Secara umum motivasi adalah dorongan dari dalam maupun luar seseorang untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Sedangkan menurut pendapat dari Hasibuan (1999). Beliau mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang atau individu. Singkatnya seseorang mempunyai motivasi karena disebabkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Setiap teori motivasi berusaha untuk menguraikan apa sebenarnya manusia dan manusia dapat menjadi seperti apa. Dengan alasan ini, bisa dikatakan bahwa sebuah teori motivasi mempunyai isi dalam bentuk pandangan tertentu mengenai manusia. Isi dari teori motivasi membantu kita memahami keterlibatan dinamis tempat organisasi beroperasi. Caranya adalah dengan menggambarkan manajer dan karyawan saling terlibat dalam organisasi setiap hari.
Teori motivasi ini juga membantu manajer dan karyawan untuk memecahkan permasalahan yang ada di organisasi. Tidak ada organisasi yang dapat berhasil tanpa tingkat komitmen dan usaha tertentu dari para anggotanya. Karena alasan itu, para manajer dan pakar manajemen selalu merumuskan teori-teori tentang motivasi. Berdasarkan sumber buku Komunikasi Organisasi Lengkap (2014), teori motivasi dikelompokkan kedalam empat aspek. Simak penjelasan secara lengkapnya dibawah ini ya!
Baca Juga : Begini Pentingnya Komunikasi, dan Proses Komunikasi dalam sebuah Organisasi
Teori Motivasi Menurut Pendapat para Ahli
1. Teori Kepuasan
Dalam teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasaan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Selanjutnya, teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Kemudian, teori ini mencoba menjawab pertanyaan secara keseluruhan. Apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Kebutuhan dan pendorong itu adalah keinginan memenuhi kepuasan material maupun non material yang diperolehnya dari hasil pekerjaan.
Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi, semangat kerjanya pun akan semakin baik pula. Jadi, pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, semakin giat orang itu bekerja. Tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang ingin dicapai seseorang, mencerminkan semangat bekerja orang tersebut.
Penganut content theory ini cukup banyak, yang satu sama lain sebenarnya tidak mempunyai kaitan. Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang dilakukan mereka. Ternyata hasil penemuannya dapat dimasukkan dalam teori kebutuhan.
Teori kepuasan tersebut dipelopori oleh EW. Taylor. Abraham Maslow. McClelland. Frederick Herzberg. Claynton P. Alderfer dan Douglas McGregar (dalam Hasibuan, 1999).
2. F.W. Taylor dengan Teori Motivasi Konvensional
Pada teori motivasi konvensional ini termasuk content theory. Karena EV Taylor memfokuskan teorinya pada anggapan bahwa keinginan untuk pemenuhan kebutuhannya yang menyebabkan orang mau bekerja keras. Dengan teori ini, dapat disebutkan bahwa seseorang akan malu berbuat atau tidak berbuat. Didorong oleh ada atau tidak adanya imbalan yang akan diperoleh yang bersangkutan.
Oleh karena itu, seorang pemimpin haruslah berusaha memberikan imbalan berbentuk materi. Agar bawahannya bersedia diperintah melakukan pekerjaan yang telah ditemukan. Jika besar imbalan ini bertambah, maka intensitas pekerjaan pun akan dapat dipacu. Kesimpulannya dalam teori ini pemberian imbalanlah yang memotivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan.
3. Abraham H. Maslow dengan Teori Hierarki
Merupakan teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow (dalam Greenberg Baron, 1997). Telah mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan, yaitu sebagai berikut.
Kebutuhan fisiologis (physiological)
Dalam kebutuhan untuk mempertahankan hidup ini disebut juga dengan kebutuhan psikologis (physiological need). Yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari kematian. Kemudian, kebutuhan ini merupakan tingkat paling dasar ini berupa kebutuhan akan makan, minum, perumahan, pakaian, yang harus dipenuhi oleh seseorang. Sebagai upayanya untuk mempertahankan diri dari kelaparan, kehausan, kedinginan, kepanasan, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebudah yang mendorong orang untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Kebutuhan rasa aman (safety)
Menurut Maslow, setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi. Maka seseorang berusaha memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan. Nah, Kebutuhan ini akan dirasakan mendesak setelah kebutuhan pertama terpenuhi. Dari contoh di atas, jelas bahwa setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi. Seseorang berusaha memenuhi kebutuhan tingkat lebih atas, yaitu keselamatan dan keamanan diri dan harta bendanya.
Kebutuhan hubungan sosial (affiliation)
Sering pula disebut dengan sosial need, atau affection need. Ialah kebutuhan tingkat ketiga dari Maslow. Di dalam kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup bersama dengan orang lain. Dan kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama masyarakat. Karena memang orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan diri sendiri. Misalnya, setiap orang normal butuh akan kasih sayang dicintai, dihormati, diakui keberadaannya oleh orang lain. Dalam hidupnya ia ingin mempunyai teman, mempunyai kenalan, dan merasa tidak enak bila ia dikucilkan dari pergaulan ramai.
Kebutuhan pengakuan (esteem)
Setiap orang yang normal membutuhkan adanya penghargaan diri dan penghargaan prestise diri dari lingkungannya. Semakin tinggi status dan kedudukan seseorang dalam perusahaan. Alhasil semakin tinggi pula kebutuhan akan prestise diri yang bersangkutan. Penerapan pengakuan atau penghargaan diri ini biasanya terlihat dari kebiasaan orang untuk menciptakan simbol-simbol. Yang dengan simbol itu kehidupannya dirasa lebih berharga.
Dengan simbol-simbol itu ia merasa bahwa statusnya meningkat dan dirinya sendiri disegani dan dihormati orang. Simbol-simbol dimaksud dapat berupa, bermain golf, merek sepatu/jam tangan, tempat belanja, serta merek mobil dan sebagainya. Namun sesuatu itu adalah wajar, bila prestise itu dipadukan dengan memperlihatkan prestasi.
Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization)
Pada kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan puncak ini biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain. Tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Pada kondisi ini seseorang memperlihatkan kemampuan dirinya secara optimal di tempat masing-masing.
4. David McClelland dengan Teori Motivasi Prestasi
Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David McClelland (1974) disebut juga dengan teori motivasi prestasi. Menurut Teori iní ada tiga komponen dasar yang dapat digunakan untuk memotivasi orang bekerja, yaitu sebagai berikut.
Need for achievement
Yakni kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Di kebutuhan ini, berhubungan erat dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha mencapai prestasi tertentu.
Need for Affiliation
Yakni kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya dengan orang lain. Jika dilihat kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain.
Need for Power
Ialah, Kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi terhadap orang lain. Serta, kebutuhan ini, menyebabkan orang yang bersangkutan tidak atau kurang mempedulikan perasaan orang lain. Lebih lanjut dijelaskan pada kehidupan sehari-hari.
Pada kehidupan sehari-hari, ketiga kebutuhan tersebut akan selalu muncul pada tingkah laku individu. Hanya kekuatannya tidak sama antara kebutuhan-kebutuhan itu pada diri seseorang.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai teori motivasi menurut pendapat para ahli. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa berikan saran atau pendapatmu di kolom komentar, ya!
Baca Juga : Pendekatan Komunikasi Organisasi, Beserta Penjelasannya
Leave a Reply