Sejak adanya pandemi covid-19, seluruh aspek diberbagai bidang mulai berubah. Semua bidang mengikutinya secara online atau dalam jaringan. Tak terkecuali bidang pendidikan yang ikut terdampak dan merubah strategi pembelajarannya. Kamu tentu mengenal adanya bentuk pembelajaran asikron dan sikron.
Pembelajaran synchron umumnya dilakukan melalui daring, namun menggunakan video conference. Sehingga, terjadi feedback secara tatap muka di dunia maya. Sedangkan, asynchronous adalah pembelajaran yang dilakukan secara tunda. Pembelajaran tidak harus dilakukan saat sama-sama online, akan tetapi dilakukan menggunakan LMS (Learning Management System). Kamu pun pasti sudah akrab dengan penggunaan LMS sebagai media pembelajaran jarak jauh.
Penggunaaan LMS dapat diakses dengan mudah dan kapan saja. Para siswa atau mahasiswa bisa mengunduh materi dalam waktu yang tak harus bersamaan. Tenaga pendidik cukup mengunggah materi yang sudah dipersiapkan ke dalam LMS. Sehingga, secara fleksibel dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
Pembelajaran asynchronous menjadikan kamu lebih meningkatkan rasa kesadaran akan tanggung jawab pendidikan yang diemban. Pasalnya, kamu diberi kebebasan akses kapan saja yang bisa saja membuat terlena. Kamu pun harus pandai memotivasi diri untuk membaca dan memahami materi di dalam LMS. Sehingga, tenaga pendidik dan juga kamu sebagai siswanya merasa sama-sama diuntungkan.
Tips Sukses Pembelajaran Asynchronous
1. Buat pertanyaan di LMS
Tenaga pendiidik atau guru harus pandai membuat pancingan agar siswanya lekat dengan LMS. Kamu sebagai tenaga pendidik bisa membuat pertanyaan sebagai daftar kehadiran melalui LMS. Pertanyaan bisa kamu letakkan dalam forum tertentu sehingga para siswa bisa mengaksesnya dengan mudah.
Kamu pun bisa membuat pertanyaan yang berhubungan dengan materi serta pendapat masing-masing siswa. Hal ini akan membuat setiap siswa terangsang berpikir kritis. Kamu bisa melihat beragam jawaban siswa dan memahami sudut pandangnya dalam menyikapi suatu hal. Pemberian pertanyaan sangat penting dilakukan agar seluruh anggota satuan pendidikan tetap memiliki kesadaran mengikuti pembelajaran asynchronous.
2. Berikan contoh studi kasus
Baik siswa ataupun tenaga pendidik pastinya memiliki cara pandang yang berbeda. Sebagai tenaga pendidik, kamu tak perlu menyalahkan hal tersebut. Kamu hanya perlu memberikan studi kasus secara nyata lalu kaitkan dengan materi pembelajaran. Dari adanya studi kasus, siswa dapat belajar menyelesaikan masalah. Siswa pun dapat berpikir secara rasional dalam menyikapi sebuah kasus tertentu.
Dari kasus tersebut, siswa tentunya akan memetik sebuah pembelajaran yang berharga. Selain untuk melihat kemampuan siswa dalam mengatasi masalah, studi kasus juga bisa melihat cara seseorang mengambil suatu pelajaran berharga. Tentunya kamu dan para siswa bisa memperoleh hal positif dari studi kasus yang dipaparkan dalam LMS.
3. Ciptakan kuis melalui LMS
Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dapat dilakukan dengan beragam cara. Kamu sebagai tenaga pengajar bisa membuat kegiatan yang seru, namun tetap mendukung pembelajaran asynchronous. Kamu bisa menciptakan suatu kuis menarik di dalam LMS. Kegiatan tes informatif tersebut mampu melihat pemahaman siswa terkait materi pembelajaran yang selama ini diajarkan. Kamu tak perlu terlalu sulit dalam memberikan pertanyaan. Cukup beri pertanyaan nalar dan bersifat kritis.
Seluruh siswa bisa memperoleh kesempatan yang sama. Hal ini tentu akan memacu semangat dan kecekatan dalam menjawab kuis online tersebut. Kamu sebagai tenaga pendidik bisa menilai kecerdasan sekaligus ketangkasan siswa dalam menjawab pertanyaan kuis. Perolehan poin pun bisa menjadi sarana unggulan untuk memacu semangat para siswa dalam mengikutinya.
4. Gabungkan pembelajaran LMS dan video conference
Siswa yang terlalu sering mengakses LMS tentu saja akan merasa bosan dan monoton. Kamu perlu mengimbanginya dengan pembelajaran video conference. Bisa saja beriringan secara langsung antara LMS dengan video conference, loh. Kamu sebagai pengajar menjelaskan materi melalui video conference. Kemudian para siswa tetap diminta aktif menuliskan jawaban di forum LMS. Adapun variasi yang dapat dilakukan selama proses pembelajaran tatap muka virtual adalah dengan cara membagi sesi.
Misal teleconference dilakukan selama 30 menit. Selanjutnya pemberian tugas atau proyek yang mengajak siswa untuk melakukan kegiatan yang ada di sekitarnya. Setelah itu, siswa kembali lagi bertemu secara virtual melalui teleconference untuk menceritakan hasil aktivitas atau tugas yang dilakukan sebagai bentuk refleksi serta feedback dari guru. Sehingga, misal pembelajaran selama 2 jam tidak hanya menatap layar komputer/HP, akan tetapi ada aktivitas yang dapat dilakukan di luar virtual room.
Baca Juga : Media Pembelajaran Penunjang Semangat Belajar
Nah, itu dia pemaparan mengenai pembelajaran asynchronous. Asynchronous adalah pembelajaran secara tunda yang dapat memudahkan seluruh pihak mengakses LMS dengan waktu yang berbeda. Kamu dan para siswa menjadi lebih mudah belajar dan mengunduh materi kapan saja. Jangan lupa untuk tetap mencermati setiap inti sari materinya, ya. Semoga bermanfaat!
Leave a Reply