Tanggal:22 November 2024

Pengertian Dan Tujuan Pelatihan Kerja Pada Karyawan

Untuk menjalankan pelatihan terlebih dahulu harus dipahami pengertian pelatihan. Berikut ini pendapat para ahli tentang pengertian pelatihan.

Pengertian Pelatihan Kerja Menurut Para Ahli

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jason (Manajemen Sumber Daya Manusia, 2002: 5) pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

Selanjutnya menurut Mangkunegara Anwar Prabu (2002:56) pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja sesorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi.

Sedangkan menurut Drs. Heidjrachman Ranupandojo dan Dr. suad husnan, MBA (2002:65) latihan ialah suatu kegiatan untuk mempaerbaiki kemampuan kerja sesorang dalam kaitannya dengan aktifitas ekonomi.

Latihan membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan pencrapannya guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuannya.

Baca Juga | Tips Sukses Menghadapi Orientasi Karyawan Baru, Yuk Simak!

Proses pelatihan terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara sempit, pelatihan menyediakan para karyawan dengan pengetahuan yang spesifik serta keterampilan yang dapat digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.

Terkadang ada Batasan yang ditarik antara pelatihan dan pembangunan, dengan pengembangan yang bersifat lebih las dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan bar yang berguna baik bagi pekerjannya sat ini maupun dimasa mendatang.

Pelatihan yang dilakukan oleh seseorang yang sudah bekerja menitik beratkan kepada intelektualitas, hingga program yang telah ditetapkan ole perusahaan secara sistematik dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

Menurut Henry Simamora (2004 : 273) pelatihan adalah proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Sedangkan menurut Moh. Agus Tulus dalam bukunya Manajeman Sumber Daya Manusia (2004 : 88) pelatihan adalah kegiatan yang bermaksud memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku, keterampilan, dan pengetahuan para karyawan sesuai keinginan perusahaan.

Program-program pelatihan yang di rencanakan akan memberikan hasil atau manfaat bagi perusahaan yaitu berupa peningkatan produktivitas, peningkatan moral, stabilitas serta fleksibelitas perusahaan yang semakin bear untuk menyesuaikan diri dengan persyaratan-persyaratan eksternal yang berubah.

Masyarakyat kita sacra kesuluran juga sangat menaruh perhatian terhadap program-program pelatihan untuk mempromosikan karyawan dan manfaat bakat para warganya.

Tenaga kerja yang mahir dan terampil sangan diperlukan untuk mendukung faktor produksi lainnya, guna mencapai produktivitas yang tinggi.

Saat ini semakin terasa pentingnya peltihan bag perusahaan, mengingat mereka juga menerima karyawan yang belum berpengalaman, sedangkan karyawan yang berpengalaman sudah bekerja diperusahaan lain.

Tujuan pelatihan adalah untuk menambah efisiensi dan efektifitas karyawan untuk kepentingan perusahaan masa sekarang dan dimasa yang akan mendatang.

Baca Juga | Simak! 6 Kesalahan Yang Wajib Dihindari Karyawan Baru

Dengan demikian didalam latihan dikembangkan tidak hanya masalah kecakapan, dan pengetahuan pegawai saja tetapi termasuk sikap dan tingkah lakuh ataupun mental para karyawan.

Latihan ini juga dapat dimaksudkan untuk menjamin keseragaman dan keserasian pembinaan karyawan. Tujuan dari pelatihan adalah:

  • Meningkatkan prestasi kerja karyawan.
  • Meningkatkan produktivitas karyawan.
  • Meningkatkan pengatuan karyawan seputar dibidang kerjanya.
  • Meningkatkan efektifitas dan efisiensi karyawan saat bekerja.

Henry Simamora dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2004;276), berpendapat bahwa tujuan dari pelatihan adalah:

  • Memperbaiki kinerja.
  • Memuktahirkan keahlian karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
  • Mengurangi waktu pembelajarn bagi karyawan baru agar computer dalam pekerjaan.
  • 4.Membantu memecahkan masalah operasional.
  • Mempersiapkan karyawan untuk promosi
  • Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi
  • Memenuhi kebutuan pertumbuhan pribadi.

Kesalahan dan kecelakaan dalam pekerjaan dapat diminimalisir apabila perusahaan mau melaksanakan pelatihan secara efektif. Meskipun pada nantinya pasti terdapat kesalahan pada pekerjaan karyawan.

T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (2002;57) berpendapat bahwa penelitian karyawan akan memberikan beberapa manfaat yaitu :

  • Menghilakn kebisaan yang jelek dalam bekerja.
  • Membantu karyawan untuk bertanggung jawab lebih bear diwaktu yang akan datang.
  • 3.Mengurangi pemborosan, absensi, keluhan yang berkepanjangan dan perputaran tenaga kerja.

Menurut Henry Simamora dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2004; 278), pelatihan mempunyai andil bear dalam menentukan efektifitas dan efisiensi perusahaan. Beberapa manfaat yang didapat dari pelatihan kerja:

  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktifitas
  • Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai
  • standar kinerja yang dapat diterima.
  • Membentuk sukap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
  • Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya menusia
  • S. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
  • Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.

Jenis pelatihan yang digunakan oleh perusahaan tergantung kepada beberapa factor seperti biaya, jumlah orang yang akan dikut sertakan di dalam pelatihan, tersediaanya Pembina, tempt dan waktu pelatihan.

A. Pelatihan Internal

Pelatihan di lokasi kerja (on the job training-OJT) cenderung dipandang hal yang sangat aplikatif untuk pekerjaan, menghemat biaya untuk mengirim karyawan untuk pelatihan, dan terhindar dari biaya pelatihan diluar.

Seringkali, pelatihan teknis dilaksanakan di dalam perusahaan. Pelatihan bersifat keterampilan, misalnya keterampilan untuk menjalankan mesin-mesin yang dikendalikan oleh kahlian karyawan atau manusianya. Satu sumber pelatihan internal yang berkembang adalah pelatihan informal yaitu secara internal melalui interaksi dan umpan balik antara karyawan.

Suatu penelitian menemukan bahwa hampir semua karyawan mengetahui dari pekerjaan mereka dengan belajar dari informasi dari karyawan lain, bukan dari pelatihan formal. Beberapa factor mencatat jumlah pembelajaran informal.

  • Pada karyawan yang bekerja dalam tim dan pada proyek dengan yang lainnya, mereka bertanya, menerima penjelasan, dan membagi informasi dengan sesame karyawan.
  • Daripada bergantung pada pengusaha lain nuntuk melatihan karyawan, lebih baik karyawan yang berpengalaman member pembelajaran kepada karyawan baru.
  • Pembelajaran informal terjadi diantara karyawan yang berusaha menemukan tujuan organisasi dan Batasan waktu, Bagaimanapun permasalahan informasi termasuk kenyataan bahwa beberapa pelatihan dilakukan dengan rekan kerja karyawan mungkin tidak akurat dan kemungkinan kehilangan perincian penting.

B. Pelatihan Eksternal

Pelatihan eksternal muncul karena beberapa alasan :

  • Lebih mudah bagi perusahaan untuk menggunakan pelatih dari luar untuk menyelenggarakan pelatihan dimanasarana pelatihan internal terbatas.
  • Mungkin waktunya tidak memadai untuk persiapan pengaduan materi pelatihan internal
  • Staf Sumber Daya Menusia mungkin tidak memiliki tingkat keahlian yang dibutuhkan untuk materi pelatihan yang diperlukan.
  • Ada beberapa keuntungan dimana para karyawan berinterkasi dengan para manajer dan rekan-rekan kerja dari perusahaan lain dalam suatu program pelatihan yang dilaksanakan diluar. Salah satu trend yang sedang berkembang pada saat ini adalah “outsourcing” dari pelatihan. Pabrikan (vendors) digunakan untuk melatih karyawan mereka, jika pengusaha membayarkan karyawan untuk mendapatkan sertifikasi, karyawan mungkin akan memandang perusahaan lebih positif dan lebih loyal pada perusahaan.

Metode-Metode Pelatihan Pada saat tujuan telah ditetapkan, pelatihan yang sebenarya dapat dimulai Tidak penting apakah pelatihan itu bersifat spesifik ataupun menyeluruh, pendekatan pelatihan yang tepat harus dipilih.

Berikut ini pendekatan-pendekatan serta Teknik pelatihan yang umum dilakukan membagi hal tersebut menjadi beberapa kelompok bear.

Beberapa metode yang lebih sering digunakan dalam pengembangan karyawan akan didisksikan berikut ini:

C. Pelatihan di Tempat Kerja

Bentuk pelatihan yang paling umum untuk semua tingkatan di dalam organisasi adalah pelatihan di tempat kerja one the job training (OT). OJT biasanya dilakukan oleh para manajer, oleh sesame karyawan, atau keduanya.

Manajer atau atasan yang melatih karyawan harus mampu mengajarkan, juga harus mampu menunjukan potensi di bidang yang sedang dia ajarkan kepada karyawan.

Bentuk pelatihan OT yang khusus dan terarah adalah apa yang dikenal sebagai Pelatihan Instruksi Kerja (Job Instruction Training – JTT).

Dibangun pada masa Perang Dunia I, JTT digunakan untuk mempersiapkan masyarakyat sipil dengan pengalaman yang sangat sedikit untuk pekerjaan di sector industry untuk menghasilkan peralatan militer. Oleh karena keberhasilan JTT mash digunakan. Malah kenyatannya, perkembangan logika metode ini dalam setiap langkah adalah cara istimewa untuk mengajarkan peserta pelatihan.

Pelatihan di tempat kerja (OJT) sejauh ini merupakan cara yang paling umum digunakan dari pelatihan karena sangat fleksibel serta relevan dengan apa yang dikerjakan karyawan sehari-hari.

Bagaimanapun, pelatihan ini juga mempunyai kekurangan, yang paling umum dalah pelatihan model in dilakukan secara langsung tidak mempunya rancangan rencananya tidak seperti pelatihan formal.

Pelatihan biasa jadi tidak mempunyai pengalaman atau kehalian di bidang tertentu atau tak memiliki waktu untuk berpartisipasi.

Baca Juga | 8 Cara Mengatur Atau Mengelola Karyawan Yang Baik, Yuk Coba!

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *