Di zaman sekarang, orang-orang menganggap lebih baik mengejar kedamaian dalam kesendirian daripada mengejar pengakuan dalam kesengsaraan. Bagi sebagian orang, perilaku ini disebut sebagai upaya memproteksi diri demi menjaga kewarasan. Akan tetapi, sebaik apapun seseorang mencoba, tidak ada jaminan manusia bisa selalu hidup tanpa keresahan. Pasti ada saja tragedi yang membuat seseorang mengalami nervous breakdown atau yang lebih dikenal sebagai mental breakdown. Mental breakdown adalah kondisi yang umum terjadi ketika tuntutan hidup menjadi berlebihan secara fisik dan emosional.
Mengenal Mental Breakdown
Mental breakdown adalah istilah yang digunakan oleh orang-orang untuk menggambarkan situasi stres yang mengakibatkan kehidupan sehari-hari tidak bisa berjalan secara normal untuk sementara waktu. Istilah ini digunakan di masa lalu untuk mencakup berbagai gangguan mental tetapi kini sudah tidak digunakan lagi oleh para profesional kesehatan mental. Maka dari itu, mental breakdown bukanlah istilah medis dan tidak pula merujuk pada penyakit mental tertentu. Namun, bukan berarti mental breakdown adalah respons normal atau sehat terhadap stres. Mental breakdown mungkin mengindikasikan adanya masalah kesehatan mental mendasar yang membutuhkan perhatian, seperti depresi atau kecemasan.
Baca juga: Kenali Aktualisasi Diri, Karakteristik dan Penerapannya
Ciri-ciri Mental Breakdown
Ciri-ciri mental breakdown yang tampak pada seseorang bergantung pada masalah kesehatan yang mendasarinya dan bagaimana orang tersebut umumnya mengalami stres. Berikut adalah ciri-ciri mental breakdown yang mungkin dapat dikenali dengan mudah.
- Merasa lelah secara emosional dan fisik
- Merasa putus asa dan tidak berdaya
- Menganggap diri sendiri memiliki harga diri yang rendah
- Merasa cemas atau depresi
- Mudah menangis dan tersinggung
- Menarik diri atau menghindari rutinitas sosial
- Mengalami kesulitan bergaul
- Tidak produktif atau terganggunya aktivitas normal
- Tidak menunjukkan minat dan kurang termotivasi
- Mengalami kesulitan berpikir, fokus, atau mengingat
- Mengalami perubahan nafsu makan dan berat badan
- Bergerak atau berbicara lebih lambat dari biasanya
- Gangguan tidur (tidur terlalu lama atau terlalu sebentar)
- Gemetar
- Sering mengabaikan banyak hal
- Kehilangan minat pada seks
- Tidak mengurus diri sendiri
- Tidak bisa menoleransi orang lain
- Memiliki gejala kardiovaskular, seperti detak jantung yang cepat atau tidak teratur
- Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami ciri-ciri mental breakdown seperti psikosis, yang melibatkan halusinasi, paranoia, delusi, dan kurangnya wawasan.
Baca juga: Introvert atau Antisosial? Berikut Perbedaannya
Penyebab Mental Breakdown
Mental breakdown disebabkan oleh beban stres yang melebihi kapasitas yang dapat ditangani oleh tubuh. Beberapa penyebab umum dan faktor risiko dari kondisi mental breakdown meliputi:
- Bekerja di bawah tekanan
- Konflik di tempat kerja dan di rumah
- Peristiwa dan pengalaman yang menyisakan trauma
- Kondisi medis yang parah atau kronis atau cedera
- Kandasnya hubungan romantis
- Kehilangan sumber pendapatan
- Berada dalam hubungan yang toxic
- Konflik terus-menerus
Baca juga: Bantu Kesehatan Mental, Ini Dia 4 Manfaat Terapi Mindfulness
Cara Mengatasi Mental Breakdown
Cara untuk mengatasi mental breakdown bervariasi dan dapat berbeda-beda pada setiap individu. Seseorang mungkin harus menemui psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi secara profesional. Jika kamu mulai merasakan ciri-ciri di atas atau stres yang berlebihan, segeralah mencari pertolongan seorang profesional. Hal-hal yang bisa dilakukan oleh orang yang sedang mengalami mental breakdown sebatas pada perawatan umum, seperti:
1. Merubah Gaya Hidup
Kelelahan mental adalah ciri umum dari mental breakdown. Istirahat sejenak untuk menghilangkan stress bisa menjadi perawatan rumahan yang efektif. Mengatur gaya hidup adalah perawatan umum yang dapat dilakukan orang yang sedang mengalami mental breakdown. Simak beberapa perubahan baik yang dapat membantu meringankan mental breakdown berikut.
- Mengurangi beban kewajiban harian
- Menyusun jadwal yang konsisten untuk aktivitas seperti bangun, tidur, makan, dan olahraga
- Mengonsumsi makanan yang sehat
- Memulai kebiasaan untuk rutin berolahraga
- Istirahat secara teratur
- Meditasi
- Lebih dekat dengan alam
- Mengurangi asupan kafein dan alkohol
- Bercerita atau curhat dengan teman, keluarga, atau pasangan terkadang juga bisa membantu mengurangi keresahan mental breakdown melanda
2. Melakukan Pengobatan
Dokter mungkin akan meresepkan obat antidepresan atau anti-kecemasan untuk membantu mengatasi gejala yang menyertai mental breakdown. Jika kondisi mental breakdown juga menyebabkan insomnia, dokter mungkin akan meresepkan obat tidur. Gangguan tidur dapat memperparah stres dan kecemasan, bahkan memperburuk insomnia.
3. Psikoterapi
Psikoterapi atau yang dikenal juga sebagai terapi bicara adalah terapi yang dilakukan untuk membantu mengatasi gejala yang dirasakan seseorang ketika mengalami mental breakdown. Berbicara dengan profesional akan membantu memproses pikiran dan menciptakan solusi untuk mengurangi stres dan kecemasan. Manfaat dari psikoterapi, meliputi:
- Membantu pasien untuk lebih memahami dan menerima diri sendiri, termasuk nilai-nilai yang diyakini dan tujuan hidup
- Menggugah pasien untuk memiliki keterampilan dalam hidup
- Mengantarkan individu kepada perubahan konstruksi dalam kepribadian dan etos kerja, serta masih banyak lagi
- Menolong pasien untuk menemukan solusi masalah yang mereka hadapi
- Menolong pasien untuk mengerti masalah mereka dan memahaminya dari sudut pandang yang berbeda
Mental breakdown bisa menyerang siapa saja, apalagi orang-orang yang sedang sangat produktif beraktivitas. Semakin banyak aktivitas, semakin banyak pula tantangan. Apabila segudang aktivitas beserta dengan tekanannya tidak bisa ditampung dan dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin seseorang akan terjebak dalam lingkaran setan mental breakdown. Dalam beberapa kasus, memang mental breakdown dapat ditangani secara mandiri tetapi masih besar kemungkinan kondisi mental breakdown membutuhkan penanganan tenaga profesional.
Apabila kamu merasa sedang dalam kondisi mental breakdown, jangan malu bercerita dan meminta pertolongan. Semakin cepat ditangani, semakin baik. Jangan sampai mental breakdown berujung pada jurang yang lebih dalam, seperti depresi. Mari jaga kewarasan diri dengan cara belajar ikhlas, kurangi beban kerja, perbanyak kegiatan positif, hidup sehat, dan jangan malu untuk meminta pertolongan.