situs seperti itu. Hal lain adalah situs-situs yang mendorong tindak kejahatan, terorisme, penyebaran narkoba, dan obat-obatan terlarang lain.
Tentu saja kebijakan yang memberikan pemerintah kewenangan besar dalam melarang segala tindak kejahatan dan pornografi ini dilematis. Sebagaimana disebutkan di atas. Pertama, pemerintah akan dianggap melanggar kebebasan berpendapat. Dalam hal ini akan dituduh melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Dimana setiap individu mempunyai kebebasan berbicara dan berpendapat, termasuk menyebarkan informasi. Kedua, jika pemerintah tidak diberikan wewenang maka dampak-dampak negatif jelas akan terus tersebar.
Baca Juga | Apa itu Implementasi?
Jika sudah begini, pemerintah ikut bertanggung jawab atas penyebaran segala hal yang berdampak negatif di masyarakat. Akibat perkembangan teknologi, pemerintah tidak mengambil kebijakan pelarangan yang dikhawatirkan akan muncul gerakan razia dari masyarakat. Apabila terjadi, maka semua lembaga atau organisasi masyarakat punya hak untuk melakukannya. Akhirnya, malah semakin ruwet karena tidak ada tolok ukur yang jelas. Tentu saja memberikan wewenang sanksi pada pemerintah atas dampak negatif menimbulkan pro dan kontra. Namun, pemerintah jelas harus mengambil skala prioritas, karena ini menyangkut tanggung jawabnya sebagai lembaga negara. Hanya pemerintah yang mempunyai kewenangan dengan sanksi tegas, nyata, dan legal.
Baca Juga | Proses Implementasi Teknologi Bagi Organisasi
3. Kesadaran Masyarakat
Konsep yang menyerahkan segala sesuatunya pada masyarakat bisa dikategorikan menjadi dua hal. Satu, konsep yang menganggap bahwa masyarakat itu faktor penentu. Sehingga apa yang terjadi tergantung pada masyarakat. Selain itu, konsep ini juga bisa dianggap ideal. Karena menganggap bahwa masyarakat itu subjek yang berdaya dan mampu mengatasi setiap persoalan di sekitarnya. Jadi, apakah masyarakat sangat tergantung pada teknologi atau tidak terkena dampak positif atau negatif pada pemakaian teknologi atau tidak. Bisa mengantisipasi dampak-dampak yang muncul atau tidak, sangat tergantung pada manusianya. Masyarakat dipandang sebagai kelompok penentu dalam proses perubahan di sekitarnya. Termasuk teknologi komunikasi.
Kedua, kelompok yang mengatakan bahwa antisipasi dampak teknologi sangat tergantung manusia itu tak lain konsep apatis. Bukan sebuah kepercayaan pada kemampuan manusia. Tetapi sudah tidak ditemukan cara untuk menyelesaikan dampak negatif teknologi. Jika pemerintah, misalnya mengatakan bahwa dampak negatif itu sangat tergantung pada masyarakat. Jangan-jangan pemerintah sudah lepas tangan atau tidak sanggup lagi mengatasi berbagai dampak negatif teknologi komunikasi.
Namun demikian, sadar atau tidak faktor kesadaran masyarakat memang memegang peranan penting. Karena kesadaran masyarakat akan dampak negatif teknologi akan tumbuh dengan baik, berbanding lurus dengan tingkat pendidikannya. Jika tingkat pendidikannya sudah baik dan maju. Alhasil tingkat kesadaran juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai antisipasi dampak dari perkembangan teknologi komunikasi. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Baca Juga | 10 Fungsi Komunikasi Massa Menurut para Ahli
Leave a Reply