Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting. Karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa. Sehingga bisa memberikan pengabdian dan partisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi. Ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.
Ada bermacam-macam pengertian mengenai kepemimpinan yang diberikan oleh para ahli. Namun pada intinya kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, mempengaruhi orang lain. Untuk melakukan sesuatu agar tercapai hasil yang diharapkan. Mengingat bahwa apa yang digerakkan oleh seorang pemimpin bukan benda mati, tetapi manusia yang mempunyai perasaan dan akal. Serta beraneka ragam jenis dan sifatnya. Maka masalah kepemimpinan tidak dapat dipandang mudah.
Tidak mudah memberikan definisi kepemimpinan yang sifatnya universal dan diterima semua pihak yang terlibat dalam kehidupan organisasional. Termasuk organisasi bisnis. Siagian mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa, sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan. Meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Blancard dan Hersey mengemukakan, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Baca Juga : Hakikat, dan Jenis Aliran Konvensional tentang Tujuan Hukum
Fungsi Seorang Pemimpin dalam Sebuah Organisasi
Di dalam organisasi fungsi pemimpin kerap kali memiliki spesifikasi berbeda dengan bidang kerja atau organisasi lain. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa macam hal. Antara lain adalah: macam organisasi, situasi sosial dalam organisasi, dan jumlah anggota kelompok.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengelola atau mengatur organisasi secara efektif. Serta mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula. Untuk itu pemimpin harus betul-betul dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin.
Menurut Terry (1960), fungsi pemimpin dalam organisasi dapat dikelompokkan menjadi empat. Yaitu Perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pengendalian. Kemudian dalam menjalankan fungsinya pemimpin mempunyai tugas-tugas tertentu. Seperti mengusahakan agar kelompoknya dapat mencapai tujuan dengan baik, dalam kerja sama produktif. Maupun dalam keadaan yang bagaimanapun yang dihadapi kelompok. Tugas utama pemimpin antara lain. Pertama memberi struktur yang jelas terhadap situasi-situasi rumit yang dihadapi kelompok. Kedua merasakan dan menerangkan kebutuhan kelompok pada dunia luar. Baik mengenai sikap-sikap, harapan, tujuan, dan kekhawatiran kelompok.
Sedangkan pemimpin dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat penting. Tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan. Akan tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak di luar organisasi yang kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Berdasarkan sumber buku Komunikasi Organisasi Lengkap (2014). Peran tersebut dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, sebagai berikut.
Peran Seorang Pemimpin dalam Sebuah Organisasi
1. Peranan yang Bersifat Interpersonal
Dewasa ini telah umum diterima pendapat bahwa salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang manajer ialah keterampilan insani. Keterampilan tersebut mutlak perlu karena pada dasarnya dalam menjalankan kepemimpinannya. Seorang manajer berinteraksi dengan manusia lain. Bukan hanya dengan para bawahannya, akan tetapi juga berbagai pihak yang berkepentingan yang dikenal dengan istilah stakeholder. Dari di dalam dan di luar organisasi. Itulah yang dimaksud dengan peran interpersonal yang menampakkan diri.
Pertama, selaku simbol keberadaan organisasi. Peranan tersebut dimainkan dalam berbagai kegiatan yang sifatnya legal dan seremonial. Menghadiri berbagai upacara resmi, memenuhi undangan atasan, rekan setingkat, para bawahan, dan mitra kerja. Kedua, selaku pemimpin yang bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada para bawahan. Pada kenyataannya berurusan dengan para bawahan. Ketiga, peran selaku penghubung dimana seorang manajer harus mampu menciptakan jaringan yang luas. Dengan memberikan perhatian khusus jaringan yang luas. Caranya adalah dengan memberikan perhatian khusus kepada mereka yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi.
2. Peranan yang Bersifat Informasional
Informasi merupakan aset organisasi yang kritikal sifatnya. Dikatakan demikian karena dewasa ini dan di masa yang akan datang. Sukar membayangkan adanya kegiatan organisasi yang dapat terlaksana dengan efisien dan efektif. Tanpa dukungan informasi yang mutakhir, lengkap, dan dapat dipercaya karena diolah dengan baik. Selain itu, peran tersebut mengambil tiga hal bentuk, yaitu. Seorang manajer adalah pemantau arus informasi yang terjadi dari dan ke dalam organisasi.
Kemudian, seorang manajer selalu menerima berbagai informasi dari dalam dan dari luar organisasi. Bahkan juga informasi yang sebenarnya tidak harus ditujukan kepadanya, tetapi kepada orang lain dalam organisasi. Selanjutnya, dalam kaitan ini perlu ditekankan bahwa berkat kemajuan dan terobosan dalam bidang teknologi informasi, yang dihadapi oleh manajer. Dewasa ini ialah melimpahkan informasi yang diterimanya. Kemudian, peran sebagai pembagi informasi.
Berbagai informasi yang diterima oleh seorang mungkin berguna dalam penyelenggaraan fungsi manajerialnya akan tetapi. Mungkin pula untuk disalurkan kepada orang atau pihak lain dalam organisasi. Selanjutnya, peran ini menuntut pemahaman yang mendalam tentang makna informasi yang diterimanya. Serta pengetahuan tentang berbagai fungsi yang harus diselenggarakan.
Lalu selanjutnya, peran selaku juru bicara organisasi, peran ini memerlukan kemampuan menyalurkan informasi secara tepat. Karena berbagai pihak di luar organisasi. Terutama jika menyangkut informasi tentang rencana, kebijaksanaan, tindakan, dan hasil yang telah dicapai oleh organisasi. Berbagai peranan ini juga menuntut pengetahuan yang mendalam tentang berbagai aspek industri yang ditanganinya. Lanjutnya, peranan ini dapat dimainkan dengan berbagai cara seperti rapat umum tahunan pemegang saham. Atau lebih terbatas dalam bentuk rapat dengan para anggota dewan komisaris perusahaan. Negosiasi dengan instansi pemerintah, pemasok. Pertemuan dengan para anggota asosiasi perusahaan sejenis. Yang mana peran tersebut sangat penting artinya dalam pembentukan dan pemeliharaan citra positif organisasi yang dipimpinnya.
3. Peranan Pengambilan Keputusan
Secara umumnya peranan ini mengambil tiga bentuk suatu keputusan, yaitu sebagai berikut. Pertama, sebagai entrepreneur, seorang pemimpin diharapkan mampu mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi. Untuk mencari dan menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan. Meskipun kajian itu sering menuntut terjadinya perubahan dalam organisasi. Kedua, peredam gangguan. Antara lain kesediaan memikul tanggung jawab untuk mengambil keputusan tindakan korektif. Apabila organisasi menghadapi gangguan serius yang jika tidak ditangani akan berdampak negatif bagi organisasi. Ketiga, pembagi sumber dana dan daya. Tak jarang orang berpendapat bahwa, semakin tinggi posisi manajerial seseorang, wewenang pun semakin besar. Wewenang atau kekuasaan itu paling sering menampakkan diri pada kekuasaan untuk mengalokasikan dana dan daya. Termasuk diantaranya wewenang untuk menempatkan orang pada posisi tertentu. Serta wewenang mempromosikan orang, menurunkan pangkat. Kewenangan itulah yang membuat para bawahan bergantung kepadanya.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai fungsi dan peran seorang pemimpin dalam sebuah organisasi. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa berikan saran atau tanggapanmu di kolom komentar, ya!
Baca Juga : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Seseorang dalam Bertindak
Leave a Reply