Tanggal:13 November 2024

Ragam Teori dan Teorisasi dalam Penelitian

Dalam sebuah penelitian terdapat keragaman sebuah teori. Berikut adalah penjelasan mengenai teori dan teorisasi dalam penelitian. Simak dibawah ini, yuk!

Baca juga : Rumusan Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif

Ragam Teori dan Teorisasi dalam Penelitian

Secara umum, teori-teori sosial bergerak sekitar empat tingkatan realitas (baik yang bersifat makro maupun mikro). Yakni realitas tingkat makro objektif, makro subjektif, mikro objektif, dan mikro subjektif. Perbedaan tingkat realitas itu makro-mikro, objektif-subjektif), hanya merupakan kebutuhan analisis. Dimensi makro dan mikro berkaitan dengan ukuran besar-kecilnya realitas atau unit analisis. Jika konsentrasinya berporos pada pola-pola umum

kehidupan sosial. Maka ia tergolong realitas tingkat makro. Tapi jika sebaliknya, perhatian ditujukan pada tindakan-tindakan individual, maka ia bersifat mikro. Sedangkan kontinum objektif-subjektif, mengacu pada soal apakah fakta yang dikaji. Berupa sesuatu yang nyata-nyata ada dan berwujud material. Seperti birokrasi, sistem ekonomi, teknologi, dan lain-lain. Ataukah sesuatu yang adanya hanya dalam alam ide atau pengetahuan saja (seperti norma, nilai, keyakinan, dan lain-lain). Yang disebut pertama terbilang realitas objektif, sementara yang terakhir merupakan realitas subjektif.

Realitas makro objektif menunjuk pada pola-pola struktural umum yang kasat mata dan berada terpisah dari diri manusia. Misalnya seperti masyarakat, birokrasi, hukum, arsitektur, dan lain-lain). Realitas makro subjektif merupakan pola-pola struktural umum yang tidak kasat mata dan berada dalam pengetahuan manusia. Contohnya kultur, norma, dan nilai-nilai. Sementara realitas mikro objektif menunjuk pada fakta-fakta berupa tingkah laku, aksi, dan interaksi sosial. Sedangkan realitas mikro subjektif menunjuk pada berbagai konstruksi sosial tentang kenyataan.

Tentu saja untuk masing-masing tingkat realitas tersebut dibutuhkan strategi teoritis yang kompatibel dengan hakikat realitas itu. Kajian terhadap realitas di tingkat makro objektif misalnya. Mau tidak mau harus memanfaatkan teori-teori yang berada dalam strategi teoretis

fakta sosial. Teori Struktural Fungsional, Teori Sistem, dan Teori Sosiologi Makro.

Asumsi dasar teori-teori tersebut adalah bahwa gagasan dan ide manusia tidak lahir dari ruang kosong. la lahir sebagai respons terhadap berbagai kondisi dalam lingkungan objektif dimana ia berada. Kondisi-kondisi dimaksud antara lain lingkungan fisik, tingkat teknologi, sistem organisasi ekonomi, dan sebagainya.

Teori Karl Marx

Berkenaan dengan teori Karl Marx tentang determinisme ekonomi (teori infrastruktur dan suprastruktur), merupakan contoh paling teras dari pendekatan ini. Dalam masyarakat, ekonomi merupakan infrastruktur yang memberi bentuk dan corak pada semua yang ada pada suprastruktur. Oleh karena itu, hukum, ajaran agama, sistem politik, corak budaya, bahkan struktur masyarakat, sebenarnya tidak lain adalah cerminan belaka dari sistem ekonomi yang ada di baliknya. Tak ada satupun peristiwa sejarah di dunia ini yang tidak bisa dijelaskan dengan kategori kategori kepentingan ekonomi. Perang, revolusi, pemberontakan, bahkan penjajahan, selalu mempunyai motif-motif ekonomi. Infrastruktur adalah fakta hubungan-hubungan ekonomi dalam masyarakat. Hubungan-hubungan ekonomi itu menjadi faktor determinan terhadap suprastruktur. Yakni kelembagaan-kelembagaan sosial non ekonomi seperti hukum, ajaran, agama, sistem politik, corak budaya, dan lain sebagainya.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai ragam teori dan teorisasi dalam penelitian. Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga!

Baca juga : Statistik Deskriptif dan Inferensial dalam Penelitian Kuantitatif

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *