Profesi akuntan dalam menghasilkan laporan keuangan yang valid dan akurat perlu memahami terlebih dahulu prinsip dasar akuntansi dengan baik, terstruktur, sesuai prosedur serta memenuhi prinsip yang diterima secara umum.
Baca Juga : Manajemen Keuangan
Penggunaan prinsip akuntansi akan bertujuan untuk menciptakan kesesuaian antara pengguna akuntansi satu dengan yang lainnya sehingga informasi keuangan yang dihasilkan dapat dibandingkan dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh pengguna informasi tersebut.
Baca Juga : Profesi Akuntan Pajak
Pencatatan transaksi dan laporan keuangan tidak hanya berkaitan dengan profesi akuntan di suatu perusahaan melainkan juga diperlukan saat menjalankan bisnis. Hal ini dilakukan untuk melihat laba, rugi, dan pergerakan keuangan dalam suatu bisnis.
Baca Juga : Profesi Akuntan Publik
Oleh sebab itu dalam berbisnis akuntansi sangat diperlukan. Apa itu prinsip dasar akuntansi? Apa saja prinsip dasar akuntansi yang perlu diketahui? Berikut penjelasannya di bawah ini.
Apa itu Prinsip Dasar Akuntansi?
Prinsip dasar akuntansi merupakan prinsip dasar yang digunakan sebagai pedoman dasar atau acuan dalam melaksanakan proses akuntansi, contoh konkretnya adalah penyusunan laporan keuangan bisnis atau perusahaan.
Prinsip dasar akuntansi berguna untuk membuat laporan keuangan menjadi valid dan akurat untuk dipakai pengguna informasi tersebut. Penerapan prinsip akuntansi akan menghasilkan laporan yang lebih sesuai dengan informasi yang tersedia.
Laporan keuangan sebagai produk akuntansi harus bisa dibaca dan dipahami oleh semua pihak karena itu perlu prosedur akuntansi yang seragam. Namun, perlu diketahui bahwa beda negara akan berbeda pula prinsip akuntansinya.
Baca Juga : Pajak Langsung vs Pajak Tidak Langsung
Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip dasar akuntansi diatur langsung oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang merupakan badan dengan mengatur peraturan dan kebijakan akuntansi yang ada di Indonesia. Berikut 10 prinsip dasar akuntansi yang perlu kamu pahami. Simak selengkapnya!
1. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
Prinsip Entitas Ekonomi atau disebut juga prinsip kesatuan entitas yang mengakui perusahaan sebagai entitas ekonomi, berdiri sendiri, dan terpisah dari entitas ekonomi lainnya termasuk dengan pemilik perusahaan. Aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus dipisah dengan aset pribadi. Dengan begitu, pencatatan transaksi keuangan harus dibedakan antara pencatatan milik pribadi dan perusahaan sehingga laporan keuangan perusahaan benar-benar menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya.
Baca Juga : Multifinance
2. Prinsip Periode Akuntansi (Period Principle)
Prinsip periode akuntansi atau disebut juga prinsip kurun waktu adalah penilaian dan pelaporan keuangan perusahaan dengan dibatasi periode waktu tertentu seperti laporan keuangan per bulan, per kuartal, atau per tahun.
Prinsip ini bertujuan agar menghasilkan laporan keuangan yang mudah untuk diketahui dan terukur dengan lebih baik. Misalnya sebuah perusahaan menjalankan bisnisnya berdasarkan periode akuntansi mulai pada tanggal 1 Mei hingga tanggal 31 Desember.
Baca Juga : Cara Menghitung Laba Bersih dan Laba Kotor
3. Prinsip Satuan Moneter
Pada prinsip ini pencatatan transaksi keuangan hanya dinyatakan dan diukur dalam bentuk mata uang. Hal ini membuat prinsip tidak melibatkan faktor kualitatif seperti mutu, kinerja, prestasi, dan lain-lain karena tidak dapat diukur dalam bentuk uang.
Seluruh pencatatan hanya terbatas pada segala yang bisa diukur dan dinilai dengan satuan uang. Contohnya pada lembar saham hingga aset dalam bentuk benda tidak bisa dihitung atau dilaporkan sebelum harganya diubah dalam satuan yang telah disepakati atau biasanya satuan yang digunakan adalah satuan mata uang yang berlaku.
Baca Juga : Perbedaan Neraca dan Laporan Laba Rugi
4. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)
Prinsip ini memiliki anggapan bahwa sebuah usaha akan berjalan secara konsisten dan berkesinambungan tanpa adanya pemberhentian usaha. Adapun pengecualian jika usaha atau bisnis tersebut mempunyai masalah yang bisa menyebabkan pemberhentian bisnis.
Baca Juga : Cara Membaca Laporan Keuangan
5. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip biaya historis dilakukan jika pencatatan transaksi keuangan atas suatu barang telah didapatkan oleh sebuah perusahaan, maka pencatatan keuangannya berdasarkan pada berbagai biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang tersebut.
Apabila ada proses tawar menawar, harga yang dicantumkan adalah harga yang menjadi kesepakatan kedua belah pihak.
Baca Juga : Rasio Keuangan
6. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Dalam menyajikan informasi, laporan keuangan harus mempunyai prinsip pengungkapan informasi secara penuh. Jika terdapat informasi yang tidak dapat dimuat, solusinya adalah menuliskan keterangan tambahan informasi berupa catatan kaki atau lampiran.
Baca Juga : Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan dan tidak ada usaha untuk menutupinya.
7. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan yang muncul karena bisnis yang dijalankan perusahaan mengalami kenaikan keuangan yang diperoleh dari sebuah aktivitas usaha seperti penjualan. Pendapatan diakui ketika adanya kepastian mengenai kenaikan volume pemasukan yang diperoleh atas transaksi penjualan.
Baca Juga : Buku Besar
8. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Biaya yang dipertemukan dengan pendapatan yang diterima dengan tujuan menentukan besar atau kecilnya laba bersih setiap periode. Namun, matching principle tidak selalu dapat dicapai oleh semua perusahaan karena pembayaran terkadang dilakukan secara tempo atau ada alasan lain.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, accrual basis dapat dilakukan dalam pencatatan akuntansi untuk bisa mendapatkan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi tersebut. Dari cara tersebut akan ada jurnal penyesuain yang menyesuaikan antara pengeluaran dan pendapatan di akhir periode.
Baca Juga : Cara Menghitung Profit
9. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Laporan keuangan yang disajikan harus konsisten yaitu tidak berubah berdasarkan prosedur, metode, ataupun kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini memudahkan pihak perusahaan untuk melihat dan membandingkan laporan keuangan yang dihasilkan pada beberapa periode sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat bagi pengguna informasi tersebut.
Baca Juga : Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal
10. Prinsip Materialitas
Dalam prinsip ini, pencatatan dan pengukuran informasi dilakukan secara material atau bernilai nominal. Nilai ini dicatat dalam bentuk nominal yang bisa dijual. Prinsip ini juga menentukan apakah sebuah laporan keuangan perlu ditulis ulang atau hanya dikoreksi.
Baca Juga : Akuntansi Keuangan vs Akuntansi Manajemen
Demikian penjelasan mengenai 10 prinsip dasar akuntansi yang perlu kamu ketahui. Prinsip-prinsip ini perlu dipahami khususnya bagi kamu yang saat ini menjalani studi dalam ruang lingkup akuntansi. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Baca Juga : Jenis-jenis Pasar Dalam Ekonomi
Klik tautan berikut untuk dapat membaca artikel menarik lainnya yang dapat memperluas pengetahuan dan wawasan. Jangan lupa ikuti kami di Instagram, Twitter, Youtube dan media sosial lainnya agar tidak ketinggalan update dan informasi terbaru!
Vocasia adalah platform edukasi online bersertifikat yang menyediakan banyak pelatihan untuk menunjang keahlianmu dalam berbagai macam bidang. Dengan bergabung bersama Vocasia tentunya kamu akan berkesempatan untuk belajar banyak bersama mentor-mentor yang berpengalaman dalam bidangnya!
Nikmati segala penawaran khusus di Vocasia dengan memperoleh harga yang terjangkau untuk mengikuti berbagai kelas online agar mahir dalam berbagai bidang! Segera temukan kursus terbaru dan terkini yang cocok untuk kamu ikuti hanya dengan klik tautan berikut.