Tanggal:01 May 2024
majas litotes

11+ Contoh Majas Litotes

Majas litotes merupakan gaya bahasa yang merendahkan konteks dalam suatu kalimat. Pernahkah kamu mendengar seseorang berkata, “silakan mampir ke gubuk reotku.” Namun, kenyataannya gubuk reot yang ia ungkapkan adalah rumah megah di bilangan kompleks elit. Nah, ungkapan tersebut merupakan bentuk dari majas litotes. Untuk mengetahui contoh-contoh lain dari majas ini, silakan simak paparan berikut ini sampai selesai. 

Pengertian Majas Litotes 

majas litotes

ilustrasi majas litotes (sumber: pexels)

Kursus online belajar grammar vocasia

Sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya, majas litotes merupakan ungkapan yang menyatakan sesuatu untuk merendahkan diri. Merendahkan dalam hal ini biasanya berbentuk melemahkan, memperkecil, atau menyatakan kebalikan dari kalimat yang diungkapkan. 

Majas ini termasuk dalam majas perbandingan karena terdapat unsur membandingkan di dalamnya. Adapun majas jenis perbandingan lainnya, yaitu majas personifikasi, majas simile, dan majas hiperbola. Meski majas ini cenderung merendahkan diri, namun dalam pergaulan, pemakaian gaya bahasa ini akan membuat suasana pertemanan menjadi lebih akrab dan mengalir begitu saja. 

Baca juga: 11+ Contoh Majas Repetisi

Ciri-ciri Majas Litotes

 Baca juga: 11 Contoh Puisi Pendek Pendidikan Menyentuh Hati

Berdasarkan pengertian yang telah disampaikan sebelumnya, dapat terlihat bahwa majas litotes mengandung unsur merendahkan. Adapun ciri-ciri dari gaya bahasa litotes yang dapat terlihat berdasarkan paparan di bawah ini, yaitu:

  1. Ungkapan yang disampaikan merupakan kebalikan dari keadaan sebenarnya 
  2. Diksi yang digunakan memiliki kesan merendahkan atau menyeimbangkan keadaan yang sebenarnya
  3. Menggunakan kata pembanding. Sesuai dengan ungkapan sebelumnya bahwa gaya bahasa litotes termasuk dalam majas perbandingan karena menggunakan kata pembanding, misalnya seperti, lebih, sama, dan sebagainya. 

Contoh Majas Litotes dalam Puisi 

Salah satu puisi miliki Husni Djamaluddin bertajuk “Jika pada Akhirnya” menggunakan ungkapan litotes. Berikut penggalan puisinya. 

Baca juga: Apa Sih Perbedaan Fiksi Dan Non Fiksi? Berikut Pengertian Dan Contohnya

Jika pada Akhirnya

Karya: Husni Djamaluddin

Jika pada akhirnya 

Mata pun katup dan tubuh terbujur kaku 

Apa lagi yang sisa 

Barangkali aku akan menempuh jarak jauh 

Barangkali akan dapat melewati jalan pintas 

Barangkali aku bisa segera berada di depan rumahMu 

Dalam penggalan di atas dapat terlihat gaya bahasa litotes yang ditunjukkan pada larik “Apa lagi yang sisa”. Maksud dari ungkapan litotes tersebut dapat diartikan sebagai penulis yang merendahkan diri dengan mengungkapkan kematian membuat seseorang tak mampu melakukan apa-apa lagi. 

Contoh Majas Litotes 

ilustrasi menulis majas (sumber: pexels)

  1. Saya tidak bisa apa-apa selain memberi uang. 
  2. Aku hanya magister dengan otak udang. 
  3. Pegawai rendahan sepertiku tak pantas meminangnya. 
  4. Semoga badanku yang ringkih ini sanggup menempuh perjalanan jauh. Peran saya tidak seberapa di kantor.
  5. Beginilah jamuan makan di rumah kami, seadanya saja. 
  6. Rumah makan ini hanya usaha kecil saya. 
  7. Tulisanku jelek saja belum. 
  8. Terimalah hadiah yang tak seberapa ini. 
  9. Saya kerah putih yang sehari-hari hanya makan mie instan. 
  10. Apalah aku, tidak tampan dan kaya dibanding lelaki impianmu. 
  11. Sudilah mampir ke gubuk kami. 
  12. Gerobak butut ini yang menemani bapak bekerja di terminal.
  13. Peran saya tidak seberapa di kantor. 
  14. Upah saya pas-pasan dengan menjadi buruh ketik. 
  15. Tanpa kamu, aku hanya butiran debu. 
  16. Keluarga kami makan nasi dan garam setiap hari. 
  17. Radio rongsok itu jadi hiburan kami setiap malam.
  18. Mana mau dia melirik wajah pas-pasan sepertiku. 
  19. Saya ini apa selain tempat salah dan lupa. 
  20. Kesulitan dalam matematika membuatku merasa jadi keledai di kelas. 
  21. Aku hanya punya sepatu jebol ini untuk ke sekolah. 
  22. Apalah saya hanya punya handphone kentang.
  23. Aku bak pelayan bila dibandingkan dengan Angela. 
  24. Saya tak lebih dari hamba di matanya. 
  25. Kemenangan tidak akan berpihak pada kita.

Baca juga: Pengertian Pantun: Jenis Dan Contohnya

Demikian paparan mengenai majas litotes. Meskipun, maknanya terkesan merendahkan diri, namun adanya ungkapan ini akan membuat kalimat atau kata yang ada menjadi lebih hidup karena menciptakan reaksi yang berbeda dari biasanya. Adanya ungkapan litotes juga sebagai bukti keberagaman bahasa dan ungkapan yang ada dalam Bahasa Indonesia. 

Selain gaya bahasa litotes, ada pula gaya bahasa lain yang dapat kamu temukan www.vocasia.id/blog. Ayo, perkaya ilmumu bersama Vocasia!

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *