Apakah kamu pernah mengalami momen dimana kamu sedang terhubung pada suatu jaringan WiFi dan sempat tidak bisa mengaksesnya sama sekali selama beberapa waktu? Bisa jadi, peristiwa tersebut adalah downtime. Downtime dianggap merugikan bagi banyak pihak, khususnya penyedia server, klien, hingga pelanggan. Oleh karena itu, berbagai macam perusahaan terus berusaha agar presentasi downtime yang mereka miliki menjadi sangat kecil.
Mengingat betapa merepotkannya downtime, kamu harus mewaspadai serta memahami berbagai hal seputar downtime untuk meningkatkan pengetahuan kamu tentang istilah dan fenomena yang satu ini. Maka dari itu, yuk simak bersama artikel berikut ini yang akan membahas secara lengkap mulai dari apa itu, penyebab, cara menghitung, hingga tips mencegah downtime.
Apa Itu Downtime?
Coba bayangkan kamu berada pada situasi dimana kamu memiliki website dan suatu ketika website tersebut tiba-tiba tidak dapat diakses. Setelah kamu menelusurinya, ternyata server website kamu mengalami gangguan dan menyebabkan downtime. Berdasarkan analogi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa downtime adalah suatu momen atau kondisi atau periode waktu di mana sebuah sistem tidak berfungsi atau offline. Jika hal ini dialami oleh sebuah website, maka website tersebut tidak akan bisa dikunjungi oleh pengguna.
Sebagian besar orang menganggap situs mengalami down saat pengguna tidak bisa menyelesaikan tugas yang ingin mereka lakukan. Contoh paling umum yang mungkin terjadi adalah saat kamu sedang mengakses e-commerce dan hendak melakukan pembayaran, tetapi aplikasi tiba-tiba tidak mampu memproses dan kam terus mengalami kegagalan untuk terhubung ke server meski jaringan internet kamu lancar. Kejadian tersebut dapat disebut dengan downtime dan tentunya mampu memberikan kerugian besar baik bagi pengguna maupun bagi penyedia layanan.
Baca juga: Apa itu Bank Kustodian? Kenali Pengertian dan Tugasnya!
Penyebab Downtime
Penyebab downtime cukup beragam. Berikut ini adalah beberapa penyebab downtime yang seringkali mengakibatkan server tidak bisa beroperasi secara optimal atau bahkan tidak bisa beroperasi sama sekali dalam kurun waktu tertentu.
- Kualitas Server Hosting yang Buruk – Server merupakan perangkat yang harus selalu bekerja secara nonstop karena terdapat banyak elemen yang bekerja secara bersamaan melalui satu server tertentu. Oleh karena itu, pemilihan server yang berkualitas menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan karena kualitas server yang buruk akan mengganggu kerja sistem serta mengakibatkan terjadinya downtime.
- Adanya Gangguan Listrik dan Jaringan – Pemadaman atau gangguan listrik dan jaringan seringkali menjadi alasan penyebab terjadinya downtime. Bagaimana tidak, server hosting ditempatkan di lokasi fisik yang disebut dengan data center yang mana disuplai oleh tenaga listrik. Oleh karena itu, gangguan listrik pada data center akan membuat server beserta seluruh isinya menjadi offline dan terjadilah downtime.
- Server Mendapat atau Terkena Serangan – Terdapat begitu banyak serangan cyber crime yang mengincar server seperti malware, brute force, hingga DDoS. Jika serangan-serangan tersebut tidak ditangani dengan baik, maka hal tersebut dapat mengakibatkan server mengalami downtime hingga kegagalan sistem.
- Maintanance Server – Pemeliharaan server umumnya dilakukan secara berkala dan bermaksud untuk menjaga agar server dapat terus bekerja dengan baik dan optimal. Penyedia layanan hosting memiliki jadwal rutin untuk melakukan pemeliharaan dan wajib memberitahukan kepada klien dan pelanggan apabila akan ada maintanance sehingga pelanggan dapat mengantisipasi hal tersebut.
- Server yang Terlalu Sibuk – Server yang terlalu sibuk juga menjadi salah satu pemicu terjadinya downtime karena adanya permintaan yang tinggi, lonjakan traffic, atau hal-hal lain yang membuat pekerjaan server menjadi lebih berat dan pada akhirnya menjadi lemot hingga tidak bisa diakses sama sekali.
Cara Menghitung Downtime
Provider umumnya lebih sering dan senang menghitung uptime daripada downtime. Hal ini dikarenakan semakin tinggi presentase uptime maka akan semakin baik bagi perusahaan. Di sisi lain, semakin rendah presentase downtime itulah yang akan lebih menguntungkan perusahaan. Namun, jika kamu tetap ingin memperkirakan presentase downtime dan menghitungnya, kamu bisa mencoba menggunakan cara dan rumus berikut ini.
Baca juga: Tips dan Contoh Copywriting Iklan Facebook
Misalkan sebuah server mengalami total downtime selama 30 jam dalam setahun. Sementara itu, selama setahun (365 hari) terdapat total 8760 jam. Maka presentase downtime server tersebut adalah:
periode downtime / total jam setahun x 100%
= 50/8760 x 100%
= 0,0057%
Kamu bisa memanfaatkan informasi tersebut untuk mengetahui presentase downtime kamu agar dapat meningkatkan performa server kamu ke depannya.
Tips Mencegah Downtime
Setelah membaca semua ulasan di atas, kini kamu pasti sudah memahami bagaimana merugikannya downtime bagi berbagai pihak. Oleh karena itu, di sini kami merangkum beberapa tips untuk mencegah downtime yang bisa kamu terapkan!
1. Menggunakan Arsitektur Server Andal
Sebagaimana diketahui bahwa downtime adalah kondisi yang menimpa server sehingga salah satu tips mencegah downtime yang paling utama tentunya dengan memilih server hosting yang andal. Lalu, kriteria seperti apa yang perlu dimiliki oleh server yag tahan banting? Setidaknya ada dua, yakni tersusun atas komponen hardware yang canggih, serta mampu menahan gempuran serangan berbahaya.
Baca juga: 5 Rekomendasi Musik Klasik Untuk Belajar
2. Memakai Data Center Terbaik
Selain memastikan untuk memilih server yang tepat, kamu juga perlu memperhatikan lokasi data center. Hal ini dikarenakan data center berperan besar dalam aktivitas dan sistem kerja server kamu nantinya. Akan sangat percuma jika kinerja server sudah mantap, tetapi data center yang dipilih justru salah seperti di lokasi yang rawan bencana, sering terjadi gangguan listrik, hingga marak tindakan kriminal.
3. Pilih Layanan Hosting yang Tepat
Terakhir, pilihlah layanan hosting yang tepat. Jika selama ini downtime seringkali menjadi masalah kamu, menggunakan Cloud Hosting mungkin bisa menjadi solusinya. Cloud Hosting sendiri merupakan inovasi terbaru dari industri hosting yang memungkinkan website kamu tidak hanya ditempatkan di satu server melainkan banyak server sekaligus. Dengan itu, kamu tidak perlu khawatir lagi jika salah satu server bermasalah karena masih ada server lain yang bisa mendukung agar website kamu tetap bekerja.
Nah, itulah dia beberapa informasi penting seputar downtime yang perlu kamu pahami. Selain presentase downtime yang rendah, salah satu aspek yang bisa meningkatkan kenyamanan dan minat pelanggan adalah aplikasi dan website yang menarik. Oleh karena itu, kamu bisa mengikuti kursus intensif super murah dan keren berikut ini agar tau gimana caranya membuat website yang menarik dan super modern!
Leave a Reply