Rasisme atau rasialisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa ras diri sendiri merupakan ras yang paling tinggi dibanding ras lainnya. Rasisme biasanya dikaitkan dengan permasalahan seperti diskriminasi suku, agama, ras, adat, golongan, atau ciri-ciri fisik pada seseorang.
Tindakan-tindakan rasisme tidak memandang aktivitas tertentu melainkan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, hiburan, dan lain-lain. Dampak dari perlakuan rasisme bisa menyebabkan perpecahan, baik pada sesama maupun golongan tertentu.
Rasisme di Indonesia
Kematian George Floyd dapat dikatakan menjadi puncak sejarah kelam permasalahan tindakan brutalisme institusi kepolisian dan rasisme terhadap kaum minoritas yaitu kulit hitam di Amerika Serikat. Kabar ini sampai terdengar di berbagai belahan dunia karena nyatanya tindakan rasisme kepada kaum berkulit hitam belum juga usai di beberapa negara.
Jejak rasisme di Indonesia juga dikabarkan menimpa orang-orang Papua. Salah satunya adalah yang terjadi oleh Obby Kogoya, mahasiswa asal Papua yang pada 15 Juli 2016 dijatuhkan ke aspal dan secara terus menerus diinjak oleh polisi Indonesia di Yogyakarta. Hal ini terjadi bertepatan saat aksi demo mahasiswa Papua dengan memperingati referendum yang tidak demokratis tahun 1969 yang mengakibatkan terintegrasinya wilayah Papua ke Indonesia.
Tindakan keji yang menimpa Obby dengan menendang, memukul, bahkan menginjak bagian tubuhnya adalah suatu perlakuan rasisme yang terjadi di Indonesia. Obby dalam aksinya juga tidak membawa senjata tajam, tetapi masyarakat bahkan yang disebut sebagai aparat keamanan dan ketertiban yakni polisi malah memperlakukannya seperti penjahat.
Atas kejadian tersebut, Obby malah dikenai hukuman empat bulan penjara atas tuduhan melawan dan menyerang dua petugas polisi walaupun ia juga adalah korban tindakan rasisme.
Tindakan dan perilaku rasisme yang dialami oleh orang papua di Indonesia juga banyak terjadi di berbagai bidang kehidupan dan bernegara. Seperti adanya tindakan rasisme hinaan orang papua dengan hewan monyet yang terjadi pada kasus pengepungan di jalan Kalasan Surabaya, tanggal 16 Agustus 2019 lalu.
Pada 16 Agustus 2019 di Surabaya juga terjadi tindakan rasisme yang dialami lagi oleh orang Papua dalam bentuk hinaan dengan hewan monyet saat kasus pengepungan mahasiswa Papua di asrama mereka oleh polisi dan TNI. Hal ini didasarkan karena adanya tuduhan perusakan bendera merah putih yang dipasang di depan asrama, padahal nyatanya tuduhan tersebut tidak memiliki bukti yang jelas.
Dalam media sosial pun bisa kita lihat banyaknya stigma yang melekat terhadap orang Papua di Indonesia dengan menganggap mereka sebagai “pembuat onar” yang sering digunakan media dalam suatu pemberitaan.
Permasalahan rasisme juga tidak berhenti sampai di sana, pasalnya banyak putusan yang dijatuhkan antara pelaku tindak rasisme yang dijatuhkan hukuman lebih singkat dibanding pemrotes rasisme yang dikenai hukuman belasan tahun.
Tindakan dan perilaku rasisme juga dialami oleh orang Papua dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang tinggal di Pulau Jawa karena candaan yang dilontarkan cenderung mengarah pada diskriminasi warna kulit. Hal tersebut terjadi karena adanya anggapan yang banyak memuliakan kaum berkulit putih dibandingkan dengan berkulit hitam.
Permasalahan rasisme di Indonesia yang umumnya dialami oleh orang Papua sama dengan masyarakat kulit hitam di AS yang disebut sebagai permasalahan rasisme terstruktural yakni bentuk tindakan dan perilaku rasisme yang sudah mengakar pada masyarakat di berbagai bidang kehidupan seperti sosial, kesejahteraan ekonomi, pendidikan, dan hukum sehingga tidak mudah dan cepat untuk dibenahi.
Ibram X Kendi seorang sejarawan dan aktivis gerakan anti rasisme di AS menyatakan bahwa mendukung gerakan anti-rasisme saja tidak cukup untuk melawan perlakuan rasisme. Hal tersebut hanya menandakan sikap netral pada rasisme.
Cara Mengatasi Rasisme di Masyarakat
Mengakhiri perlakuan rasisme jelas merupakan tugas semua orang baik secara individual maupun kolektif. Cara mengatasi perlakuan rasisme bisa dilakukan dengan menjadi seorang yang aktif melawan tindakan dan perilaku rasisme dalam masyarakat. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
- Baca juga: Perbedaan Barang Substitusi dan Komplementer
1. Pahami adanya Keragaman
Menyadari bahwa keragaman itu pasti ada dan perbedaan itu harus diterima dan diakui. Setiap orang dengan sukunya masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda dan harus diterima oleh suku lainnya.
2. Tingkatkan Toleransi
Mengembangkan sikap toleransi dapat menghindarkan perpecahan antar pihak lainnya karena masing-masing menjunjung tinggi perbedaan.
3. Dengarkan Korban Rasisme
Dengarkan kisah mereka yang menjadi korban rasisme baik itu merupakan teman, kerabat dekat, ataupun keluarga. Dengan mendengarkan dan turut merasakan yang mereka alami dapat menumbuhkan perilaku simpati yang lebih dalam.
4. Perbanyak Membaca Media
Banyak membaca media termasuk media komunitas yang banyak bersuara tentang rasisme untuk membaca informasi terkini yang menggambarkan tindakan rasisme. Pada postingan tersebut, tinggalkan komentar untuk mendukung gerakan-gerakan anti rasisme.
- Baca juga: Jenis-Jenis Badan Usaha dan Karakteristiknya
5. Sadari tentang Hak Asasi Manusia
Berikan penjelasan terhadap masyarakat bahwa rasisme adalah suatu bentuk ketidakadilan dan berdasarkan hukum Hak Asasi Manusia (HAM) dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk merasa aman dan dihargai serta diperlakukan secara adil.
6. Menentang Ideologi Populer Kontemporer tentang Rasisme Ilmiah
Contoh ideologi populer kontemporer tentang rasisme ilmiah dapat ditunjukkan dalam proses penerimaan murid baru di sekolah, berbagai layanan publik, dan perusahaan yang tidak boleh mendiskriminasi orang berdasarkan ras atau warna kulit mereka.
Organisasi-organisasi secara aktif harus mendukung orang-orang dari kelompok yang memiliki historis pernah tertindas karena diskriminasi ras dan seringkali tidak terwakilkan dalam berbagai bidang kehidupan publik. Dengan menentang ideologi populer kontemporer tentang rasisme ilmiah di sekeliling masyarakat ini dapat mengatasi perlakuan rasisme di sekitar lingkunganmu.
7. Memanusiakan Seluruh Manusia
Mengubah pandangan dan memperlakukan setiap orang secara setara, tanpa memedulikan latar belakang mereka. Hal ini dapat dimulai dengan berhenti percaya terhadap supremasi kulit putih dan mengakhiri pandangan yang minor terhadap sesama kita yang berkulit gelap.
8. Berpartisipasi dalam Organisasi Hak Asasi Manusia
Terdapat sejumlah organisasi yang giat memperjuangkan hak kelompok ras yang mengalami rasisme. Kamu dapat banyak bersuara dan ikut atau mengajak kontribusi dalam setiap kegiatan yang mendukung tindakan anti-rasisme.
- Baca juga: Ciri dan Contoh Kepemimpinan Otoriter
Demikian penjelasan mengenai rasisme dan cara tepat mengatasinya dalam ruang lingkup masyarakat. Hindari segala bentuk rasisme di Indonesia yang berpegah teguh pada semboyan bhineka tinggal ika.
Jangan lupa ikuti kami di Instagram, Twitter, Youtube dan media sosial lainnya agar tidak ketinggalan update dan informasi terbaru yang tidak kalah penting!
Vocasia merupakan platform edukasi online bersertifikat yang menyediakan berbagai kursus untuk menunjang keahlianmu dalam berbagai macam bidang. Dengan bergabung bersama Vocasia, tentunya kamu akan dapat berkesempatan untuk belajar bersama mentor-mentor yang berpengalaman banyak dalam bidangnya!
Daftarkan diri secepatnya agar bisa menikmati segala penawaran khusus di Vocasia pastinya dengan harga yang terjangkau untuk mengikuti berbagai kelas online dan mahir dalam berbagai bidang! Segera temukan kursus terbaru dan terkini yang cocok untuk kamu ikuti hanya dengan klik tautan berikut.
- Baca juga: Franchise Espessia Es Potong Indoeskrim
Leave a Reply