Tanggal:22 November 2024
biofuel

Kenali Biofuel, Bahan Bakar Alternatif dari Nabati

Bahan bakar merupakan bahan atau barang yang diperlukan untuk menghasilkan panas. Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat bahan bakar ialah minyak bumi atau batu bara. Namun, seiring meningkatnya kebutuhan bahan bakar yang tidak berjalan beriringan dengan ketersediaan bahan bakar di alam membuat kelangkaan terjadi. Oleh karena itu, diperlukan adanya bahan alternatif yang jumlahnya lebih banyak di alam. 

Kursus belajar TOEFL online Vocasia

Salah satu inovasi yang digencarkan dalam membuat bahan bakar dari bahan alternatif ialah bahan bakar biofuel. Biofuel sendiri diketahui sebagai bahan bakar yang dibuat dari bahan nabati. Lantas, bagaimana biofuel dibuat? Simak paparan berikut ini untuk menjawab pertanyaan tersebut! 

Baca juga: Mengenal Jenis Bahan Bakar

Pengertian Biofuel 

biofuel

ilustrasi biofuel (sumber: unsplash)

Kata “bio” yang terdapat dalam biofuel merujuk pada sifat produksinya yang berbahan dasar senyawa-senyawa dalam makhluk hidup, seperti tanaman dan hewan. Dikarenakan hal ini biofuel diharapkan dapat menjadi bahan bakar yang menciptakan sustainabilitas lingkungan di masa yang akan datang. 

Biofuel merupakan bahan bakar dari biomassa atau materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Dikarenakan hal tersebut bahan bakar ini juga dikenal sebagai bahan bakar nabati. Dalam pembuatannya, biofuel cenderung dibuat dari tumbuhan. 

Baca juga: Jejak Karbon: Pengertian, Penyebab Dan Cara Mengurangi

Jenis Biofuel

Bahan bakar nabati atau biofuel ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu bioetanol, biodiesel, dan biogas. 

1. Bioetanol 

Bioetanol sendiri dipahami sebagai alkohol yang berasal dari tumbuhan, seperti gandum, tebu, jagung, singkong, ubi, buah-buahan, maupun limbah sayuran. Pembuatan bioetanol sendiri dapat dilakukan dengan melakukan fermentasi terlebih dahulu. 

2. Biodiesel 

Adapun biodiesel yang terbuat dari minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak buah jarak, hingga minyak bunga matahari. Di Indonesia, biodiesel dibuat dari minyak sawit mentah. Hal tersebut mengakibatkan adanya ekspansi lahan yang imbasnya Indonesia mengalami pengurangan luas hutan yang signifikan. 

Sementara itu, di Hawaii biodiesel dibuat dari minyak goreng bekas. Jepang membuat biodiesel dari minyak bekas pemakaian dari restoran. Kebanyakan negara di dunia memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk membuat biodiesel. 

3. Biogas 

Selanjutnya, biogas. Biogas diketahui sebagai bahan bakar yang terbuat dari hasil fermentasi sampah tumbuhan atau kotoran yang berasal dari manusia atau hewan. Sampah atau kotoran yang difermentasi tersebut akan menghasilkan gas yang kemudian disebut sebagai biogas. 

Biogas dapat digunakan untuk menyalakan listrik atau kompor secara lebih bersih daripada energi yang dihasilkan dari batu bara. 

Baca juga: Penyebab Perubahan Iklim Dan Dampaknya

Bagaimana Biofuel Dihasilkan? 

Bahan baku dari biofuel dikelompokkan menjadi bahan yang dapat dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi. Bahan yang dapat dikonsumsi berupa gula, pati, atau minyak sayur yang dijadikan bahan bakar nabati dengan melalui proses transesterifikasi atau pembentukan ester dan gliserol dari trigliserida (lemak/minyak) dengan bio-alkohol (methanol atau ethanol). 

Ada pula bahan baku yang tidak dapat dikonsumsi ialah bahan yang berasal dari limbah pertanian dan residu dengan menggunakan teknologi canggih, seperti hydrocracking. Pada proses ini bahan dasar dapat dipecah atas adanya hidrogen untuk menghasilkan bahan bakar nabati. 

Baca juga: Apa Saja Dampak Perkembangan TIK?

Apakah Biofuel termasuk dalam Bahan Bakar Alternatif?

ilustrasi biofuel (sumber: pexels)

Krisis iklim di dunia perlahan mulai diatasi dengan pengurangan hingga penghentian pemanfaatan energi fosil. Meskipun demikian, banyak negara masih merasa kesulitan untuk menghentikan ketergantungan dalam pemakaian energi fosil. Maka dari itu, diperlukan usaha pengalihan dan anjuran untuk mengurangi pemakaian sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil.

Departemen Energi Amerika Serikat mengungkapkan bahwa biofuel seperti etanol menghasilkan karbondioksida yang lebih sedikit daripada bensin konvensional hingga 48%. Sementara itu, penggunaan biodiesel hanya melepaskan seperempat jumlah karbondioksida yang dikeluarkan diesel konvensional. Maka dari itu, bahan bakar nabati dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil. 

Demikian paparan mengenai biofuel yang merupakan bahan bakar nabati untuk mengatasi keterbatasan bahan baku energi yang berasal dari fosil. Apabila kamu ingin mengetahui lebih banyak mengenai berbagai materi dalam bio energi maupun pembelajaran biologi lainnya kunjungi BIOMA (Belajar Biologi Bersama Intan) bersama Intan Rachmawati. Tunggu apalagi? Daftarkan dirimu sekarang juga!

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *