Tanggal:22 November 2024

Autentikasi, Cara Tepat Menjaga Keamanan Data!

Dalam bidang teknologi tentu saja berbagai kecanggihan bisa diciptakan. Kamu juga bisa ikut serta menciptakannya sekaligus menggunakannya. Namun, keamanan sistem terutama data-data yang ada harus selalu terjaga. Melalui autentifikasi, semuanya bisa dijaga dengan aman. Lalu, apa itu autentikasi? Autentikasi adalah sebuah proses validasi atau pembuktian identitas terhadap pengguna yang ingin mengakses suatu file, aplikasi, atau sistem tertentu. Seluruh aktivitas yang kamu lakukan dapat terbaca dengan baik sekaligus diawasi secara seksama. 

Baca Juga:

Proses autentikasi bisa kamu lihat melalui sebuah website atau aplikasi tertentu. Saat kamu dimintai kode autentik, disitulah keamanan data akan diuji. Apakah data tersebut benar milik kamu atau bukan. Teknologi autentikasi menyediakan kontrol akses melalui sistem dengan mencocokkan apakah data pengguna sesuai data pada database pengguna yang berwenang. Sistem autentikasi akan mencocokkannya melalui server data yang berada di pusat. Saat data dinyatakan sesuai, kamu pun bisa leluasa mengakses website atau aplikasi tersebut.

Baca Juga:

Faktor Autentikasi

1. Sesuatu yang diketahui

Ilustrasi Faktor Autentikasi yang Diketahui (pexels)

Faktor autentikasi ini membutuhkan pengguna untuk menunjukkan sesuatu yang diketahui. Biasanya hal tersebut berupa sebuah password atau PIN. Untuk menggunakan autentikasi ini, tentu kamu harus mengatur data yang ditulis sesuai apa yang diketahui. Kamu juga perlu mengingatnya secara seksama. Pentingnya mengingat data tersebut tentu saja agar kamu tidak menemui kesulitan saat terjadi proses yang berulang. Kamu bisa menggunakan dominasi angka hingga huruf kapital dalam menuliskan autentifikasi yang diketahui. Kamu juga bisa membuatnya berdasarkan hal yang berkesan dalam ingatan agar semakin mudah mengindentifikasinya.

Baca Juga:

2. Sesuatu yang dimiliki

Ilustrasi Pengisian Proses Autentikasi (pexels)

Dalam kasus ini, kamu harus membuktikan kepemilikan atas sesuatu. Misalnya saja smartphone atau email. Kemudian untuk proses autentikasi, sistem akan mengirimkan kode unik autentikasi dan memastikan bahwa kamu memiliki autentikasi yang diminta. Contohnya saat kamu menerima SMS/email berupa kode OTP (on time password). Hal tersebut bisa menjadi bukti autentik atas kepemilikan suatu benda atau fitur. Kamu juga perlu melakukan pengecekan bahwa nomor telepon atau email yang digunakan dalam keadaan aktif, ya. Pasalnya saat hal tersebut tidak aktif, kamu tidak bisa melakukan konfirmasi kode OTP tersebut.

Baca Juga:

3. Sesuatu yang pribadi

Ilustrasi Pengenalan Wajah (pexels)

Faktor autentikasi ini berdasarkan beberapa informasi pribadi milik pengguna. Contohnya dalam bentuk sidik jari biometrik, pengenalan wajah atau suara. Bisa juga menggunakan pertanyaan mengenai nama ibu, hewan favorit, warna favorit, dan lain sebagainya. Sesuatu yang bersifat pribadi ini dapat menentukan autentikasi data yang sesuai dengan kebenaran data yang kamu miliki. Melalui proses pengecekan data di server data, semuanya akan terlihat secara jelas. Kamu cukup menuliskan data sesuai yang diminta dalam proses autentikasi.

Jenis Autentikasi

1. Single Factor Authentication

SFA (single factor authentication) adalah jenis autentikasi yang meminta pengguna untuk memasukkan ID pengguna. Kemudian proses autentikasi pun akan berjalan dengan meminta pengguna memasukkan password yang tepat dan sesuai dengan ID pengguna. Kamu sebagai pengguna harus ingat betul data yang dituliskan sebagai bagian dari password. Pastikan datanya sesuai agar kamu bisa mengakses seluruh kebutuhan dalam sistem tersebut, ya. Single Factor Authentication bersifat independen atau berdiri sendiri dalam sistem keamanannya. Kamu hanya membutuhkan satu kali proses autentifikasi saja.

2. Two Factor Authentication

(2FA) two factor authentication adalah proses autentikasi yang dikembangkan beberapa tahun setelah adanya Single Factor Authentication. Tujuannya agar semakin memperkuat keamanan. Kamu akan divalidasi dengan beberapa pertanyaan terkait pengguna. Misalnya melalui kode unik OTP yang dikirimkan pada smartphone ataupun melalui sistem identifikasi wajah dan sidik jari biometrik. Banyak perusahaan yang sudah menerapkan autentikasi dua faktor ini. Misalnya seperti Instagram, Google (Android), dan beberapa aplikasi keuangan milik BRI serta Mandiri.

3. Multi Factor Authentication

Multi factor authentication (MFA) adalah jenis autentikasi yang mewajibkan pengguna untuk memverifikasi tiga jenis identitas. Hal ini akan semakin memperkuat keamanan data dari jenis autentifikasi sebelumnya. Prosesnya meliputi ID pengguna, sidik jari/wajah, dan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kamu sebagai penggunanya. Tiga jenis identitas tersebut akan sangat membantu server data menemukan data secara autentik. Pasalnya, pengujian data tak hanya sekali dilakukan. Kamu akan dimintai data secara beruntun. Lalu, data tersebut akan membantu menjawab validitas yang kamu miliki sebagai pengguna.

Baca Juga : Metadata: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya

Itulah penjelasan mengenai apa itu autentikasi. Kamu tentu saja sudah menemukan penggambarannya. Autentikasi merujuk pada proses validitas data para pengguna sebuah website atau aplikasi tertentu. Kamu bisa memahaminya mulai dari faktor hingga jenis-jenisnya. Tentu saja hal ini sangat diharapkan mampu menjaga kemanan data yang kamu miliki. Semoga bermanfaat!

kursus pelatihan pemograman laravel vocasia
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *