Tanggal:23 November 2024

Apa itu Prototype?

Pengembangan produk berbasis perangkat lunak saat ini mengalami perkembangan dari sisi tampilan dan berfokus pada pengalaman pengguna. Hal ini biasanya lebih dikenal dengan istilah UI/UX design, di mana dalam proses pembuatannya akan mengarah pada sebuah prototype aplikasi untuk dapat mengetahui lebih awal bentuk produk yang akan dikembangkan.

Baca juga: Panduan Lengkap tentang Perbedaan Antara Desain UI dan UX

Dengan kata lain, prototype digunakan untuk mempresentasikan versi awal dari sebuah produk dengan tujuan untuk menguji konsep produk yang akan dirilis. Namun, apa arti prototype itu sendiri? Apa saja manfaat dan contohnya? Simak pembahasannya di bawah ini!

Pengertian Prototype

prototype adalah

source: pexels

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI online), prototipe adalah model asli yang menjadi contoh. Bisa juga disebut sebagai contoh baku yang memiliki ciri khas. Sedangkan dalam arti lain, prototype atau prototipe adalah model awal atau contoh yang dibuat untuk melakukan uji coba terhadap konsep yang sudah diperkenalkan.

Prototype biasanya dibuat untuk melakukan beberapa uji coba, seperti untuk mengetahui apakah konsep yang sudah dipaparkan bisa diimplementasikan ataupun untuk menguji selera pasar. Sehingga, pengembang produk dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan lebih awal sebelum mengimplementasikan fitur lain ke dalam produk yang akan dirilis.

Manfaat Prototype

prototype adalah

source: pexels

Prototype bermanfaat dalam beberapa faktor produksi atau permodelan produk secara umum. Ia memiliki manfaat di setiap pengembangan produk, baik fisik, software, maupun program-program komputasi tertentu.

Berikut adalah manfaat-manfaat yang dapat kamu dapatkan dari penggunaan prototype dalam pengembangan produk:

1. Mendapatkan gambaran nyata

Prototype merupakan tahapan mengubah konsep yang belum pasti ke wujud yang riil. Dengan menggunakan prototipe, kita bisa memastikan bahwa konsep bisa diimplementasikan dan bisa digunakan untuk lebih memahami kebutuhan konsumen. Ide-ide dipikiran bisa tertuang dalam bentuk nyata sesuai kebutuhan konsumen.

2. Tahu keinginan konsumen

Meskipun prototype tidak menggambarkan semua fungsi dan tujuan produk, namun gambaran sederhana itu dapat mewakili minat pasar. Adanya interaksi antara produsen dengan konsumen, memungkinkan produsen mendapatkan masukan dari konsumen berdasarkan pengalaman menggunakan produk.

3. Memudahkan presentasi produk ke investor

Prototype juga memudahkan produsen untuk mempresentasikan produk yang akan diluncurkan di hadapan investor. Hal ini dapat memudahkan investor menangkap gambaran fisik produk yang akan dirilis. Gambaran fisik itu juga bisa menentukan keberhasilan produk dan memutuskan investor apakah akan mendanai peluncuran produk itu atau tidak.

4. Penghematan biaya

Salah satu tujuan dari pembuatan prototype adalah merealisasikan konsep kedalam produk jadi, yang tentu saja akan ada “trial dan eror”. Setelah prototype sukses, baru akan dilakukan produksi masal.

Dengan menunda produksi masal dan memilih untuk membuat prototipe, tentu akan bisa menghemat banyak biaya untuk mengidentifikasi kekurangan produk.

5. Pengembangan produk baru

Prototype bisa menjadi referensi untuk mengembangkan ide atau produk baru. Dengan menganalisis prototype, produsen bisa menemukan kekurangan dan mencari solusi untuk mengembangkan produk atau ide baru yang lebih baik.

Contoh Prototype

Sistem prototype ini memiliki beberapa contoh yang perlu kamu ketahui detailnya. Berikut adalah beberapa contoh prototype:

1. Paper prototype

Sesuai dengan namanya, prototype ini menggunakan kertas sebagai media untuk menyampaikan rancangan produk. Jenis ini sangat sederhana, namun mampu memberikan beberapa opsi terkait kekurangan dari sisi tampilan maupun fungsionalitas produk.

Kekurangan dari paper prototype adalah kurang realistis, menimbulkan kesalahan uji produk, dan tidak menimbulkan reaksi tertentu bagi imajinasi pengguna produk.

2. Low-fidelity prototype

Low-fidelity prototype adalah prototype yang umumnya berbentuk sketsa-sketsa dari produk. Biasanya prototype ini menunjukan alur atau flow dalam menggunakan produk tersebut dan juga menampilkan tampilannya.

Kekurangan dari prototype ini adalah tampilannya yang masih berupa sketsa dengan warna dominan abu-abu atau hitam saja.

3. High-fidelity prototype

Terakhir adalah high-fidelity prototype. High-fidelity prototype adalah prototype yang memiliki tampilan yang mendekati produk aslinya. Jadi, user dapat merasakan sensasi menggunakan produk aslinya ketika menggunakan jenis ini.

Prototype jenis ini sering digunakan dalam bidang pengembangan website atau aplikasi. Dalam pembuatannya, kamu dapat menggunakan beberapa tools yang banyak tersebar di internet. Kekurangannya adalah prototype ini cukup memakan waktu.

Itu dia pembahasan mengenai pengertian, manfaat, dan contoh prototype. Semoga bermanfaat!

Baca juga:

Kursus digital marketing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *