Tanggal:19 May 2024

Fakta Flurona: Bahayanya Ko-infeksi Flu Covid-19 dan Cara Pencegahannya

Pada masa pandemi COVID-19, banyak istilah baru bermunculan. Salah satunya adalah flurona yang artinya “flu” dan “corona”. Istilah flu digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang terkena flu dan COVID-19 secara bersamaan. Sebagian orang awam pasti belum mengetahui istilah “Flurona”, mereka perlu tahu apa arti istilah “Flurona”. Ini adalah kondisi yang digambarkan ketika infeksi antara influenza dan COVID-19 terjadi bersamaan, atau disebut koinfeksi.

Infeksi Selain virus flu, koinfeksi COVID-19 juga bisa disebabkan oleh bakteri atau virus lain. Kondisi ini menyulitkan sistem kekebalan tubuh, karena tubuh harus melawan dua jenis infeksi sekaligus, yang dapat memperpanjang proses penyembuhan dan meningkatkan risiko komplikasi. 

Dengan Flurona, sangat sulit membedakan antara gejala flu dan COVID-19 karena terlihat mirip. Keduanya dapat menyebar melalui tetesan dan menyebabkan masalah pernapasan. Oleh karena itu, gejala fluron mirip dengan gejala COVID-19. Seperti dikutip dari Aplikasi Mawas Diri (Amari) Covid-19 yang dibuat oleh tim Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran, virus influenza dan Covid-19 memiliki genom yang berbeda. Virus influenza memiliki genom yang trdiri dari delapan bagian RNA negatif. Sementara virus corona terdiri dari satu untai RNA positif. Artinya, mekanisme replikasi genom kedua virus itu sangat berbeda gejalanya.

Berdasarkan tingkat atau level gejala yang dapat dirasakan yaitu sebagai berikut :

  • Gejala ringan dan sedang

Beberapa gejala ringan dan sedang yang mungkin dirasakan antara lain:

  Demam dan Batuk

  Tubuh lelah

  Diare

  Hidung tersumbat atau pilek

  Mual atau muntah

  Sakit kepala

  Sakit tenggorokan

  Anosmia atau hilangnya penciuman

  Ageusia atau kehilangan rasa

  • Gejala Berat

Beberapa tanda atau gejala penting yang mungkin seseorang akan alami meliputi:

  Wajah, bibir dan kuku terlihat membiru atau pucat

  Kesulitan bernapas Nyeri dada

  Kesulitan berbicara

  Kesulitan makan dan minum

  Kehilangan kesadaran

Oleh karenanya, penting untuk melakukan vaksinasi Influenza dan Covid-19 untuk meminimalkan dampak dari kedua virus ini. Selain itu, masyarakat perlu disiplin 3M untuk mencegah laju penularan virus Flurona. Siapapun bisa mengalami flu ini dan koinfeksi dengan COVID-19 atau flurona. Namun, orang tua, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, dan orang dengan penyakit penyerta berisiko lebih besar mengalami gejala atau komplikasi yang lebih serius, seperti pneumonia, yang dapat meningkatkan risiko kematian (kematian).

Penyakit fluron bukanlah varian baru COVID-19, melainkan infeksi ganda COVID-19 atau koinfeksi dengan penyakit menular lainnya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan, seperti virus dan bakteri. 

Selain influenza, ada beberapa virus lain yang sekaligus menjadi penyebab infeksi COVID-19, seperti adenovirus atau rhinovirus. Pada saat yang sama, jenis bakteri Staphylococcus aureus atau Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan infeksi.

Pada dasarnya fluron disebabkan oleh infeksi virus corona, sehingga cara yang paling tepat untuk mendeteksinya adalah dengan melakukan tes swab PCR dan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi infeksi bakteri lain, seperti hitung darah lengkap, rontgen paru, CT scan. dan kultur darah atau sputum.

Cara Menghindari Infeksi Flurona

Virus Corona dan flu disebarkan melalui droplet. Oleh karena itu, untuk menghindarinya, dianjurkan untuk memakai masker, menjaga jarak dengan orang lain, menghindari keramaian, mengikuti etika batuk atau bersin, rutin mencuci tangan dan melakukan vaksinasi terhadap kedua penyakit tersebut.

Vaksinasi COVID-19 dan suntikan flu sesuai jadwal merupakan upaya pencegahan flurona. Hal ini karena virus penyebab COVID-19 dan flu berbeda. Oleh karena itu, untuk mendapatkan perlindungan terhadap koinfeksi ini, perlu dilakukan vaksinasi keduanya.

Saat ini pemerintah Indonesia telah mendistribusikan vaksin pencegah COVID-19 kepada masyarakat luas secara gratis. Sedangkan untuk vaksin flu dapat diperoleh dengan biaya dari rumah sakit atau klinik vaksinasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar masyarakat mendapatkan suntikan flu setahun sekali, terutama selama pandemi COVID-19. Anjuran ini berlaku untuk semua orang, mulai dari bayi di atas 6 bulan, dewasa, ibu hamil, lansia, hingga penderita penyakit lainnya. IDAI dan PAPDI juga merekomendasikan mendapatkan vaksin flu setahun sekali.

Vaksin influenza terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin kuadrivalen dan trivalen. Vaksin kuadrivalen dapat memberikan perlindungan terhadap dua varian virus influenza A dan dua jenis virus influenza B. Vaksin ini memberikan perlindungan lebih lengkap dan lebih lama. Padahal vaksin trivalen hanya melindungi tubuh dari tiga varian virus influenza, yaitu influenza A (H1N1), influenza A (H3N2), dan influenza B. Menurut CDC, vaksin COVID-19 dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya. 

Di Indonesia, Kelompok Kerja Imunisasi Dewasa PAPDI merekomendasikan pemberian vaksin COVID-19 dengan vaksin lain berjarak 1 bulan, namun dalam kasus yang sangat diperlukan dapat diberikan pada waktu yang bersamaan. terhadap flu, tetapi juga untuk melindungi orang-orang tersayang yang rentan terhadap infeksi flu dan Corona bersamaan bisa berdampak buruk pada mereka yang memiliki penyakit komorbid.

Oleh karena itu vaksinasi sangat penting bagi kelompok tersebut. Lebih banyak orang perlu divaksinasi, serta kepatuhan terhadap langkah-langkah lain untuk membantu melindungi individu berisiko tinggi, orang tua, dan mereka yang menderita penyakit kronis. Jika tidak yakin atau memiliki penyakit tertentu, bicarakan dengan dokter Anda tentang jadwal dan jenis vaksinasi yang tepat.

Penulis: Chifny Vanisha Stephany (Kelompok A)

Mahasiswa Studi Independen Vocasia – Batch #4

Ini Adalah Akun Publikasi Artikel Buatan Mahasiswa & Mahasiswi Studi Independen di Vocasia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *