Dalam buku Metodologi Penelitian Kuantitatif (2006), yang dikutip dari buku Penelitian Kualitatif edisi ke-2 (2007). Telah dijelaskan oleh penulis bahwa ilmu sosial adalah ilmu yang paling canggih saat ini dalam khazanah ilmu pengetahuan manusia. Perkembangan ilmu sosial yang begitu pesat mengalahkan perkembangan ilmu alam. Hal ini disebabkan karena fenomena manusia berkembang melebihi pesatnya fenomena alam. Apabila pada awal-awal perkembangan ilmu sosial, ketika memisahkan diri dari filsafat. Dikatakan bahwa ilmu sosial adalah ilmu yang tidak memiliki jati diri dapatkah diterima. Sebab karena pada saat itu semua ilmuwan yang berjasa mengembangkan ilmu sosial berasal dari ahli-ahli ilmu alam. Sementara ilmu alam sendiri sudah berkembang pesat. Akan tetapi kondisi saat ini sudah berubah. Kecanggihan ilmu sosial sudah melebihi ilmu alam karena setiap satu fenomena sosial membutuhkan satu kajian ilmu sosial. Berdasarkan hal tersebut, maka sistematika teori dalam penelitian pun lahir. Simak penjelasan dibawah ini, yuk!
Baca juga : Konsep Berpikir Kritis dan Rasional dalam Penelitian
Sistematika Teori dalam Penelitian
Melihat kompleksnya fenomena sosial, maka ilmu sosial juga berkembang begitu kompleks dan begitu rumit. Begitu banyak teori sosial bagaikan rimba raya ilmu pengetahuan. Begitu rumitnya ilmu sosial, namun apabila disusun strukturnya. Alhasil dalam ilmu-ilmu sosial selain paradigma dikenal pula struktur ilmu sosial. Seperti rumpun teori yang dapat dikelompokan ke dalam grand theory, middle theory, dan application theory. Dari struktur ini kemudian menghasilkan konseptualisasi dan metodologi.
Grand theory umumnya adalah teori-teori makro yang mendasari berbagai teori di bawahnya. Contohnya, teori-teori struktural-fungsional dan teori konflik selalu disebut sebagai grand theory dalam ilmu-ilmu sosial. Disebut grand theory, karena sampai saat ini teori-teori itu menjadi dasar lahirnya teori-teori lain dalam berbagai level. Sementara disebut makro karena teori-teori ini berada di level makro. Dan teori tersebut bicara tentang struktur dan tidak berbicara tentang fenomena-fenomena mikro.
Sementara teori yang disebut middle theory adalah teori tersebut berada pada level mezo, level menengah. Dimana fokus kajiannya makro dan juga mikro. Teori-teori strukturasi Anthony Giddens salah satu contoh teori mezo yang dimaksud. Sedangkan, teori disebut sebagai application theory, karena teori ini berada di level mikro dan siap diaplikasikan dalam konseptualisasi. Seperti teori kebijakan publik, teori pertukaran, teori interaksi simbolik adalah contoh-contoh teori aplikasi. Yang penting dalam kajian teori pada suatu penelitian. Yaitu teori-teori yang digunakan grand theory, middle theory, dan application theory. Seperti dalam halnya skema tersebut, harus relevan satu dengan lain secara struktural.
Selain itu, dengan menggunakan model deduktif dalam format kualitatif deskriptif juga akan sangat membantu peneliti. Bukan saja saat menemukan masalah, tetapi juga untuk membangun hipotesis. Serta menyusun kerangka metodologi, dan menganalisis data maupun pembahasan hasil penelitian. Bahwa teori ini juga akan selalu dibahas untuk dikritik atau disempurnakan.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai sistematika teori dalam penelitian. Bagaimana menurutmu?
Baca juga : Kebenaran melalui Penelitian Ilmiah
Leave a Reply