Pernahkah kamu mendengar istilah parafrase? Bagi para penulis atau orang yang aktif dalam kegiatan penulisan, tentu sudah tak asing lagi mendengar istilah parafrase atau juga disebut parafrasa. Parafrase adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas menulis konten, baik itu artikel untuk blog, buku, maupun media lainnya.
Baca Juga :
- Yuk Cari Tahu Apa Itu Tipografi?
- Apa Itu Copywriter? Profesi Bergengsi Dan Kekinian Bagi Generasi Milenial
- Pengertian Pantun: Jenis Dan Contohnya
Pada umumnya teknik dalam penulisan parafrase biasa dipakai oleh para penulis dalam menghindari tindakan plagiarisme, dengan memberi kutipan tidak langsung dari tulisan atau teks aslinya. Cara yang dilakukan oleh penulis dengan memakai teknik ini merupakan suatu perbuatan yang tidak melanggar hukum, karena penulis hanya menulis ulang ide menggunakan kalimatnya sendiri.
Nah, untuk kamu yang ingin tahu bagaimana cara membuat parafrase, berikut di bawah ini kami berikan tips dalam membuatnya. Namun, sebelum itu kami akan uraikan pengertian serta jenis-jenis dari parafrase terlebih dahulu, agar kamu memiliki pengetahuan juga sedikit gambaran mengenai istilah parafrase ini. Simak ya!
Baca juga:
- Kenali Prolog, Bagian Pembuka Pada Suatu Tulisan
- Isi Dan Struktur Penulisan Laporan Penelitian
- Aspek Penting Lain Dalam Penulisan Laporan Penelitian
Pengertian Parafrase
Secara etimologi, parafrase lahir dari dari bahasa latin “paraphrasis“ dan bahasa yunani παράφρασις (Paraphrasein) yang sama-sama memiliki arti yaitu “cara ekspresi tambahan”. Dalam ilmu bahasa, parafrase adalah pengungkapan kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama tetapi tidak mengubah makna yang dimilikinya.
Sementara menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary, parafrase adalah cara mengekspresikan apa yang sudah ditulis. Dari semua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa parafrase adalah penyajian kembali atau penulisan ulang sebuah konten yang telah dibuat oleh orang lain, dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa mengubah maknanya.
Adapun ciri-ciri dari parafrase di antaranya sebagai berikut:
- Tulisan disampaikan dengan cara yang berbeda
- Substansi tulisan atau konten tidak berubah
- Bahasa penyampaian tulisan atau konten dibuat berbeda
- Bentuk tulisan atau konten dibuat berbeda
- Makna yang terkandung dalam konten masih tetap sama
Baca juga:
- Istilah dan Tata Istilah dalam Bahasa Indonesia
- Konsep Penulisan Laporan Dan Karya Ilmiah Kualitatif
- Arti, Fungsi, Dan Pedoman Penulisan Intro Feature
Jenis-Jenis Parafrase
1. Perubahan Struktur Kalimat
Jenis parafrase yang pertama ini menunjukkan adanya perubahan pada struktur kalimat, misalnya dalam kalimat aktif menjadi kalimat pasif atau sebaliknya. Parafrase yang mengubah struktur kalimat dapat dilakukan, guna memperlihatkan interpretasi dari seorang penulis terhadap konten aslinya.
2. Perubahan Tata Bahasa
Dalam jenis parafrasa yang ini adanya perubahan tata berbahasa pada teks, mulai dari kata kerja dan kata benda, hingga kata sifat serta kata keterangan diganti menggunakan kata-kata yang baru. Hanya bentuk kata yang diubah tanpa mengganti makna dari kata yang digunakan dalam kalimat.
3. Pergantian Sinonim
Nah, kalau untuk parafrase jenis ini merupakan bentuk atau jenis parafrasa yang paling sederhana, yakni dengan mengganti kata-kata ke dalam teks atau kalimat, dengan menggunakan kata-kata yang mirip atau persamaan dari kata tersebut.
4. Pengurangan Klausul
Untuk jenis parafrase yang satu ini fokus pada pengurangan jumlah klausa dalam sebuah kalimat, cara yang digunakan adalah memasukkan frase ke dalam kalimat. Namun perlu ditekankan bahwa jenis ini tidak mengurangi makna yang ada dalam kalimat.
5. Parafrase Terikat
Parafrase terikat atau disebut juga parafrase otomatis merupakan penulisan yang mewajibkan memakai kata-kata asli dalam karya sastra rujukan. Kemudian ditambahkan dengan kata yang lain, guna membangun karya sastra baru dan dalam bentuk berbeda, meskipun intinya dan maknanya harus sama.
6. Parafrase Bebas
Terakhir, dalam parafrase ini tidak wajib menggunakan kata-kata asli suatu karya rujukan untuk membangun karya sastra lain. Meskipun dalam hal ini tetap mempertahankan inti dan makna karya sastra tersebut, maksud dari jenis parafrase ini adalah adanya kebebasan penulis dalam memilih kata yang diinginkan atau tidak diinginkan.
Baca juga:
- Bahasa Persuasif Adalah..
- 9 Produk Penulisan Naskah Public Relation, Calon PR Wajib Tahu!
- 8 Cara Ampuh Menghindari Plagiarisme, Mahasiswa Wajib Tahu!
Cara Membuat Parafrase
Seperti disebutkan dalam situs OWL Purdue, ada enam teknik menulis efektif dengan melakukan parafrase, di antaranya:
- Membaca ulang teks sumber hingga kamu benar-benar memahami isi teks tersebut.
- Menulis ulang ide atau gagasan dalam teks tersebut dengan menggunakan kata-kata sendiri dan tata bahasa yang berbeda.
- Buat daftar beberapa kata di bawah parafrasa tersebut agar membantu kamu memahami naskah aslinya. Tuliskan pula beberapa kata kunci yang menjadi tema parafrase.
- Pastikan bahwa gagasan utama dalam parafrasa masih sama dengan artikel aslinya.
- Gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus, terminologi, atau frase yang kamu pinjam dari naskah asli, dan yang diambil sama persis dengan naskah asli.
- Tuliskan sumber (termasuk halaman) untuk mempermudah kamu dalam menuliskan sumber pustaka atau referensi.
Baca juga:
- Wajib Datang! 7 Perpustakaan Terbaik dan Nyaman di Jakarta
- Mengenal Profesi Travel Writer, Ketahui Prospek Dan Skill Yang Harus Dimilikinya
- Contoh Surat Cuti Kerja Yang Baik Dan Benar, Cocok Untuk Berbagai Alasan
Itulah penjelasan mengenai parafrase mulai dari pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga tips atau cara dalam membuatnya agar kamu terhindar dari plagiarisme. Meskipun secara struktur kalimat dan kosakata telah berbeda, namun tetap harus mengutip dan mencantumkan sumber sah bila melakukan penulisan, ya! Semoga bermanfaat!
Baca Juga :