Tanggal:22 November 2024

Apa Itu Bullying? Pengertian, Jenis, dan Cara Menghadapinya

Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa, 2008).

Pengertian Bullying

Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang sengaja dilakukan oleh orang atau kelompok yang lebih berkuasa. Tujuan dari bullying ini adalah untuk menyakiti orang lain dan itu berlangsung terus menerus.

Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut opresi atau risiko. Kasus bullying sering terjadi di Indonesia. Misalnya kasus bullying di sekolah. Pakar konselor sekolah Ken Rigby menjelaskan definisi bullying, mengutip buku “Mengurangi Bullying“.

Menurut Ken Rigby, bullying adalah keinginan untuk menyakiti. Hasrat ini terlihat dalam perbuatan yang menyebabkan seseorang menderita. Perbuatan tersebut dilakukan oleh satu orang atau mayoritas yang lebih kuat, berulang-ulang, tanpa tanggung jawab terhadap pelakunya, dan dengan senang hati.

Baca Juga | Mengenal 15 Bentuk Kekerasan Seksual Yang Penting Diketahui!

Jenis-Jenis Bullying

Bullying Verbal

Bullying jenis ini sering diungkapkan melalui kata-kata yang tidak menyenangkan. Bisa berupa ejekan, umpatan, hinaan, hinaan, celaan, dan fitnah. Segala bentuk ekspresi verbal yang menyakiti orang lain adalah bentuk bullying verbal.

Baca Juga | Kenali Apa Itu Cyberbullying Dan Cara Tepat Mengatasinya

Bullying Fisik

Ketika membaca kata fisik, hal itu terkait dengan tubuh manusia. Bullying fisik adalah bentuk kekerasan yang terjadi dengan menyakiti seseorang secara fisik. Bentuk kekerasan ini bisa berupa menendang, memukul, menampar atau meludahi seseorang.

Bullying Relasional

Di sekolah, intimidasi relasional terjadi karena beberapa kelompok tampak berlawanan dengan kelompok atau individu lain, yang mengarah pada pengucilan mereka yang dianggap sebaliknya, dan selain dikucilkan, siswa yang dianggap “berbeda” dari mayoritas kelompok akan diabaikan, diejek, menggunakan segala sesuatu yang dapat mengasingkan siswa dari kelompok.

Baca juga | 8 Cara Mengatasi Toxic Parents Demi Menjaga Kesehatan Mental

Cyber Bullying

Tindakan kekerasan dengan cara menyakiti orang lain melalui media elektronik. Seperti memberi komentar jelek, pencemaran nama baik lewat media sosial, dan menyebarkan rekaman video intimidasi.

Pelecehan Seksual

Tindakan bullying ini masuk dalam kategori kekerasan fisik atau verbal.

Cara Menghadapi Bullying

Ketika membahas membela diri saat anak atau teman menghadapi bullying, bukan berarti soal memukul atau balik memaki, maupun mengajarkan tentang membenci atau membalas dendam pada pelaku bullying. Namun ada beberapa hal bijak yang bisa dilakukan anak-anak, remaja maupun teman kita saat menghadapi tindakan perundungan ini.

1. Perlihatkan Kepercayaan Diri

Memiliki kepercayaan diri akan membuatnya terhindar dari bullying. Membangun tingkat kepercayaan diri bisa dimulai dengan bahasa tubuh yang meyakinkan, berjalan dengan tenang, dan berani melakukan tatap mata. Latih anak atau teman kita agar dapat melakukan hal itu dengan baik sekalipun ia sedang merasa ketakutan maupun tak percaya diri. Membangun mental adalah kunci utama agar tak ditindas.

Baca Juga | Sering Insecure? 7 Cara Ini Efektif Meningkatkan Rasa Percaya Diri Kamu Lho!

2. Membentuk Grup Pertemanan

Pelaku bullying atau perundungan biasanya tidak menjadikan anak atau seseorang yang punya teman sebagai target. Mereka biasanya menyerang anak-anak atau remaja, atau rekan kerja yang tampak tak punya teman. Jika orang tersebut tipenya suka menyendiri atau tak punya teman, maka ajari dia menjalin persahabatan walau hanya dengan satu teman. Grup pertemanan akan mencegah perundungan.

3. Belajar untuk Lebih Peka

Ajak anak maupun remaja untuk lebih waspada dengan lingkungan sekitarnya. Apalagi jika terasa ada sesuatu yang tak beres di sekelilingnya. Mengajari membela diri dengan melatih kewaspadaannya, bertujuan untuk menghindarkannya dari keadaan terpojok dan tempat sepi saat dikeroyok.

4. Hindari Perkelahian

Kadang, menghindari perkelahian dianggap sebagai tindakan pengecut. Namun, orang tua atau kita sebagai teman bisa mengatakan pada anak atau teman bahwa menghindari perkelahian sama saja sedang mencegah situasi yang lebih buruk terjadi. Maka, sebelum situasi jadi lebih runyam, lari adalah cara terbaik untuk mencegahnya.

5. Gunakan Suara yang Tegas

Para perundung biasanya tak akan menyerang orang yang memiliki kepercayaan diri dalam suaranya. Namun, hal ini perlu latihan khusus, terutama dalam situasi darurat. Suara yang tegas juga dapat menjadi teror mental para perundung bahwa lawannya bukanlah orang yang lemah. Sehingga lawan akan berpikir ulang soal serangan yang ia rencanakan.

Baca Juga | Begini 5 Bentuk Komunikasi Dalam Public Relation

6. Selalu Cari Pintu Keluar

Kemanapun anak atau remaja pergi ke suatu tempat apalagi tempat tertutup, ajari mereka untuk selalu mencari di mana letak pintu keluar. Hal ini akan berguna jika nantinya mereka dikepung di sebuah tempat oleh segerombol orang di ruangan tertentu.

7. Berteriak

Cara membela diri lainnya adalah saat terjadi perundungan adalah dengan cara berteriak kapanpun ia merasa akan diserang. Selain akan mengacaukan konsentrasi lawan, selain itu kemungkinan besar akan ada bantuan yang datang untuk menolong. Yang jelas, diam bukanlah ide yang baik dalam keadaan darurat.

8. Mengikuti Kelas Bela Diri

Bullying seringkali melibatkan serangan fisik. Dengan mengikuti kelas bela diri, anak atau remaja akan dapat membela diri saat dirundung. Mereka juga dapat mengetahui bagaimana caranya merespon serangan. Selain itu, olahraga bela diri juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membuat mereka dapat melindungi orang sekitarnya yang ditindas oleh perundung.

Baca Juga | 9 Tips Tetap Produktif Saat Puasa Di Bulan Ramadan

9. Gunakan Teknik Bela Diri

Orangtua sering takut jika anaknya terlibat dalam perkelahian fisik. Namun, dalam menghadapi perundung yang melakukan serangan fisik, hal itu diperlukan. Di dalam teknik bela diri ada banyak cara yang gunanya bukan menyerang, namun menghindar. Ajari anak untuk fokus pada menghindari serangan dibanding dengan menghadapi serangan.

10. Laporkan Ke Pihak yang Berwajib

Apabila kasus bullying sudah sampai ke tingkat yang lebih parah seperti kekerasan, ancaman, bahkan sempat mendapat pemerasan, maka sebaiknya laporkan hal tersebut kepada pihak polisi. Namun, sebelum itu, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan pihak sekolah, tempat kerja atau melalui keluarga lebih dahulu. Sebab, jika sudah masuk ranah hukum, urusannya akan lebih panjang.

Baca juga |  Kenali Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), Contoh Dan Upaya Menyikapinya

Sukses Membangun Kesan - Personal Development

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *