Laporan Pertanggungjawaban (LPJ): Ini Penjelasan Lengkapnya!

Apa itu LPJ?

Laporan Pertanggung Pertanggungjawaban atau LPJ adalah laporan dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat untuk memberikan laporan pelaksanaan kegiatan dari penyelenggara kepada pihak yang lebih tinggi atau sederajat. LPJ mengandung penjelasan seputar pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir. LPJ juga merupakan bukti bahwa suatu kegiatan memang benar-benar telah terlaksana. Saat ini, LPJ tidak hanya berlaku di lingkup pemerintahan, setiap organisasi atau perusahaan dari berbagai sektor industri wajib menyerahkan bukti pertanggungjawaban kegiatan dalam bentuk LPJ yang tersusun secara sistematis.

Baca juga: Laporan Posisi Keuangan: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contohnya

Tujuan LPJ

LPJ menjabarkan seluruh proses kegiatan operasional secara rinci dan jelas sejak proses perencanaan hingga selesai kegiatan. Dinamakan laporan pertanggungjawaban karena tujuan utamanya adalah mengukur kemampuan penyelenggara mempertanggungjawabkan hasil kerja yang telah dijalankan, mulai dari sistem kerja hingga pengelolaan keuangan. Pembuatan LPJ juga digunakan sebagai acuan evaluasi dan perbaikan serta peningkatan kualitas untuk penyelenggaraan kegiatan di masa yang akan datang.

Baca juga: 8 Karakteristik Laporan Keuangan

Prinsip LPJ

Dalam proses penyusunannya, LPJ memiliki beberapa prinsip, yaitu:

1. Transparan

LPJ harus transparan, maksudnya adalah seluruh proses harus dipaparkan tanpa ada yang dihilangkan, ditutupi, ataupun malah dibuat-buat. Terlebih lagi jika membahas tentang penggunaan dana. Arus keluar masuk dana harus dirinci secara jelas beserta bukti pembayaran agar LPJ menjadi lebih terpercaya.

2. Rinci

Selain transparan, LPJ juga harus memuat informasi yang rinci sejak proses awal hingga akhir kegiatan. Perincian berlaku untuk setiap agenda kegiatan, mulai dari rapat perencanaan, penggunaan dana, hingga evaluasi agar tidak ada informasi yang terlewat.

3. Komprehensif

Komprehensif yang dimaksudkan adalah LPJ harus memuat seluruh informasi tentang kegiatan. Unsur-unsur 5W+1H (What, Who , Why, When, Where, How) wajib dimuat di dalamnya. Hal ini agar pembaca mendapatkan jawaban yang tegas dan pasti terkait penyelenggaraan kegiatan tersebut.

4. Sistematis

Susunan LPJ harus sistematis sesuai dengan urutan-urutan yang ditetapkan, seperti di mana letak latar belakang, Rencana Anggaran Biaya, daftar peserta, dan sebagainya. Selain itu, LPJ juga harus disusun secara runtun atau kronologis, artinya diurutkan berdasarkan waktu kegiatan. Misalnya, tanggal kas keluar-masuk, timeline rapat persiapan, timeline rangkaian kegiatan, dan lain-lain.

Baca juga: Pentingnya Memahami Manfaat Laporan Keuangan

Fungsi LPJ

Nah, tentu LPJ memiliki berbagai fungsi bagi penyelenggara maupun stakeholder yang menerima laporan. Apa saja fungsi LPJ? Yuk simak daftar berikut.

• Sebagai bukti kredibilitas kegiatan organisasi atau perusahaan
• Diperlukan sebagai bahan evaluasi dan peningkatan kualitas untuk kegiatan selanjutnya
• Untuk mengukur kualitas kerja dari penyelenggara kegiatan
• Menginformasikan jalannya setiap tahapan dalam kegiatan
• Sebagai laporan kronologis atas seluruh rangkaian kegiatan

Baca juga: Cara Membaca Laporan Keuangan dengan Mudah dan Benar

Format LPJ

Berikut adalah format yang bisa kamu ikuti agar LPJ terlihat rapi dan nyaman untuk dibaca. Setiap organisasi atau perusahaan mungkin memiliki format LPJ yang berbeda sesuai dengan SOP (standard operational procedure) masing-masing.

Ukuran Kertas: F4

Ukuran margins: atas 3, kiri 4, kanan 3, bawah 3

Tipe huruf: Times New Roman

Ukuran huruf: 12

Spasi: 1

Paragraf: 1.5

Alignment: justify (rata kanan-kiri)

Sistematika:

• Bab I: Pendahuluan

Bab pendahuluan berisi identitas atau asal-usul diselenggarakannya sebuah kegiatan. Dalam bab pendahuluan biasanya ada beberapa subbab, yaitu latar belakang, nama, tujuan, tema, bentuk kegiatan, dan hal-hal yang dirasa perlu.

• Bab II: Laporan Kegiatan

Bab II menjelaskan atau memaparkan laporan dari awal hingga akhir kegiatan. Laporan kegiatan umumnya memiliki tiga subbab, yaitu perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan. Segala yang terjadi selama rangkaian kegiatan dijelaskan dalam bab II, seperti: waktu, tempat, target peserta, hingga bagaimana hari H berjalan.

• Bab III: Laporan Keuangan

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan (LPJK) biasanya dimuat dalam bab III. Segala bentuk transaksi selama kegiatan berlangsung dirinci dan dipaparkan dalam LPJK.

• Bab IV: Evaluasi Kegiatan

Bab IV berisi evaluasi per divisi secara internal. Hal-hal yang umum disebutkan dalam evaluasi adalah kendala atau hambatan yang dihadapi, solusi atas kendala tersebut, dan saran untuk kegiatan selanjutnya.

• Bab V: Penutup

Bab V berisi ucapan terima kasih dan permohonan maaf apabila masih terjadi kesalahan dan kekurangan selama kegiatan berlangsung kepada semua pihak yang telah mendukung kesuksesan kegiatan.

• Lampiran

Lampiran adalah dokumen-dokumen yang membuktikan kredibilitas LPJ. Biasanya, lampiran berupa dokumen yang digunakan selama kegiatan berlangsung, seperti: bukti transaksi, foto kegiatan, susunan acara, dan lain-lain.

Baca juga: Cara-Cara Mudah Untuk Membuat Laporan Keuangan!

Kesimpulan

Nah, berakhir sudah pembahasan kali ini tentang laporan pertanggungjawaban. Jadi, dapat disimpulkan bahwa LPJ adalah dokumen yang berfungsi untuk melaporkan secara rinci mengenai pelaksanaan suatu kegiatan dari awal hingga akhir. LPJ merupakan dokumen penting karena mengandung bukti pertanggungjawaban atas penggunaan tenaga, tempat, waktu, hingga dana. Selain itu, LPJ juga digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di masa mendatang.

Masih bingung bagaimana cara membuat laporan keuangan? Jangan sampai karir kamu jadi terhambat gara-gara tidak fasih dengan laporan keuangan! Ayo latihan menjadi akuntan jago bersama Vocasia! Dengan 15 materi pelajaran dan full akses seumur hidup, optimis kamu mahir membuat laporan keuangan!

Yuk ikuti kelasnya sekarang: Jago Akuntansi Praktik Membuat Laporan Keuangan