Tanggal:22 November 2024

Mengenal Jenis Bahan Bakar

Bahan Bakar

Bahan bakar adalah suatu zat yang jika dipanaskan akan mengalami reaksi kimia dengan oksidator (biasanya oksigen dalam udara) untuk melepaskan panas.

Kursus online IELTS Vocasia

Bahan bakar komersial mengandung karbon, hidrogen, dan senyawa-senyawanya. Sehingga sering disebut bahan bakar hidrokarbon yang akan menghasilkan suatu nilai kalor (heating value).

Solar

Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak nabati hasil destilasi dari minyak bumi mentah. Bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih. Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama
diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa juga disebut Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel (Pertamina, 2005).

Bahan bakar solar mempunyai sifat-sifat utama, yaitu:

  1. Warna sedikit kekuningan dan berbau
  2. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal
  3. Mempunyai titik nyala yang tinggi (40 °C sampai 100°C)
  4. Terbakar secara spontan pada suhu 350°C
  5. Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 – 0,86
  6. Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500 kcal/kg)
  7. Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar daripada bensin

Burner

Burner adalah alat untuk mensuplai udara dan bahan bakar ke dalam suatu daerah pembakaran, sehingga bisa terjadi reaksi pembakaran. Proses pembakaran pada mesin tenaga uap terjadi pada furnace. Pada furnace terdapat burner. Furnace ditempatkan menyatu dengan boiler dan terpisah dengan fluida kerja air yang mengalir pada pipa-pipa boiler. Pada burner sangat diharapkan terjadi pembakaran yang sempurna untuk itu diperlukan beberapa faktor, antara lain :

  1. Nyala api yang stabil
  2. Pembakaran yang lengkap
  3. Pengontrolan yang baik

Berdasarkan dari jenis bahan bakar yang digunakan, burner diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

  1. Burner untuk bahan bakar cair
  2. Burner untuk bahan bakar gas
  3. Burner untuk bahan bakar padat.

Liqid Fuel Burner

Burner dengan berbahan bakar cair mempunyai permasalahn khusus yaitu proses mixing antara bahan bakar cair dan udara. Untuk memperbaiki pencampuran bahan bakar udara, proses pengkabutan harus menjamin terjadi atomisasi yang bagus dari bahan bakar sehingga udara dapat berdifusi dengan mudah masuk ke bahan bakar. Dari proses tersebut akan tercapai campuran yang lebih homogen. Proses pembakaran akan berlangsung menjadi lebih sempurna. Ada beberapa macam tipe dari burner berbahan bakar cair yaitu sebagai berikut :

a. Vaporising Burner

Burner jenis ini menggunakan bahan bakar cair seperti kerosene dan premium. Bahan-bakar diuapkan terlebih dahulu sebelum bercampur dengan udara. Udara didifusikan ke uap bahan-bakar secara alamiah atau dipaksa dengan fan. Burner tipe ini digunakan pada industri-industri skala kecil.

b. Atomizer Burner

Proses pengkabutan dari burner model ini dibantu dengan fluida bertekanan, dimana pada waktu proses pengkabutan fluida mempunyai energi kinetik tinggi ke luar dari nosel. Fluida yang sering dipakai adalah udara atau uap bertekanan.

Pengunaan uap dianggap lebih menguntungkan. Bahan bakar disemprotkan dengan tekanan tinggi, uap dengan tekanan sedang akan membantu proses pemecahan bahan bakar menjadi droplet, sehingga pengkabutan lebih bagus.

Gas Fuel Burner

Proses pembakaran bahan bakar gas tidak memerlukan proses pengkabutan atau atomisasi, bahan bakar langsung berdifusi dengan udara. Ada dua tipe yaitu :

a. Non Aerated Burner

Tipe ini bahan bakar gas dan udara tidak dicampur dulu sebelum terjadi proses pembakaran. Bahan bakar gas bertekanan dilewatkan melalui nosel, udara akan berdifusi secara alamih dengan bahan bakar. Proses pembakaran dengan burner tipe ini dinamakan pembakaran difusi. Dua contoh burner tipe ini yang biasa dipakai dapat dilihat pada gambar.

b. Aerated Burner

Bahan bakar gas dan udara dicampu dulu sebelum terjadi proses pembakaran. Pada burner tipe ini selalu ada pengaman untuk mencegah nyala balik kesumber campuran bahan bakar udara. Jenis burner ini yang paling umum adalah model Bunsen.

Solid Fuel Burner

Bahan bakar padat merupakan bahan bakar yang sangat berlimpah di alam. Bahan bakar ini harus melalui proses yang lebih rumit daripada jenis bahan bakar lainnya untuk terbakar. Bahan bakar padat mengandung air, zat terbang, arang karbon dan abu. Air dan gas terbang yang mudah terbakar harus diuapkan dulu melalui proses pemanasan sebelum arang karbon terbakar.

Bahan bakar padat banyak dipakai sebagai sumber energi pada mesin tenaga uap. Bahan bakar tersebut dibakar di furnace dengan stoker atau burner. Ada beberapa tipe burner atau stoker yang dipasang di furnace sebagai berikut :

a. Pulverized Fuel Burner

Bahan bakar padat akan dihancurkan lebih dahulu dengan alat pulverized sampai ukuran tertentu sebelum dicampur dengan udara. Selanjutnya campuran serbuk batu bara dan udara diberi tekanan kemudian disemprotkan menggunakan diffuser.

Proses pembakaran dibantu dengan penyalaan dengan bahan bakar gas atau cair untuk menguapkan air dan zat terbang. Udara tambahan diperlukan untuk membantu proses pembakaran sehingga lebih efisien.

b. Underfeed Stoker

Stoker jenis ini banyak dipakai untuk industri skala kecil, konstruksinya sederhana. Bahan bakar di dalam berupa batu bara dimasukan ke perapian dengan screw pengumpan. Proses pembakaran terjadi di dalam retort, batu bara akan dipanaskan untuk menguapkan air dan zat terbang kemudian arang terbakar.

Sisa pembakaran berupa abu akan digeser ke luar karena desakan batu bara baru yang belum terbakar. Udara tambahan digunakan untuk membantu proses pembakaran sehingga lebih efisien.

c. Fixed Grate Burner

Tempat pembakaran berbentuk plat yang memungkinkan udara utama dapat mengalir dari bawah. Serbuk batu bara dari pulvizer dipindahkan menuju burner dengan udara berkecapatan sedang dengan pipa pengumpan.

Proses pembakaran dibantu dengan udara tambahan dari saluran saluran udara sekunder. Ada dua tipe yang umum dipakai yaitu front feed dan top feed fixed grate burner. Sisa pembakaran yang berupa abu dibersihkan secara manual atau dirancang secara otomatis.

d. Chain Grate Stoker

Serbuk batubara diumpankan dari hopper dengan katup rotari ke grate berjalan, kapasitasnya dibatasi dengan menggunakan plat geloutin. Rotari vane juga digunakan untuk mencegah nyala balik dari grate berjalan ke hopper.

Grate berjalan dapat divariasi kecepatannya. Udara pembakaran dilewatkan dari selasela grate dan udara tambahan dilewatkan melalui permukaan atas lapisan
serbuk batu bara pada grate.

e. Fluidized Bed Stoker

Bahan bakar berupa serbuk batu bara dikondisikan seperti fluida. Serbuk batubara terangkat dari grate karena desakan dari udara bertekanan dari bagian bawah grate.

Udara bertekanan disuplai dari kompresor. Proses pembakaran terjadi sangat cepat, dibantu dengan penyalaan dengan bahan bakar gas atau cair. Temperatur pembakaran tidak boleh melebihi dari temperatur leleh dari abu, sehingga tidak terjadi penyumbatan di grate oleh lelehan dari abu.

Abu akan turun ke penampung abu di bagian bawah. Serbuk batu bara diumpankan dari feeder. Untuk mencegah emisi gas ke luar ditambahkan limestone atau zat lainnya untuk menetralisir zat polusi seperti sulfat dan nitrat.

Jika kamu tak mau ketinggalan diskon dari Vocasia kamu bisa klik tautan di bawah ini!

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *