Tanggal:22 November 2024

Apa Itu Debugging? Pengertian, Manfaat, dan Tipsnya Dalam Progamming

Bagi orang yang sudah terbiasa berkecimpung di dunia teknologi atau IT, pasti tidak asing dengan yang namanya debugging. Jika suatu perangkat IT yang tiba-tiba tidak berjalan seperti biasanya, entah itu terjadi freeze, lag, atau nge-bug, merupakan problematika yang biasa terjadi pada perangkat lunak. Nah, untuk mengatasi permasalahan itulah yang dinamakan debugging. Untuk penjelasan lebih rinci, simak ulasan berikut ini.

Definisi Debugging

Sumber: Pexels

Debugging adalah proses menghapus bug dan membersihkan sistem yang terjadi di dalam suatu software yang cacat atau rusak sehingga perangkat tidak berjalan maksimal. 

Bug adalah gangguan pada perangkat lunak yang menyebabkan perangkat tidak bekerja dengan normal seperti tidak bisa login, error saat mentransfer data, fitur yang kurang berfungsi dengan baik, blue screen, dan lainnya. Nge-bug, sebutan untuk permasalahan ini terjadi karena beberapa sebab salah satunya karena kesalahan saat menulis kode program. Jika ditemukan satu bug saja saat meng-coding, maka akan terjadi error pada seluruh program.

Tidak heran juga jika debugging bisa menghabiskan waktu yang lama dibandingkan ketika menulis kode program itu sendiri. Selain waktu yang cukup lama, debugging juga harus rajin dilakukan baik sebelum maupun setelah peluncuran aplikasi.

Baca juga: Apa Itu Debugging?   

Manfaat Debugging

Sumber: Pexels

Debugging dilakukan agar software tidak bermasalah. Debugging memiliki beberapa manfaat yang tentunya agar kerja software tidak broken, seperti:

1. Mampu Melacak Error Lebih Cepat

Oleh karena debugging dilakukan sebelum perilisan aplikasi maka jika terjadi error bisa dilacak sejak awal.

Sumber: Pexels

Menghindari Kesalahan Desain Program Lebih Lanjut;

Debugging perlu dilakukan kembali guna menghindari permasalahan lebih lanjut, terutama sebelum perilisan program.

2. Memperkuat Keamanan Sistem

Keamanan sistem akan ditingkatkan saat program dibuat. Jika ada satu bug saja saat proses coding maka seluruh program juga ikut rusak. Kerusakan inilah yang memungkinkan pembobolan pada suatu program. Jadi, dengan dilakukannya debugging, dapat memperkecil kemungkinan adanya celah yang dapat menyebabkan aplikasi dibobol oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

3. Mengetahui Fitur yang Tidak Terpakai atau yang Sudah Berubah

Ketika membuat program, programmer biasanya menulis bermacam-macam kode pemrograman sesuai fungsi dan keinginannya. Saat melakukan debug, programmer dapat mengetahui fungsi mana saja yang tidak terpakai atau malah menambahkan fungsi lain pada sistem.

Baca juga: Programmer: Pengertian, Tugas, Skill, Dan Gaji 

Bisa Menyepadankan CMS

Prose debugging ternyata berguna untuk menyelaraskan CMS (Content Management System) yang digunakan sehari-hari, misalnya WordPress dengan bermacam-macam environment lainnya, seperti php, mysql, server, dan lain-lain.

4. Meminimalisir Terjadinya Kesalahan dalam Penulisan Kode

Sumber: Pexels

Manfaat lain dari debug adalah untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan kode, contohnya saja kurang tanda titik koma, kode masih dibuka, penulisan fungsi yang masih salah, dan lainnya.

Menyamakan add on tambahan dengan sistem core terbaru

Manfaat terakhir debug, yaitu guna mencocokkan add on. Saat melakukan debugging, maka add on tambahan lain seperti plugin dan tema akan menyesuaikan dengan sistem core keluaran terbaru yang muncul.

Bagaimana Cara Melakukan Debugging?

Sumber: Pexels

1. Mereproduksi Bug

Pertama-tama yang harus dilakukan adalah memproduksi ulang bug dengan cara mendokumentasikan semua isu bug benar. Hal ini bertujuan agar dapat menentukan skala prioritas, dapat menyelesaikan bug dengan benar, bisa memisahkan mana bug yang belum rampung, mana yang sudah siap diuji coba di berbagai perangkat dan browser untuk mengecek apakah ada bug lainnya, dan mana bug yang telah lulus quality control.

2. Mengidentifikasi Error

Sumber: Pexels

Langkah kedua, yaitu melakukan identifikasi error, cara melakukannya dengan merekap semua error atau kesalahan pada program yang biasanya didapatkan ketika menguji coba program. Misalnya, saat perintah software tidak bisa ditindaklanjuti, bisa jadi terdapat syntax bug pada skrip.

3. Menemukan Lokasi Bug

Setelah diidentifikasi maka selanjutnya adalah menemukan lokasi error di kodenya. Di sini proses identifikasi saat uji coba perlu dilakukan karena lokasi bug bisa saja terdeteksi pada saat itu.

4. Meneliti Kesalahan (Error)

Proses ini dilakukan agar dapat memperbaiki error dengan tepat. Kemungkinan juga terdapat bug-bug lain di sekitar kode error serta mengurangi akibat error lainnya pada saat debugging

5. Membuktikan Hasil Analisis Error

Sumber: Pexels

Hasil analisis bug tersebut memungkinkan adanya bug yang lainnya. Sebelum melakukan debugging maka diperlukan pembuktian atau pengecekan ulang untuk memastikan bahwa tidak ada lagi error lainnya yang kemungkinan muncul pada software. Misalnya, dengan cara menulis tes otomatis pada tempat bug menggunakan bantuan framework test.

6. Melakukan Debugging pada Semua Error 

Jika menemukan lebih dari satu bug maka hal yang dilakukan, yaitu mengumpulkan dahulu semua unit cde test yang ingin diperbaiki. Setelah itu, melakukan uji coba pada semua kode yang ingin diperbaiki dan memastikan bahwa semua telah lulus uji coba.

7. Memperbaiki dan Validasi Skrip

Sumber: Unsplash

Pastikan semua kode perbaikan telah terkumpul, lalu masukkan kode tersebut ke dalam framework. Dan jangan lupa untuk mengecek ulang semua skrip.

Baca juga: Kenali Bug Dan Cara Mengatasinya! 

Tips Debugging

Setelah mengetahui cara kerja debugging, masih ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar debugging berjalan lancar. Simak tipsnya berikut ini.

1. Menghidupkan wp_debug

Cara mengaktifkannya, yaitu edit file wp-config.php, kemudian ubah pilihan wp_debug dari false menjadi true.

2. Mengaktifkan Error Reporting pada Database

Tips ini bisa dilakukan jika ada kemungkinan error karena kesalahan pada database CMS WordPress yang digunakan. Cara melakukannya, yaitu mengedit folder wp-includes/wp-db.php lalu mengubah skrip dari false ke true.

3. Mengecek error_log

Langkah ini bisa dilakukan jika tidak bisa mengakses website yang biasanya terdapat keterangan 500 internal server error.

4. Menggunakan Website Staging

Website staging adalah website kloning dari website yang asli. Web kloning ini digunakan untuk menguji coba bug karena jika dilakukan di web asli maka itu sangat beresiko.

5. Mengaktifkan script_debug

Hal ini bisa dilakukan ketika ada error dalam skrip atau plugin yang sedang berjalan.

6. Mendeteksi Error pada PHP

Untuk mengetahui kesalahan ini maka dapat mencetak pada file phpinfo.

7. Memanfaatkan Debugging Tools

Debugging merupakan proses yang membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian yang tinggi. Oleh karenanya, developer bisa memanfaatkan debugging tools yang ada.

8. Cek Syntax

Mengecek syntax yang mungkin saja masih ada kesalahan penulisan kode seperti typo, baris, atau titik koma.

9. Memeriksa Browser

Pemeriksaan dilakukan di berbagai browser guna memastikan bahwa kode dapat ditampilkan di browser. Beberapa tools uji coba yang bisa digunakan seperti BrowserShots, EndTest, Selenium, IE Tab, dll.

Nah itu tadi beberapa informasi tentang debugging. Kegiatan ini memang sering dijumpai pada seorang IT developer, programmer, dan ahli IT lainnya. Untuk mengetahui lebih rinci tentang hal ini, Vocasia memberikan kursus online yang bisa diikuti oleh siapa saja. Kursus ini mempelajari tentang memahami apa itu PHP, membuat website dinamis, membuat form inputan ke database dengan PHP, dapat mengoperasikan database, dapat mengoperasikan Query-query sederhana (Create, Insert, Update, Delete), dan memahami sorting. Simak selengkapnya di sini. 

Kursus desain website HTML CSS
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *