Site icon Vocasia

Eating Disorder, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Eating disorders adalah

Pernahkah kamu membayangkan merasa ketakukan atau justru terlalu terobsesi terhadap makanan? Mengalami kesulitan makan tentu akan memengaruhi kesehatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kamu patut bersyukur masih memiliki perilaku normal berkaitan dengan makanan. Nyatanya, ada banyak orang di dunia ini tidak dapat menikmati hal yang sama.

Pengertian Eating Disorder

Eating disorder adalah gangguan makan atau perilaku terkait makan yang berlangsung terus-menerus sehingga menyebabkan masalah kesehatan serius, baik fisik maupun psikososial. Penderita eating disorder bisa mengonsumsi terlalu banyak atau terlalu sedikit makanan, serta terobsesi terhadap berat badan atau bentuk tubuhnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Dalam jangka panjang, eating disorder akan membahayakan organ-organ tubuh, seperti: jantung, sistem pencernaan, tulang, dan lain-lain. Gangguan makan sering dialami oleh remaja usia 13–17 tahun walaupun dapat terjadi pada semua kelompok usia. Terdapat beberapa jenis eating disorder, namun ada tiga yang paling sering ditemui, yaitu: anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder atau gangguan makan berlebihan.

Baca juga: Bantu Kesehatan Mental, Ini Dia 4 Manfaat Terapi Mindfulness

Gejala Eating Disorder

Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan kondisi seseorang yang makan lebih sedikit daripada yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Penderita anoreksia nervosa mengalami rasa takut jika berat badan bertambah sehingga mereka membatasi asupan makanan. Anoreksia nervosa bisa dikaitkan dengan gangguan kejiwaan karena penderitanya terobsesi untuk memiliki tubuh yang kurus walaupun berat badannya sudah di bawah rata-rata.

Gejala seseorang menderita anoreksia nervosa, antara lain: menunjukkan penurunan berat badan yang drastis, menyangkal rasa lapar, mencari alasan untuk tidak makan, dan kebiasaan olahraga yang berlebihan.

Kekurangan asupan kalori pada penderita anoreksi nervosa akan menyebabkan sejumlah keluhan berikut.

Bulimia

Bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan kecenderungan mengkonsumsi makanan dalam porsi banyak dan frekuensi sering. Sebagai tindakan kompensasi karena takut berat badan bertambah, penderita bulimia memiliki kebiasaan memuntahkan makanan atau dorongan untuk mengeluarkan makanan secara paksa dari tubuh.

Gejala bulimia, diantaranya: tidak mampu mengontrol diri untuk makan, perilaku kompensasi dengan sengaja memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi, olahraga berlebihan, dan sering ke kamar mandi setelah makan.

Penderita bulimia dapat merasakan keluhan fisik berupa:

Binge Eating Disorder

Binge eating disorder juga merupakan gangguan makan di mana penderita tidak mampu mengontrol diri untuk makan dalam porsi banyak dan frekuensi sering. Berbeda dengan bulimia, orang dengan binge eating disorder tidak melakukan perilaku kompensasi dengan memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi. Akibatnya, penderita gangguan ini mengalami obesitas atau berat badan berlebih.

Gejala binge eating disorder antara lain:

Baca juga: 7 Jenis Penyakit Mental Yang Wajib Kamu Ketahui!

Penyebab Eating Disorder

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab munculnya gangguan makan. Namun, sama seperti gangguan mental pada umumnya, eating disorder  dapat terjadi akibat kombinasi dari beberapa faktor, yaitu:

1. Genetik

Pada beberapa kasus, gangguan makan dapat terjadi pada orang dengan gen tertentu yang memicu gangguan.

2. Keturunan

Gangguan makan biasanya juga dialami oleh orang yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan riwayat gangguan yang sama.

3. Biologis

Perubahan zat kimia dalam otak dapat berperan dalam menimbulkan gangguan makan.

4. Psikologis

Gangguan makan sering terjadi pada penderita gangguan kecemasan, depresi, dan obsessive compulsive disorder (OCD).

Selain faktor-faktor di atas, masih ada sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami eating disorder.

Remaja, terutama perempuan, rentan mengalami eating disorder karena cenderung terlalu memerhatikan penampilan diri.

Diet yang terlalu ketat akan mengakibatkan rasa lapar yang dapat memengaruhi otak. Kondisi ini akan menimbulkan dorongan untuk makan secara berlebihan.

Stres dapat meningkatkan risiko eating disorder. Berbagai problematikan kehidupan bisa mendatangkan stres, mulai dari pekerjaan, masalah keluarga, hingga hubungan sosial.

Baca juga: Kenali Burnout Beserta Gejala dan Cara Mengatasinya!

Komplikasi Eating Disorder

Eating disorder akan mengarah pada berbagai komplikasi. Semakin lama dan parah gangguan makan yang dialami maka semakin besar pula risiko terjadinya kompllikasi.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat gangguan makan antara lain:

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan apabila kamu mengalami gejala-gejala di atas. Satu hal yang perlu dipahami oleh semua orang bahwa gangguan eating disorder sulit diatasi tanpa bantuan dokter. Penderita eating disorder kerap kali merasa bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan. Oleh karena itu, orang-orang yang seharusnya lebih peka ketika melihat perilaku janggal saat makan. Dengarkanlah ceritanya dan segera bujuk orang tersebut untuk mau berkonsultasi dengan dokter.

Adapun perilaku janggal yang perlu diwaspadai antara lain:

Baca juga: Panic Attack: Penyebab dan Gejala

Pencegahan Eating Disorder

Sejauh ini belum ditemukan cara pasti untuk mencegah gangguan makan. Namun, ada beberapa upaya yang dapat membantu menumbuhkan perilaku makan yang sehat.

Pada remaja

Pada anak-anak

Baca juga: Emotional Numbness: Mati Rasa dalam Psikologi dan Cara Mengatasinya

Exit mobile version