Tanggal:23 December 2024

Tips Mencari dan Memperoleh Berita dalam Jurnalistik

Dari mana kita memperoleh berita?.Dari mana saja. Setiap orang, tempat, waktu, nama, benda, baik secara potensial maupun secara aktual, bisa menjadi sumber berita. Bisa juga menjadi materi atau bahan berita. Berita pun dapat kita peroleh melalui dua cara penanganan. Untuk berita-berita yang.sifatnya diduga, kita harus bisa melakukan proses penciptaan berita. Namanya: making news. Orangnya disebut reporter. Kemudian, untuk berita-berita yang tidak diduga, tiba-tiba, tidak diketahui dan tidak direncanakan sebelumnya. Kita harus bisa melakukan perburuan berita. Namanya: hunting news. Orangnya disebut hunter.

Dalam teori jurnalistik, berita harus mencakup dua persyaratan. Persyaratan itu adalah kualitas dan kredibilitas. Berita apa pun yang kita tulis, apabila tidak memenuhi dua persyaratan tersebut, akan membuat kita menuai badai. Sebagai wartawan  atau reporter, kita tidak akan dihargai atau dilecehkan. Sementara sebagai institusi pers, kredibilitas media kita jatuh. Kita akan kehilangan segala-galanya. Oleh karena itu, buatlah berita dengan memperhatikan dua prasyarat tersebut.

Berdasarkan sumber buku Jurnalistik Indonesia (2017). Terdapat dua cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh berita yang kredibel dan berkualitas. Berikut penjelasan secara lengkapnya. Simak dibawah ini yuk!

Lalu Bagaimana Berita diperoleh?

1. Berita Diduga melalui Meeting

Sebuah berita yang baik adalah hasil perencanaan yang baik. Prinsip ini berlaku bagi berita yang sifatnya diduga. Kita harus bisa mencari dan menciptakan berita. Proses pencarian dan penciptaan berita itu dimulai di ruang redaksi melalui forum rapat proyeksi. Istilah lain dari rapat proyeksi adalah rapat perencanaan berita, rapat peliputan, atau rapat rutin wartawan di bawah koordinasi koordinator liputan (korlip).  Rapat biasanya diselenggarakan sore atau malam hari, dihadiri seorang atau beberapa redaktur. Bisa redaktur bidang, redaktur halaman, redaktur senior, atau bahkan redaktur pelaksana.

Sementara, rapat proyeksi kadang-kadang dihadiri pula pemimpin redaksi. Biasanya rapat proyeksi diusahakan singkat, tidak lebih dari 60 menit. Kecuali pada saat darurat, ketika perkembangan di lapangan ditandai dengan banyaknya peristiwa penting atau situasi kritis. Kemudian rapat proyeksi bisa berlangsung selama 90 menit. Dalam rapat proyeksi, setiap reporter atau wartawan mengajukan usulan liputan. Usulan liputan ini dinyatakan dalam lembar proyeksi yang telah tersedia. Umumnya dicetak di atas setengah lembar kertas A4. Lembar proyeksi itu berisi nama reporter, kode reporter, bidang liputan, topik atau fokus liputan, dan target waktu liputan.

Liputan bisa individual, bisa juga tim. Forum rapat redaksi memutuskan, apakah usulan liputan reporter itu disetujui, ditunda, atau ditolak. Selain itu, rapat proyeksi diselenggarakan secara rutin, berpijak kepada tiga asumsi dasar.

3 Asumsi Dasar Penyelenggaraan Rapat Proyeksi

  • Berita diduga yang baik hanya bisa diperoleh melalui persiapan perencanaan yang baik. Kita tidak bisa mengandalkan pada naluri, dan insting, atau keyakinan lihat saja nanti. Karena kita tidak bisa setiap hari mengharapkan durian runtuh. Berita tidak boleh ditunggu. Sebuah berita bukanlah hadiah. Maka berita harus dicari dan diciptakan. Untuk itu, diperlukan sikap kreatif, dikembangkan sikap produktif. Serta dibangun prinsip-prinsip serta etos kerja media massa profesional.
  • Masyarakat kita semakin dinamis dan kritis sebagai dampak langsung bergulirnya era reformasi. Segala sesuatu harus transparan dan akuntabel. Bisa dipertanggungjawabkan secara jelas dan terbuka kepada publik. Masyarakat, dalam paham demokrasi, berhak untuk selalu tahu atas berbagai masalah publik dan kenegaraan. Batas antara ranah publik (public domain) dan ranah privat (privat domain) kini semakin jelas dan kasat mata. Tingkat partisipasi sosial dan politik masyarakat yang semakin tinggi dan luas dalam demokrasi itu. Pada akhirnya memerlukan komitmen dan kinerja pers yang tinggi dan memuaskan. Dengan demikian, pers dituntut untuk mampu memenuhi tugas dan fungsinya secara profesional.
  • Media massa sebagai industri jasa komunikasi dan informasi. Kini dihadapkan pada pola kompetisi yang ketat, keras, dan tajam. Media surat kabar, majalah, radio siaran, atau media televisi yang tidak dikelola secara profesional dengan dukungan kapital besar. Niscaya akan rontok, berguguran, dan lenyap tanpa bekas dalam tempo relatif singkat. Fakta menunjukkan, selama era reformasi periode 1999-2004, tercatat tidak kurang dari 600 penerbitan pers yang gulung tikar. Mereka dihadapkan kepada masalah pengelolaan yang tidak profesional. Kekurangan modal, atau gabungan keduanya.

2. Berita Tak Diduga melalui Hunting

Lantas bagaimana dengan berita yang sifatnya tak diduga, tiba-tiba, tidak diketahui, dan tidak direncanakan sebelumnya?. Bisakah terhadap berita tiba-tiba kita melakukan proyeksi?. Jika bisa, bagaimana caranya dan kapan waktunya?. Seperti yang sudah dijelaskan, untuk berita yang sifatnya tiba-tiba atau tak terduga, kita harus bisa dan pandai berburu. Seorang reporter atau wartawan, harus bisa hunting berita. Sebagai pemburu, sebagai hunter, kita harus memiliki beberapa kemampuan dasar.

Kemudian, kita harus memiliki kepekaan berita yang tajam (sense of news), daya pendengaran berita yang baik (hear of news). Selanjutnya mengembangkan daya penciuman berita yang tajam (noise of news). Mempunyai tatapan penglihatan berita yang jauh dan jelas (news seeing). Piawai dalam melatih indra perasa berita (news filling). Serta senantiasa diperkaya dengan berbagai pengalaman berita yang dipetik dan digali langsung dari lapangan (news experiences).

Setelah itu, barulah kita dituntut untuk memiliki keterampilan prima dalam penulisan berita. Ini hanya mungkin tercapai, apabila kita sangat menguasai teori dan aplikasi bahasa. Bagi jurnalis, penguasaan bahasa adalah prasyarat dasar. Sifatnya mutlak, tak bisa ditawar-tawar lagi. Dalam kerangka itu. Tugas redaktur pelaksana (managing editor) dan pemimpin redaksi, adalah senantiasa memberikan inspirasi, motivasi, memimpin rapat proyeksi. Kemudian memberikan penekanan tentang visí dan aksentuasi peliputan berita. Dan pada akhirnya melakukan evaluasi atas keseluruhan kinerja redaksi.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai tips mencari dan memperoleh berita. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa cek postingan artikel lainnya, ya!

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *