Tanggal:15 November 2024

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan

Mungkin beberapa orang sudah tidak asing dengan yang namanya HPP (Harga Pokok Penjualan). Ya, dalam dunia bisnis, salah satu hal yang perlu dipikirkan, yaitu menentukan HPP dalam laporan keuangan. Karena harga jual merupakan sebuah unsur dari biaya produksi setiap perusahaan dagang. Terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menentukan Harga Pokok Penjualan ini, seperti biaya variabel dan biaya tetap.

Dengan membuat harga pokok penjualan maka dapat membantu pebisnis agar tidak salah dalam menetapkan harga jual produk dan mengalami kerugian. Karena melalui penghitungan harga pokok penjualan ini, hasil laba atau ruginya suatu bisnis dapat diketahui.

Untuk Mengetahui cara menghitung harga pokok penjualan maka ulasan berikut bisa membantumu untuk mengembangkan bisnismu. Yuk, simak ulasannya.

Apa yang Dimaksud Dengan Harga Pokok Penjualan?

Harga Pokok Penjualan (Sumber: Pexels)

HPP juga biasa disebut dengan nama biaya penjualan atau COGS (Cost of Good Sold) merupakan keseluruhan jumlah pengeluaran atau beban yang dikeluarkan baik secara langsung maupun tidak untuk memproduksi barang dan jasa, seperti biaya produksi, impor, biaya karyawan, biaya operasional, dan bahan produksi. Semua biaya yang diikutkan dalam HPP, merupakan biaya yang berkaitan dengan produk tertentu yang akan dijual.

Baca juga: Biaya Operasional: Pengertian, Komponen, Manfaat, dan Cara Menghitungnya! 

Suatu bisnis harus bisa membuat Harga Pokok Penjualan untuk semua barang yang akan digunakan agar keuntungan dapat diperhitungkan. HPP perlu diatur dengan teliti agar sesuai dengan target market yang dituju, bisa diterima oleh pasar, dan tidak mengalami kerugian. Agar mendapatkan perhitungan HPP yang tepat dan rasional maka diperlukan rumus tertentu.

Biaya yang Tidak Termasuk HPP

Beberapa biaya yang dihitung dan tidak dalam HPP (Sumber: Pexels)

Jika beberapa komponen di atas telah dihitung sebagai jumlah HPP maka ada beberapa biaya yang tidak dihitung HPP. Biaya tersebut adalah semua biaya nonoperasional yang tidak berkaitan dengan proses produksi, seperti bunga atau belanja modal, biaya administrasi, biaya distribusi ke pelanggan, sewa kantor, biaya iklan, gaji karyawan di sektor manajemen, pajak, dan lainnya.

Selain itu, ada biaya lain yang tidak masuk dalam perhitungan HPP, yaitu biaya produksi untuk produk yang tidak terjual hingga akhir periode pembukuan. Biaya ini bisa kamu cek dari berapa banyak persediaan barang di gudang pada akhir periode pembukuan.

Baca juga: Biaya Variabel (Variable Cost): Pengertian, Fungsi, Contoh, Dan Cara Menghitungnya!

Rumus dan cara Menghitung Harga Pokok Penjualan

Cara menghitung HPP (Sumber: Unsplash)

Sebelum menghitung Harga Pokok Penjualan maka lebih baik mengetahui komponennya terlebih dahulu. Beberapa komponen dalam menghitung HPP, seperti:

1. Pembelian Bersih

Pembelian bersih merupakan total barang yang telah dibeli oleh suatu perusahaan baik secara tunai maupun kredit, termasuk biaya langsung, seperti ongkos angkut dan adanya potongan pembelian. Pembelian tersebut kemudian akan dikurangi dengan potongan pembelian dan retur atau pengembalian barang pembelian. Retur barang ini terjadi pada barang cacat, misal dari pengepul maka transaksi retur ini masuk di penjualan bersih.

Baca juga: Cara Menghitung Laba Bersih dan Laba Kotor

2. Persediaan Awal

Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan barang yang ada di awal periode perhitungan keuangan atau akuntansi perusahaan, bisa berupa awal bulan maupun awal tahun. Jumlah persediaan awal barang ini bisa dicek kembali saat laporan neraca saldo periode berjalan ataupun di neraca saldo yang ada di awal perusahaan pada tahun sebelumnya.

3. Persediaan Akhir

Persediaan akhir barang dagang merupakan stok atau persediaan barang yang masih ada di akhir periode akuntansi perusahaan, bisa ketika akhir bulan atau akhir tahun penghitungan berjalan. Nilai saldo itu biasanya didapat dari hasil perhitungan stock opname atau stok fisik. Hal ini berlaku di berbagai perusahaan yang belum memakai aplikasi stok atau akuntansi.

Baca juga: Stock Opname: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Cara Melakukannya 

Setelah mengetahui berbagai komponen yang ada pada penghitungan harga pokok penjualan maka selanjutnya, yaitu mengenal rumus menghitung harga pokok penjualan. Menghitung HPP dihitung dengan cara menambahkan pembelian bersih dan persediaan awal, lalu menguranginya dengan persediaan akhir sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Berikut rumus penghitungannya:

HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir

Contoh Penghitungan Harga Pokok penjualan

Contoh penghitungan HPP (Sumber: Pexels)

Sebuah toko baju sedang melakukan audit di akhir tahun 2018, dan mereka menghitung jumlah persediaan awal tahun 2018 berjumlah Rp10.500.000. Selama tahun tersebut, mereka melakukan pembelian barang baru sejumlah Rp17.000.000 sehingga di akhir periode akuntansi, mereka menyisakan persediaan barang akhir tahun sejumlah Rp11.500.000 maka didapatkan Harga Pokok Penjualan sebagai berikut:

Rp17.000 + Rp10.500.000 – Rp11.500.000 = Rp16.000.000

Jadi, selama satu tahun toko baju tersebut mampu menjual produknya sebesar Rp16.000.000.

Nah, dengan adanya HPP ini maka pergerakan penjualan dalam suatu bisnis terlihat lebih jelas, bukan? Oleh karena itulah, penghitungan yang terlihat sederhana ini sangat berpengaruh dalam jalannya suatu bisnis. Tertarik untuk mempelajari tentang penjualan suatu bisnis lebih lanjut? Kamu bisa, loh, mengikuti kursus online yang dimiliki oleh Vocasia bernama “Menetapkan Harga Pokok Produk” yang mempelajari tentang cara penentuan harga produk dan metode pembayaran agar bisnis berjalan lancar. Yuk kunjungi laman ini. 

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *