Mungkin banyak di antara kita yang hanya mengetahui Toyota Hiace sebagai kendaraan travel. Hal ini wajar, karena tidak bisa dipungkiri jika perkembangan usaha travel di Indonesia tidak terlepas dari mobil asal Jepang ini. Bahkan di Indonesia sudah ada sejak tahun 1970an.
Dilansir dari cintamobil.com Toyota HiAce hingga saat ini masih digunakan sebagai kendaraan angkutan penumpang, karena mampu menampung hingga 15 penumpang. Karena disegmen kendaraan komersil penumpang, Hice adalah pemain lama. Hingga saat ini Toyota HiAce digunakan secara luas dalam berbagai konfigurasi untuk kebutuhan berbagai macam bisnis.
Tapi tahukah kamu jika Toyota Hiace mula-mula di Indonesia juga hadir dalam segmen pikap atau pick up?
Untuk anak jaman sekarang, generasi milenial atau Gen Z mungkin bisa melihat sisa-sisa kejayaan Hiace pikap sebagai kendaraan toko bangunan, atau mobil sewa pindahan yang biasanya mangkal di kawasan Kalimalang Buaran Jakarta Timur.
Tapi jauh ke belakang, Toyota Hiace pikap adalah andalan pabrik-pabrik, sebelum truk engkel 4 ban memenuhi jalanan seperti saat ini. Nah untuk lebih jelasnya, Saya akan merangkum perjalanan mobil Toyota Hiace dari masa ke masa, khususnya di Indonesia.
Generasi Pertama H10 (1967-1976)
Mengutip penjelasan dari kabaroto.com Generasi HiAce pertama, dimulai dengan kode H10 merupakan lansiran 1967 diproduksi langsung di Jepang dan hadir dalam dua versi, pikap 2 pintu dan minibus 4 pintu.
Toyota HiAce pikap masuk ke Indonesia dibawa oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) pada 1971 secara CKD. Seiring kebutuhan, HiAce pun dikonversi menjadi minibus oleh berbagai karoseri di Tanah Air.
Cara paling mudah menandakan Hiace generasi ini (tertua) adalah penerangan utama masih menggunakan dua mika lampu.
Mobil komersil ini jamak digunakan pebisnis rental untuk mengangkut barang untuk versi pick up, untuk versi minibus karena mampu menampung hingga 8 penumpang, sering digunakan sebagai kendaraan antar-jemput karyawan juga wisatawan.
Generasi Kedua H20, H30, H40 (1977-1981)
Generasi kedua Toyota HiAce hadir pada periode 1977 hingga 1982 dengan bentuk boxy, dan tambahan mesin diesel 2.2 liter. Hanya di negara asalnya, model facelift mendapatkan lampu depan kotak.
Generasi kedua ini adalah seri H11, H20, H30 dan H40. Terdapat beberapa perubahan pada generasi kedua ini, di antaranya hanya dibekali lampu bulat dengan frame luar kotak satu bagian dengan lampu senja dan sein.
Populasi HiAce generasi kedua di Indonesia cukup banyak. Biasanya dalam bentuk pikap serta minibus yang dibuat oleh perusahaan karoseri lokal.
Generasi Ketiga H50, H60, H70, H80, H90 (1982-1989)
Generasi ketiga HiAce diluncurkan pada 1982, tersedia dalam berbagai jarak sumbu roda. Versi van dan commuter diperbarui pada 1989, versi pikap tetap dijual sampai pertengahan 1995. Desain kabin untuk HiAce lebih besar, namun dengan styling depan yang jauh berbeda.
Ada banyak pilihan dan varian yang diberikan dari generasi ketiga. Misalnya van seri 50 menggunakan jarak sumbu roda pendek, seri 60 dengan dengan jarak sumbu roda yang lebih panjang, serta seri 70 dengan sumbu roda super-panjang.
Untuk versi pikap menggunakan kode seri 80 dan 90. Mesin yang digunakan masih sama dengan generasi kedua.
Generasi Keempat H100 (1989-2004)
Setelah menghentikan produksi pikap, akhirnya HiAce hanya tersedia dalam bentuk Van dan Minibus atau Commuter untuk generasi keempat yang dipasarkan sejak 1990. Dengan kode H100, mesin yang digunakan bervariasi. Mulai dari 2.0L, 2.4L, 3.0L, hingga 3.4L turbodiesel V6 serta pilihan transmisi 4 percepatan otomatis dan 5 percepatan manual.
Tersedia dengan versi sumbu roda standar dan sumbu roda panjang. Hanya dibuat dalam bentuk Van dan Minibus atau Commuter, chassis panjang, atap biasa dan atap tinggi (highroof).
Di Jepang, hadir dalam versi van mewah Super Lounge dengan penggerak 4WD, serta saudara kembarnya yang disebut Regiusace.
Dijual di pasar Jepang antara 1995 hingga 2002, Granvia adalah van dengan posisi roda depan di bagian depan kursi pengemudi untuk keamanan yang lebih baik. Karena pengaturan keamanan yang lebih tinggi, model ini dijual sebagai kendaraan premium bersamaan dengan Grand HiAce dan Touring HiAce.
Generasi Kelima H200 (2005-2018)
Perubahan terbesar yang dilakukan pada generasi kelima Toyota HiAce adalah pemindahan tuas transmisi 5 percepatan dan otomatis 6 percepatan ke dasbor mobil. Pemindahan dilakukan untuk mempermudah gerak pengemudi. Semua model memiliki mesin 4 silinder DOHC, dengan varian bensin 1TR-FE 2.000 cc atau TR-FE 2.700 cc serta versi diesel 2KD-FTV 2.500 cc dan 1KD-FTV 3.000 D-4D.
Kali ini, HiAce masuk ke Indonesia setelah peluncuran perdananya di pameran Indonesia International Motor Show 2012. Mobil ini diimpor langsung dalam bentuk Completely Built UP (CBU) dan tersedia dalam dua tipe, High Grade (standar) dan High Grade Commuter yang lebih mewah. Versi Commuter masih dijual di Indonesia hingga saat ini.
Generasi Keenam H300 (2019-Sekarang)
Generasi keenam diluncurkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 lalu dengan nama HiAce Premio.
Mobil ini dibuat untuk menyasar bisnis travel, karena alasan kapasitas penumpang dan ruangan kabin yang cukup besar. Sebagai bayangan, panjang 5.265 mm Hiace Premio ini hanya menutupi 3/4 bodi Toyota Alphard dan Fortuner ketika disejajarkan.
Perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan varian commuter, terletak pada tampilan bagian depannya. Di mana tampilannya menggunakan model semi-bonet, hal ini membuat Hiace Premio menjadi lebih modern dan senyap. Mobil ini memiliki dimensi yang lebih besar, sehingga kabinnya terasa lebih luas, nyaman, dan lega.
Ditulis Oleh Ilham Mahdika Saputra (Mahasiswa Peserta Studi Independen Batch 4) Kelompok B
Leave a Reply