Tanggal:22 November 2024

7 Jenis Alur Cerita Pengertian Dan Contohnya

Alur cerita adalah rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara kronologis dan memiliki hubungan sebab-akibat. Sederhananya, alur cerita adalah rangkaian cerita dari awal sampai akhir. Alur cerita ini merupakan salah satu unsur intrinsik atau unsur pembangun yang ada di sebuah cerita.

Kursus online belajar TOEFL PBT Vocasia

Adapun fungsi dari alur cerita yaitu untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana suatu kejadian atau konflik dapat terjadi ke pembaca. Oleh karena itu, pembuatan alur cerita yang tegas diperlukan agar pembaca dapat lebih mudah dan jelas dalam memahami cerita.

Secara umum, alur cerita dapat diklasifikasikan menjadi tujuh jenis. Pembagian tersebut berdasarkan pada urutan kronologis cerita. Nah, bagi kamu yang belum tahu apa saja ketujuh alur tersebut, yuk simak penjelasan berikut!

Baca juga: Mengenal Unsur Intrinsik Dan Komponennya

Jenis-Jenis Alur Cerita

Free Flat Lay Shot Of Open Books Stock Photo

Jenis-Jenis Alur Cerita. Sumber: pexels.com

1. Alur Maju

Alur maju atau progresif adalah alur yang menceritakan sebuah kejadian demi kejadian secara teratur dari awal hingga akhir cerita. Alur maju tidak menceritakan kejadian masa lalu lagi dan terus berjalan maju.

Contoh alur maju, misalnya cerpen yang menceritakan masa kecil seorang anak yang kemudian tumbuh dewasa dan berakhir ketika ia tua. Diceritakan pula bagaimana konflik yang ia hadapi selama hidupnya.

2. Alur Mundur

Alur mundur atau regresi adalah alur yang menceritakan masa lalu dari tokoh di dalam cerita. Berbeda dengan alur maju, alur cerita mundur ini justru konfliknya disampaikan di awal cerita dan kemudian mundur ke masa lalunya. Serangkaian peristiwa dalam refluks dimulai dari masa lalu ke masa kini dengan waktu yang tidak tepat.

Contoh alur mundur misalnya cerita pensiunan polisi yang menceritakan kisahnya berjuang selama menjadi anggota polisi.

3. Alur Campuran

Alur yang satu ini disebut juga dengan alur bolak-balik. Pada alur ini, tokoh akan menceritakan masa lalu sambil memperkenalkan karakter lain selama cerita belum berakhir dan ketika cerita kembali ke awal lagi. Cerita yang memakai alur ini biasanya memulai sebuah cerita di tengah-tengah dan kemudian ceritanya akan maju atau mundur.

4. Alur Sorot Balik (Flashback)

Berbeda dengan pengertian alur cerita mundur, alur sorot balik atau flashback ini merupakan alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Pengarang biasanya memulai ceritanya dari klimaks menuju kembali ke awal cerita dan ke akhir cerita lagi.

Tahapan yang terjadi pada alur sorot balik ini dimulai dari klimaks > anti-klimaks > akhir > peruwitan/konflik memuncak > awal cerita.

Baca juga: Teks Eksplanasi: Pengertian, Struktur, Kaidah Kebahasaan, Dan Ciri

5. Alur Klimaks

Alur klimaks adalah susunan peristiwa menanjak dari peristiwa biasa yang meningkat menjadi penting dan lebih menegangkan dibandingkan sebelumnya. Pada alur ini, alur cerita diawali dengan cerita yang biasa-biasa saja, lalu semakin lama cerita akan semakin menegangkan karena adanya peristiwa penting yang terjadi.

6. Alur Anti-klimaks

Kebalikan dari alur klimaks, alur anti-klimaks malah diawali dengan peristiwa penting yang makin menurun, dari peristiwa menegangkan kemudian menjadi kendor dan diakhiri dengan peristiwa yang semakin biasa saja.

7. Alur Kronologis

Hampir mirip dengan alur maju, susunan cerita pada alur kronologis juga mengikuti urutan terjadinya suatu peristiwa. Perbedaannya adalah di dalam alur kronologis terdapat hitungan hari, jam, menit, detik, dan lainnya.

Baca juga: Rima, Persamaan Bunyi Dalam Ragam Sastra

Beberapa Contoh Alur Cerita

Free Close-Up Shot of a Person Touching a Book Stock Photo

Beberapa Contoh Alur Cerita. Sumber: pexels.com

Nah, agar kamu tahu bagaimana cara mengimplementasikan alur-alur di atas ke dalam sebuah cerita rekaan, berikut kami berikan beberapa contoh alur cerita yang kami kutip dari laman Penerbit Deepublish. Yuk, baca ceritanya dengan teliti dan perhatikan setiap alurnya.

1. Contoh Cerita Alur Maju

Suatu hari, aku bersama keluargaku bersiap untuk pergi ke rumah saudara yang sedang mengadakan acara pernikahan di Kota Surabaya. Perjalanan yang kami tempuh akan cukup lama, kurang lebih 10 jam dilalui jalur darat. Dengan hati yang senang sekaligus deg-degan, kami tak lupa berdua di sepanjang perjalanan agar diberi keselamatan.

Tak hanya keluarga di rumahku, satu mobil besar yang berkapasitas 12 orang ini penuh karena ada keluarga paman yang turut serta. Namun kami merasa nyaman karena mobil yang kami tumpangi memiliki fasilitas yang nyaman dan performanya baik. Sayangnya, saat tiba di jalan tol Kabupaten Semarang, mobil kami tiba-tiba oleng.

Padahal sebelum keberangkatan, ayah sudah memeriksa semuanya termasuk ban mobil. Kami semua panik, ayah akhirnya minggir untuk mengambil jalur darurat di jalan tol. Kami semua diminta turun setelah mobil berhenti dan ayah memeriksa kondisi mobil dan ban yang kemungkinan kempes.

Syukurlah, tak sampai 10 menit ada mobil bantuan darurat dari tol datang, kami mendapat pertolongan dan ban mobil kami juga sudah dibantu untuk diiskan gas. Kami merasa lega dan akhirnya bisa melanjutkan perjalanan kembali.

Kami akhirnya sampai di Surabaya tepat 1 jam sebelum acara dimulai dan kami masih diberi kesempatan untuk sampai dan menghadiri pernikahan saudara.

Baca juga: 50+ Contoh Majas Hiperbola Beserta Pengertiannya

2. Contoh Cerita Alur Mundur

Pulang sekolah, aku melewati jalan yang biasa kulewati bersama Nadia dan Tami. Sayangnya, kali ini aku harus pulang sendiri karena Nadia dan Tami memiliki janji dengan teman masa kecilnya untuk makan siang di salah satu mall di dekat sekolah kami. Sembari bernyanyi, aku mengayuh sepedaku dengan santai.

Saat sedang mengayuh sepeda, tiba-tiba di depanku terlihat kumpulan orang yang memperlihatkan raut wajah panik. “Ada kecelakaan, Neng,” ujar salah seorang abang-abang yang berlari ke arah kerumunan orang tadi. Aku lantas ingin tahu kecelakaan apa yang terjadi dan memarkirkan sepedaku di dekat pohon besar di dekat tempat kejadian tersebut.

Kaget bukan kepalang saat aku melihat dua sahabatku Nadia dan Tami tergolek lemas karena terjatuh. Nadia dan Tami langsung dibopong oleh abang-abang ke angkutan umum dan akan dibawa ke rumah sakit. Tidak terlihat luka parah dari Nadia dan Tami, tapi aku ikut cemas dan berusaha menghubungi keluarga mereka.

Sebelum insiden kecelakaan tersebut terjadi, aku sempat menanyakan alasan Nadia yang hari ini membawa sepeda motor milik kakaknya. “Aku nggak mau telat sampai lokasi. Jadi aku meminjam motor kakakku,” ujar Nadia kepadaku saat kutanya alasan membawa motor. Padahal, Nadia sendiri belum memiliki surat izin mengemudi (SIM).

Aku juga sempat meminta Nadia untuk naik angkutan umum yang lebih aman dan juga tak terjebak macet karena jalanan hari ini cukup lenggang, namun Nadia menolak dengan alasan takut terlambat. Sementara Tami juga sama sepertiku yang khawatir dan cukup cemas dengan keputusan Nadia membawa sepeda motor.

“Ya sudah terserah Nadia saja, yang penting hati-hati ya, Nad. Soalnya aku juga nggak bawa helm,” tutur Tami saat akhirnya terbujuk oleh permintaan Nadia untuk membonceng dirinya naik motor.

Baca juga: 6 Tips Menulis Kreatif Yang Benar Bikin Tulisan Jadi Lebih Unik!

Itulah jenis-jenis alur cerita serta contohnya yang bisa kamu jadikan gambaran ketika hendak menerapkannya. Apabila kamu masih bimbang dan merasa hanya memiliki sedikit pengetahuan menulis untuk berkarya, kamu bisa lho, mengikuti kursus “Kelas Menulis Memulai Karya”.

Dalam kelas tersebut kamu akan mempelajari teknik menulis esai & opini dasar. Serta bagaimana menemukan ide dan gagasan, membangun argument, bagaimana menata logika kalimat, cara bertutur dalam tulisan dipadukan dengan kekayaan ilustrasi yang riil namun seimbang bersama Ratna Syifa Nastiti, selaku mentor kelas menulis.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *