Auditing adalah konsep manajerial yang dilakukan secara ketat dan dimanfaatkan untuk memeriksa ketergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Halpern. Berikut dibawah ini adalah penjelasan. Simak yuk!
Baca juga : Tahap Kondisi Pengumpulan Data dalam Penelitian
Proses Auditing dalam sebuah Penelitian
1. Tahap Pra Entri
Pada tahap ini sejumlah pertemuan diadakan oleh auditor dengan audit (dalam hal ini peneliti). Kemudian berakhir pada usaha meneruskan, mengubah seperlunya, atau menghentikan pelaksanaan usulan auditing. Sesudah itu audit memilih auditor yang potensial untuk melaksanakan auditing itu. Kesepakatan dicapai dimana audit harus menyediakan kerangka yang menyatakan jenis audit yang akan dilakukan. Disamping peneliti sebagai audit menjelaskan secara singkat maksud, tujuan, proses, dan hasil temuan studi. Lalu auditi menjelaskan secara rinci cara pencatatan yang telah diadakan selama penelitian. Kemudian kesepakatan dicapai lagi dalam tiga bentuk kondisi. Yaitu meneruskan, meneruskan dengan perubahan, atau menghentikan sama sekali. Jika diadakan perubahan. Maka perubahan itu harus dibuat secara tertulis tentang apa dan bagaimana perubahan itu dikehendaki. Dalam kesepakatan itu perlu pula ditetapkan apakah auditing itu diadakan selama studi. Atau hanya mengaudit hasilnya saja.
2. Tahap Penetapan
Di tahap ini tugas audit adalah menyediakan segala macam pencatatan yang diperlukan, dan bahan-bahan penelitian yang tersedia. Seperti yang sudah dikemukakan klasifikasinya. Selain itu, ia hendaknya menyediakan waktu secukupnya untuk keperluan mengadakan konsultasi jika hal itu diperlukan.
Di pihak lain, tugas pertama auditor adalah mempelajari seluruh bahan yang tersedia. Sesudah itu ia meminta penjelasan-penjelasan seperlunya tentang apa yang belum dipahaminya secara mantap. Kemudian auditor perlu memahami bahan-bahan yang tersedia dengan keadaan yang sebenarnya. Ia harus mengetahui benar bagaimana hubungan antara penelusuran audit. Dengan kejadian sebenarnya atau dengan hasil yang ditemukan. Lalu harus bisa menelusuri apa yang terdapat dalam penelusuran audit dengan data yang dilaporkan. Melalui pengamatan, wawancara, rekaman, rekaman kaset, atau video.
Selanjutnya pada tahap ini auditor harus pula membuat ketetapan tentang studi yang sedang atau telah selesai dilaksanakan. Jika studi sedang berjalan, saran keputusannya hendaknya menegaskan agar dapat diteruskan, dihentikan sementara, atau dihentikan sama sekali. Keputusan itu dapat didasarkan atas beberapa patokan seperti lengkap tidaknya. Yaitu seluruh bahan penelitian yang disediakan dan telah digunakan, tuntas tidaknya, telah disusun. Sehingga memungkinkan pengecekan silang, pengorganisasian, pembuatan indeks, dan semacamnya. Bahan itu berkaitan secara sistematis dengan pendekatan dan metodologi yang digunakan. Baik pada waktu penggunaan awal ataupun kemudian dalam penggunaan sebenarnya.
3. Tahap Persetujuan atau Kesepakatan
Dalam tahap ini auditor dengan audit mengadakan persetujuan tertulis tentang apa yang telah dicapai oleh auditor. Persetujuan yang dilakukan hendaknya mencakup batas waktu pelaksanaannya. Tujuan pelaksanaan audit berkaitan dengan ketergantungan atau kepastian. Penjabaran peranan yang akan dimainkan, baik oleh auditor maupun oleh auditi. Penyusunan logistik yang diperlukan seperti waktu, tempat, bantuan material yang diperlukan, dan sebagainya. Penetapan format yang dibutuhkan sebagai kerangka dan isi laporan auditor. Serta kriteria perundingan kembali jika diperlukan. Misalnya apa yang harus dilakukan apabila laporan auditor itu melenceng, keliru, atau salah.
4. Tahap Penentuan Keabsahan
Di Tahap ini merupakan yang terpenting. Penelusuran audit meliputi pemeriksaan terhadap kepastian maupun terhadap ketergantungan. Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian terdiri atas beberapa langkah kecil. Pertama-tama auditor perlu memastikan, apakah hasil temuan itu benar-benar berasal dari data. Hal ini sukar melaksanakannya sepanjang jejak audit itu telah ditetapkan dengan baik. Sampel dari temuan ditarik, kemudian oleh auditor terutama yang tampak tidak seperti biasa ditelusuri. Melalui jejak audit pada data mentah yang terdapat pada catatan wawancara, ikhtisar dokumen, dan semacamnya. Dan dari mana hal-hal itu berasal.
Sesudah itu auditor berusaha membuat keputusan. Yakni, apakah secara logis kesimpulan itu ditarik dan berasal dari data. Hal itu dilakukan dengan melihat dan mempelajari secara teliti teknik analisis. Serta kecukupan label kategori, kualitas penafsiran, dan sebagainya.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai proses auditing dalam sebuah penelitian. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Baca juga : 8 Jenis Citra yang Sering ditonjolkan dalam Siaran Televisi
Leave a Reply