Bagi kamu yang memiliki hobi menulis atau bekerja di dunia kepenulisan, pasti pernah mendengar istilah writer’s block. Atau bahkan mungkin, kamu juga pernah mengalaminya. Tidak jarang writer’s block ini membuat para penulis menjadi stres dan kebingungan dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Pasalnya, ketika seorang penulis sedang dalam situasi ini, mereka akan merasakan kesulitan untuk membuat tulisan baru atau bahkan melanjutkan sebuah tulisan. Kondisi ini bisa terjadi kepada setiap penulis baik penulis baru atau penulis profesional. Dan siapa pun yang bekerja di dunia kepenulisan bisa mengalaminya.
Saat terjadi writer’s block, menunggu satu kata untuk muncul dan bisa dituangkan di atas kertas saja bisa memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dapat dipicu oleh beberapa hal, tergantung pada individunya. Beberapa orang percaya bahwa hambatan penulis berasal dari kurangnya ide atau bahkan bakat. Namun, biasanya tidak selalu demikian. Lantas, apa sebenarnya writer’s block itu? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Baca juga: Content Writer vs Copywriter! Apa Aja Sih Perbedaanya?
Mengenal Istilah Writer’s Block
Writer’s block adalah kondisi di mana penulis mengalami kesulitan (sementara atau permanen) untuk menuliskan kata-kata atau menulis. Istilah writer’s block ini sudah ada sejak tahun 1940-an, diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler seorang psikoanalis di Amerika.
Ketika kamu mengalami kondisi ini, kamu akan merasa tidak bisa menuliskan cerita baru, melanjutkan cerita sebelumnya, tidak ada inspirasi yang bisa ditulis, dan merasa frustasi. Di tahun 1970-an, peneliti bernama Jerome Singer dan Michael Barrios dari Yale University mempelajari sekelompok penulis profesional yang “diblokir” dalam berbagai disiplin ilmu. Para peneliti tersebut pun menemukan empat pemicu utama dari writer’s block, yaitu.
- Kecemasan: Biasanya rasa cemas dapat muncul apabila seseorang merasa pekerjaan mereka tidak cukup baik. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman bahwa tugas yang baik adalah tugas yang selesai, bukan tugas yang sempurna.
- Apati: Para penulis ini merasa terkekang oleh “aturan” penulisan. Aturan yang dimaksud dapat berupa regulasi tertentu.
- Amarah: Rasa amarah juga bisa memicu mengapa ide sulit mengalir dan tulisan pun bisa terhambat. Jika tidak diselesaikan akan berakibat fatal.
- Masalah dengan orang lain: Di beberapa kondisi, seorang penulis tidak ingin tulisan mereka dibandingkan dengan karya orang lain, sehingga menimbulkan rasa takut untuk menulis apa pun.
Baca juga: 7 Tugas-Tugas Seorang Content Writer, Pekerjaan Yang Berat?
Cara Mengatasi Writer’s Block
Apabila selama ini kamu merasa kesulitan untuk mengatasi writer’s block, kamu dapat mencoba cara- cara berikut ini.
1. Istirahat
Coba ambil waktu sebentar untuk mengistirahatkan otak dari kegiatan tulis menulis. Saat melakukan rehat sejenak, kamu bisa sambil mencari inspirasi guna menulis kembali sebuah ide untuk tulisanmu. Setelah itu, kembalilah beberapa hari (atau minggu bahkan bulan) untuk menyelesaikan kembali tulisanmu dengan pikiran yang fresh.
2. Membaca buku
Membaca dapat mebantu kamu untuk menemukan ide-ide, membuat otak jadi lebih fresh, dan mendistraksi otak sebentar untuk tidak memikirkan tulisanmu. Dari membaca juga, kamu bisa menemukan inspirasi, melihat penulisan kalimatnya, alur cerita, atau menemukan kata-kata yang bisa digunakan di tulisanmu.
3. Lakukan Freewriting
Free writing adalah kegiatan menulis bebas. Maksudnya, kamu dapat menulis apa saja dengan bebas, tidak perlu mengikuti aturan apa pun. Kamu bebas menuliskan apa saja yang terlintas di kepalamu tanpa diedit. Kamu bisa menulis tentang perasaanmu, isi pikiranmu, kejadian di hari itu, atau lainnya. Freewriting bisa menjadi latihan menulis agar kamu bisa menemukan kembali flow menulis.
Baca juga: Yuk Ketahui Tentang Copywriting dan Contohnya
4. Gunakan Teknik Pomodoro
Francesco Cirillo, pencipta teknik Pomodoro, mengatakan bahwa orang paling produktif ada dalam waktu 25 menit. Kamu dapat mengatur timer pada ponselmu. Lalu lakukan apa pun yang perlu kamu lakukan untuk menyelesaikan tulisan tersebut. Setelah 25 menit berlalu, beristirahatlah.
5. Buat Outline
Jika kamu bingung untuk menulis hal selanjutnya. Kamu bisa memcoba membuat outline atau draft terlebih dahulu. Outline ini menjadi patokan garis besar kamu untuk menulis. Kamu bisa menulis susunan sub topik dari ide yang kamu pikirkan. Hal ini menghindari writer’s block yang jauh lebih besar di tulisan selanjutnya.
6. Menulis di Pagi Hari atau Sebelum Tidur
Ketika bangun tidur, otak manusia merasa lebih fresh sehingga tak jarang sering ada ide cemerlang untuk menulis. Biasanya menulis di pagi hari lebih lancar ketimbang saat siang hari karena energi tidak full charge seperti pagi hari.
Atau sebelum tidur, banyak orang suka berpikir atau berimajinasi di waktu ini. Nah ini bisa dimanfaatkan untuk menulis. Siapkan waktu sekitar 30 menit untuk menulis di malam hari. Ingat ya, jangan sampai begadang dan membuatmu kecapekan.
Nah, demikian pembahasan tentang writer’s block dan cara mengatasinya. Semoga artikel ini dapat membantu kamu yang sedang ada di fase ini. Jangan lupa ikuti kami di sosial media untuk mendapatkan update yang informatif dan yang pastinya tidak kalah penting!
Leave a Reply