Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk jawabnya. Sederhananya, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur. Serta tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan tertutup atau terbuka. Kemudian dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.
Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas. Sehingga kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu lama. Maka pengiriman angket kepada responden tidak perlu melalui pos. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden. Alhasil akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik. Sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.
Uma sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data. Yaitu prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik. Berikut dibawah ini adalah penjelasan mengenai ketiga hal tersebut. Simak yuk!
Prinsip Penulisan Angket
Pada prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu. Isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, kemudian tipe dan bentuk pertanyaan. Berikut dibawah ini adalah penjelasannya:
Isi dan Tujuan Pertanyaan
Yang dimaksud disini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan?. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan harus dalam bentuk skala pengukuran. Serta jumlah item mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak dapat berbahasa Indonesia. Maka angket jangan disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden. Serta keadaan sosial budaya, dan “frame of reference” dari responden.
Tipe dan Bentuk Pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup. Kalau dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur. Bentuk pertanyaannya dapat menggunakan kalimat positif atau negatif.
Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan. Tujuannya untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden. Dengan demikian perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu. Pada instrumen yang tidak valid, dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data. Akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula.
- Baca juga : Kriteria Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Penampilan Fisik Angket
Dalam penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data. Tentunya akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Selain itu angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden. Apabila dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Karena angket yang dicetak di kertas yang bagus dan berwarna, akan menarik perhatian responden lebih baik. Sehingga hal ini juga menjadi hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan angket.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai teknik pengumpulan data kuesioner dalam penelitian. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!
Leave a Reply