Computational thinking adalah metode berpikir yang memiliki dampak besar terhadap berbagai aktivitas manusia. Dengan metode pemikiran ini, kamu bisa menyelesaikan berbagai permasalahan yang rumit. Mulai dari permasalahan di kehidupan sehari-hari, pekerjaan, bisnis, hingga kebijakan publik.
Nah, bisa dikatakan computational thinking adalah keahlian wajib yang sebaiknya dimiliki oleh semua orang. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki serta menyelesaikan berbagai masalah.
Untuk lebih memahami lebih mendalam tentang computational thinking, simak artikel di bawah ini.
Pengertian Computational Thinking
Computational thinking adalah cara memecahkan masalah yang bisa dipahami dan dilakukan oleh manusia, komputer, maupun keduanya. Bisa dikatakan bahwa computational thinking adalah cara berpikir layaknya komputer.
Dalam penerapannya, sebelum mencari solusi masalah, kamu harus benar-benar memahami terlebih dahulu permasalahan tersebut. Dengan cara berpikir computational, kamu bisa lebih mudah dalam melakukannya.
Dalam konsepnya, terdapat empat pilar atau tahapan dalam computational thinking yang memiliki tujuan masing-masing:
- Decomposition (dekomposisi): Merupakan tahapan di mana kamu harus menguraikan masalah yang kompleks menjadi bagian yang lebih kecil, sehingga lebih mudah menyelesaikannya satu per satu.
- Pattern recognition (pengenalan pola): Pada tahap ini kamu diminta untuk mengenal pola dengan mencari persamaan yang ada di antara masalah tersebut.
- Abstraction (abstraksi): Pada pilar ini, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti melihat permasalahannya. Melalui hal ini, kamu bisa mendapatkan informasi yang penting, sedangkan yang kurang penting bisa diabaikan saja.
- Algorithm (algoritma): Pilar terakhir computational thinking adalah algoritma, yang merupakan proses mengembangkan solusi langkah demi langkah atau urutan yang harus diikuti untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Empat pilar di atas memang umumnya diterapkan pada program komputer. Namun, metode berpikir ini tidak hanya mengenai komputasi. Lebih dari itu, kemampuan berpikir computational dapat membantu kamu mengetahui apa hal tepat yang harus dilakukan ketika menghadapi sebuah masalah. Selain itu, masih banyak manfaat lain dari kemampuan berpikir computational lainnya yang akan dibahas di bawah ini.
Manfaat Computational Thinking
Computational thinking adalah cara berpikir yang tidak hanya membantu kamu dalam menguraikan masalah menjadi lebih sederhana. Cara berpikir computational juga akan membantumu menemukan solusi yang efektif.
Selain itu, terdapat manfaat lain yang bisa kamu dapatkan apabila memiliki kemampuan berpikir computational. Diantaranya adalah sebagai berikut.
- Mendorong kemampuan problem solving yang efektif.
- Membantu melatih kreativitas.
- Membentuk pola pikir yang logis dan terstruktur.
- Bekerja menjadi lebih profesional dan efisien.
- Melatih kemampuan untuk menganalisa berbagai hal.
- Menciptakan inovasi tertentu maupun sistem yang lebih praktis dalam menuntaskan permasalahan.
- Lebih peka terhadap permasalahan.
Nah, itulah beberapa manfaat apabila kamu memiliki cara berpikir computational. Hal selanjutnya yang perlu kamu ketahui adalah macam-macam metode computational thinking dan contoh penerapannya.
Baca juga| Handover: Apa Itu, Cara Melakukan Beserta Contohnya
Metode Computational Thinking dan Contoh Penerapannya
Computational Thinking adalah metode yang terbagi menjadi beberapa bagian. Berikut empat metode computational thinking dan contoh penerapannya:
1. Decomposition (Dekomposisi)
Seperti yang dibahas sebelumnya, dekomposisi merupakan tahapan awal. Kamu akan memecahkan sebuah masalah menjadi isu-isu kecil atau individual. Tujuannya untuk menyederhanakan pengelolaan masalah sehingga kamu bisa lebih fokus ketika menyelesaikan permasalahan tersebut.
Contohnya adalah ketika kamu mencuci pakaian. Setiap bahan pakaian membutuhkan perlakuan yang berbeda, kamu harus memisahkan antara pakaian berwarna, pakaian putih, pakaian hitam, pakaian berbahan jeans, dan lain-lain.
2. Pattern Recognition (Pengenalan Pola)
Metode selanjutnya adalah pengenalan pola. Dengan metode ini, kamu berusaha mengenali persamaan pola pada permasalahan yang ingin diselesaikan.
Ketika memasak sesuatu dan ternyata terlalu asin, biasanya kamu menambahkan air. Nah, formula atau pola inilah yang selalu kamu ingat untuk mengatasi permasalahan hasil masakan yang terlalu asin.
3. Abstraction (Abstraksi)
Metode ini adalah saat di mana kamu hanya fokus pada informasi yang dianggap penting saja. Kamu akan menyingkirkan detail yang tidak relevan dengan prioritas masalah yang akan dipecahkan. Sehingga, energi yang kamu gunakan untuk memecahkan masalah menjadi lebih efisien.
Misal, ketika membersihkan kamar tidur. Agar lebih fokus, kamu akan membuat prioritas atau tahapan bersih-bersih. Mulai dari merapikan barang yang berserakan, menyapu lantai, mengepel, merapikan tempat tidur, dan lainnya.
4. Algorithm (Desain Algoritma)
Pada tahapan ini, kamu akan membuat desain algoritma. Desain algoritma adalah seperangkat aturan yang kamu ciptakan untuk menuntaskan masalah.
Contoh desain algoritma yaitu resep masakan, SOP perusahaan, dan lainnya.
Baca juga| Intip Prospek Kerja Menjanjikan Sosial Media Specialist
Penerapan Computational Thinking dalam Bisnis
Ketika kamu baru saja membuat website toko online, tentu kamu akan mengurus website tersebut dari nol. Hal tersebut adalah pekerjaan yang menguras energi. Dengan computational thinking, kamu bisa membuatnya lebih efisien dan sistematis.
1. Dekomposisi: Memecah Pengelolaan Website
Seperti yang sebelumnya telah dibahas, kamu harus melakukan dekomposisi, yaitu memecah permasalahan menjadi lebih kecil agar mudah diselesaikan. Dalam kasus website yang kamu kelola, kamu akan memecah pengelolaan website menjadi beberapa tahap, yaitu:
- Membuat desain website.
- Menyiapkan konten katalog produk.
- Mengelola back-end website.
Saat ini, kamu ingin memprioritaskan desain website. Karena desain cukup menentukan gaya konten, serta back-end atau bagaimana cara website merespon interaksi pengunjung.
2. Pengelolaan Pola: Mempelajari Berbagai Desain Website Toko Online
Pada tahap pengelolaan pola, kamu membutuhkan desain website yang cocok untuk toko online. Diantaranya adalah yang memikat perhatian, menonjolkan produk, mendorong pengunjung melakukan aksi, serta memudahkan transaksi.
Dari hal tersebut, kamu akan mempelajari berbagai layout website yang biasanya efektif digunakan oleh toko online atau kompetitor.
3. Abstraksi: Merancang Desain Website Toko Online
Tahapan selanjutnya, kamu akan melakukan abstraksi. Pada kasus desain website, tujuan utama kamu adalah mendesain website toko online. Jadi, fokus kamu adalah merancang ataupun memilih template yang efektif meningkatkan konversi dan pengalaman pengunjung.
Oleh sebab itu, singkirkan distraksi seperti sibuk membuat animasi yang cantik dan menarik bagi kamu pribadi. Sebab, hal ini tidak membantu kamu mencapai tujuan awal website.
4. Desain Algoritma: Brand Guideline untuk Mendesain Website Toko Online
Desain algoritma pembuatan website bisa berupa dokumen brand guideline untuk kamu maupun tim designer website.
Brand guideline berisi panduan agar desain website mampu mencerminkan identitas branding perusahaan. Seperti pemilihan warna, tipografi, icon, dan sebagainya.
Baca juga| Pengertian Delegasi Dan Cara Memaksimalkannya!
Nah, itulah penjelasan mengenai computational thinking. Pada dasarnya computational thinking adalah pola pikir untuk membangun solusi yang bisa dipahami oleh manusia, komputer, atau keduanya. Dengan berpikiran komputasional, kamu akan mampu menguraikan masalah menjadi lebih sederhana, serta menciptakan solusi yang efisien.
Leave a Reply