Tanggal:17 May 2024

Mengenal Apa Itu Lobi, Sebagai Strategi Branding

Lobi sering dikenal sebagai hal yang negatif karena tujuannya untuk menghasut orang lain untuk setuju dengan kemauan kita. 

Atau, ada yang masih mengira kalau lobi itu hanya berguna untuk kepentingan politik aja?

Di era sekarang, konotasi terhadap kata “lobi” ini sudah mulai berubah. Lobi pun bisa digunakan di berbagai ranah juga, salah satunya di bidang bisnis. Makin kesini, makin banyak ide dan inovasi baru yang “dibisniskan” banyak orang. 

Nah, untuk mengenalkan bisnis mereka ke target pasar, pastinya dibutuhkan branding yang bagus. Salah satu caranya yaitu dengan menerapkan seni lobbying. Kok bisa? Yuk simak selengkapnya.

Lebih Kenal dengan Istilah Lobbying

Sebelum lanjut ke pengertian secara umum, ini ada beberapa pengertian lobbying dari ahlinya.

Pertama menurut Anwar (1997), yang mendefinisikan lobi sebagai tindakan informal dan persuasif dari pihak yang berkepentingan untuk mencari support dari pihak-pihak yang dianggap berpengaruh.

Kedua ada Pramono (1997), menyebutkan bahwa lobi adalah pihak berkepentingan yang berusaha untuk memengaruhi dan membangun hubungan baik dengan pihak lain.

Dari dua pendapat tokoh tadi, kita bisa ambil sedikit rangkuman bahwa lobi adalah bentuk komunikasi dan partisipasi seseorang atau kelompok untuk merangkul pihak tertentu dalam memengaruhi/memersuasi keputusan yang menguntungkan bagi mereka. 

Ciri-Ciri Lobbying (Sumber: Freepik)

Ciri-ciri yang Membedakan Lobbying Dengan Komunikasi Persuasif Lain

1. Bersifat informal

Kegiatan lobi ini termasuk komunikasi yang santai, jadi kita bisa melobi seseorang dengan kalimat sehari-hari sambil nge-chill

2. Bentuk interaksi yang bebas

Interaksi saat melobi ada beberapa macam seperti obrolan ringan, pertemuan singkat, atau saat hanya sekedar tegur sapa.

Sesimpel, “Nanti ikutan meeting ya, aku jemput,” kalimat itu juga sudah dikatakan lobi loh.

3. Tidak terikat waktu dan tempat

Kegiatan melobi bisa dilakukan kapan dan di mana saja selagi dalam kondisi yang memungkinkan karena suasana juga bisa memengaruhi pesan persuasi kepada lawan bicara. Mungkin saja saat kita lagi chit-chat saat nongki sama temen pun bisa terjadi pelobian.

4. Siapa saja bisa jadi pelobi

Semua orang bisa jadi pelobi, apalagi di lingkup bisnis. Entah itu si owner langsung yang terjun buat nyari mitra bisnis, atau bagian marketing yang menerapkan word of mouth marketing ke konsumen. Hal terpenting dengan lobi ini bisa menambah networking bisnis gitu deh.

Baca juga: 7 Contoh Content Marketing Untuk Meningkatkan Strategi Bisnis

5. Kehadiran pihak ketiga

Lobi bisa melibatkan pihak ketiga jika diperlukan. Hal ini diperlukan jika si pelobi utama membutuhkan informasi tambahan. Atau bisa sebagai sosok yang memperkuat argumen biar lobinya sukses.

6. Arah  pendekatan dapat bersifat satu arah

Pelobi lebih baik bisa mendominasi percakapan supaya si lawan bicara mudah mengikuti kemauannya. Eh tapi bukan berarti pelobi menekan lawan bicaranya ya, gaya bahasa yang digunakan sebaiknya yang “cantik dan halus” agar si lawan bicara itu nyaman dengan pelobi.

Nah si pelobi ini hendaknya tau karakter lawan bicaranya seperti apa. Misal lawannya ini orang yang mahir dalam marketing, jadi tata bahasa pun menyesuaikan dia.

Baca juga: Begini 5 Bentuk Komunikasi Dalam Public Relation

Pentingnya Lobbying (Sumber: Freepik)

Lalu, apa pentingnya skill lobbying?

It’s easy to do it! 

Melihat ciri-ciri lobbying di atas, lobi terlihat sepele memang, tapi kemampuan ini berguna sekali saat kita lagi branding sesuatu, misalnya:

1. Memersuasi pihak lain untuk menjalin suatu kerja sama. Untuk melakukan hal tersebut, tentunya diawali dengan penawaran yang persuasif, disinilah lobi digunakan.

Misal nih, ada bisnis F&B brand A yang mau opening. Nah, bisnis tersebut collab dengan sesama bisnis yang berbeda brand hanya untuk opening saja. Ternyata lobinya berlanjut hingga tahap negosiasi hingga bisa melanjutkan kerja sama dan share profit.

2. Sebagai sarana branding yang sopan. Karena dengan melakukan lobi, kita dapat mempromosikan produk/jasa kita melalui perkataan yang “cantik, halus, dan menghasut”.

Let say kita hanya bilang, “Bisnis saya ini belum ada yang membuat di daerah Surabaya, apalagi ini di lingkungan kampus. Jadi nanti saya memakai tempat ini, lalu saya akan bayar sebagai sewa.”

3. Mempengaruhi suatu keputusan.

Misalnya, pihak pelobi mengajukan kerjasama dengan suatu instansi, sebisa mungkin keputusan yang diambil oleh instansi itu berpihak pada pihak pelobi.

Baca juga: 7 Strategi Negosiasi Untuk Meyakinkan Klien Dan Mencapai Kesepakatan, Kamu Wajib Tahu!

4. Teknik lobbying secara tidak langsung juga dapat melatih orang untuk berbicara dengan “indah” agar orang lain terpengaruh dengan ajakannya.

Lobi bisa dikatakan sebagai pintu masuk dua orang yang berkomunikasi untuk melanjutkan pembicaraan ke tahap negosiasi.

Lobi hanya sekedar mempengaruhi seseorang, setelah itu berhasil maka akan lanjut ke tahap negosiasi atau kesepakatan bersama.

Perbedaan Lobi dan Nego (Sumber: Freepik)

Apakah Lobi dan Nego itu Sama?

Banyak yang menyangka bahwa lobi dan negosiasi itu sama dan bisa dilakukan secara bersamaan. Namun, keduanya ternyata berbeda, ini penjelasannya singkatnya:

1. Lobi itu pembuka sebelum negosiasi

Kita perlu untuk memengaruhi dulu orangnya, baru kita raih hatinya saat negosiasi hingga meraih suatu  kesepakatan bersama.

2. Lobi sifatnya informal dan memihak, nego tidak.

Lobi itu kesepakatan informal yang mungkin menguntungkan satu pihak saja, sedangkan negosiasi sebaliknya. Lobi mementingkan untuk bisa memengaruhi orang lain.

Pada negosiasi memiliki prinsip win win solution, yaitu hasil kesepakatan tidak harus sama rata 50% : 50% yang terpenting kedua pihak tidak ada yang dirugikan dan tentunya tidak keberatan.

3. Lobi itu memersuasi, negosiasi itu menyepakati.

Jadi sebelum mengajak kerja sama, hendaknya basa-basi dulu lah sebelum ke jenjang yang lebih serius yaitu kesepakatan bersama.

4. Lobi tidak memerlukan bukti fisik, negosiasi perlu

Lobi hanya memerlukan kecakapan berbicara saja, sedangkan negosiasi menghasilkan kesepakatan yang dibutuhkan surat perjanjian kerjasama (MoU) sebagai bukti jika ada kerja sama antara dua pihak.

Walau lobi dan negosiasi memiliki bentuk yang berbeda, namun esensi keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai suatu target tertentu. Lobi atau negosiasi harus diperankan oleh pelobi yang mahir dan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang tinggi. Kepiawaian berkomunikasi adalah persyaratan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pelobi maupun negosiator khususnya untuk mengenalkan sesuatu kepada orang lain.

Itulah penjelasan mengenai apa itu lobi sebagai startegi branding dalam bisnis. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan lobi adalah cara kamu dalam berkomuniakasi. Jika kamu berminat untuk mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi di dunia bisnis secara langsung maupun virtual. Vocasia menyediakan kursus “Keterampilan Dasar Dalam Berkomunikasi”.

Kursus tersebut akan mempelajari tentang tipe-tipe kebutuhan dalam interaksi, memulai percakapan dan interaksi sesuai etika bisnis, cara memengaruhi orang lain melalui interaksi yang efektif, dan hal-hal lain yang berakitan dengan keterampilan komunikasi dalam dunia bisnis. Cek kursusnya di sini.

banner Kursus Online Bisnis Growth Hacking di Vocasia
virtual selling
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *