Tanggal:15 May 2024

Manajemen Laba: Pengertian, Faktor, Pola, Fungsinya dalam Akuntansi

A. Pengertian Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan salah satu cara atau strategi dalam akuntansi yang digunakan untuk mengetahui keadaan atau kondisi serta kinerja suatu perusahaan. Manajemen laba juga dapat diartikan sebagai teknik akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan keungan suatu perusahaan.

Singkatnya, manajemen laba merupakan salah satu jenis manajemen dalam akuntansi yang digunakan untuk mengelola arus kas masuk atau pendapatan dan pengeluaran suatu perusahaan dengan tujuan memastikan jika usaha yang telah dikelola oleh perusahaan tersebut menghasilkan laba operasi yang bersih.

Manajemen laba atau biasa juga disebut dengan earning management memanfaatkan penerapan ketentuan atau aturan akuntansi dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan. Biasanya, perusahaan menggunakan manajemen laba untuk memperhalus fluktuasi laba sehingga laba yang disajikan dalam laporan lebih konsisten pada setiap bulan, kuartal, atau tahun.

Tujuan dari salah satu strategi akuntansi ini adalah dapat digunakan untuk menyusun strategi bisnis serta dapat membantu bisnis agar tetap bertahan dan berkembang. Jadi, manajer perusahaan dapat mengetahui atau mengidentifikasi aspek apa yang perlu ditingkatkan dan aspek apa yang perlu ditinggalkan agar perusahaan dapat terus berkembang.

Baca juga: Perbedaan Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Manajemen

B. Faktor Munculnya Manajemen Laba

Faktor munculnya manajemen laba. (Sumber: Freepik.com)

Tentunya manajemen laba tidak muncul begitu saja, tetapi ada faktor yang menyebabkan munculnya salah satu jenis manajemen akuntansi ini. Berikut merupakan beberapa faktor penyebab munculnya manajemen laba.

1. Manajemen Akrual

Manajemen akrual merupakan salah satu faktor penyebab munculnya manajemen laba. Manajemen akrual umumnya berhubungan dengan seluruh kegiatan yang dapat berpengaruh pada arus kas dan keuntungan perusahaan.

2. Kebijakan Akuntansi yang Wajib

Adanya kebijakan akuntansi wajib juga menjadi salah satu faktor munculnya manajemen laba. Kebijakan akuntansi yang wajib untuk diterapkan misalnya, jika perusahaan mewajibkan menggunakan aplikasi pembukuan dalam segala kegiatan akuntansi. Faktor ini berhubungan dengan keputusan yang diberikan oleh manajer perusahaan dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang bersifat wajib.

3. Perubahan Aktiva Secara Sukarela

Faktor terakhir yang dapat menjadi penyebab munculnya praktik salah satu jenis manajemen akuntansi ini, yaitu perubahan aktiva secara sukarela. Faktor terakhir ini berkaitan dengan usaha dari manajer perusahaan dalam mengubah atau mengganti sebuah strategi akuntansi. Namun, tentunya pergantian strategi akuntansi tersebut tidak sembarangan karena harus mempunyai metode yang telah diakui oleh badan akuntansi.

C. Pola Manajemen Laba

Pola manajemen laba. (Sumber: Freepik.com)

Dalam penerapannya, manajemen laba juga memiliki beberapa pola yang biasa digunakan.

1. Pola Taking a Bath

Penerapan pola manajemen laba taking a bath dilakukan dengan menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya periode selanjutnya pada laporan periode saat ini. Maksudnya, manajemen perusahaan perlu menghapus sejumlah aktiva dan harus membebankan kisaran biaya yang diperlukan di periode mendatang ke dalam laporan keuangan periode saat ini. Selain itu, perusahaan juga harus melakukan clear the desk dengan tujuan agar laba pada laporan keuangan periode selanjutnya dapat meningkat.

2. Pola Income Minimization

Pada umumnya, terkadang perusahaan sangat menghindari sorotan politis, suatu perusahaan akan mendapatkan perhatian secara politis ketika profitabilitas perusahaan sangat tinggi. Maka dari itu, agar perusahaan tidak terkena sorotan politis maka perusahaan perlu menghapus barang modal serta aktiva yang tidak berwujud, pengeluaran penelitian dan pengembangan produk atau jasa, serta biaya iklan.

3. Pola Income Maximization

Income maximization berlawanan dengan income minimization. Pola income maximization diterapkan apabila perusahaan mengalami penurunan laba. Tujuan penerapan pola ini adalah untuk meningkatkan bonus serta melindungi perusahaan ketika terjadi hal yang tidak sesuai yang berkaitan dengan perjanjian utang. Dengan kata lain, pola ini bermanfaaat untuk melindungi perusahaan dari pelanggaran perjanjian utang agar tetap mendapat bonus besar.

4. Pola Income Smoothing

Pola income smoothing merupakan salah satu pola manajemen laba yang paling menarik. Dalam pola income smoothing, laba atau profitabilitas yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal disajikan secara merata. Pada umumnya, pola laba income smoothing ditujukan kepada investor yang menyukai laba stabil.

Baca juga: Manajemen Keuangan : Pengertian, Fungsi, Dan Tips Mengelola

D. Fungsi Manajemen Laba

Fungsi manajemen laba. (Sumber: Freepik.com)

1. Kepentingan Perpajakan

Apabila eksistensi perusahaan belum terlalu tinggi atau saham yang dimiliki belum diperjual belikan kepada publik maka manajemen laba sangat diperlukan. Pada umumnya, perusahaan yang belum terlalu memiliki eksistensi di mata publik akan menginginkan laporan laba fiskal dapat terlihat lebih rendah dari jumlah sebenarnya. Hal ini yang mendorong manajer untuk menerapkan manajemen laba. Akibatnya, laba fiskal yang dilaporkan dapat terlihat lebih rendah tanpa adanya pelanggaran aturan.

2. Melihat Laporan Laba Rugi

Manajemen laba juga dapat digunakan untuk memantau laporan laba rugi suatu perusahaan. Laporan laba rugi tentunya akan tersusun secara periodik, mingguan, bulanan, tahunan, atau triwulan bergantung kebijakan serta permintaan dan kebutuhan dari setiap perusahaan. Manajemen laba dapat digunakan untuk meminimalisir resiko kerugian serta mengetahui proyeksi laba yang akan diperoleh perusahaan.

3. Memperolah Bonus

Tentunya, pemegang saham akan menjanjikan bonus bagi manajer suatu perusahaan apabila operasional bisnis berjalan baik dan sesuai yang diharapkan. Selain itu, bonus juga akan diperoleh Ketika bisnis dapat mencapai target laba tertentu. Maka dari itu, manajer perusahaan biasanya menerapkan manajemen laba agar bisnis dapat berjalan maksimal.

E. Contoh Manajemen Laba

Salah satu contoh penerapan manajemen laba adalah perusahaan mengubah kebijakan dengan tujuan agar biaya yang dikapitalisasi lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dibebankan secara langsung. Proses mengapitalisasi biaya sebagai aset dan menunda  pengakuan beban dapat meningkatkan keuntunngan perusahaan dalam jangka pendek.

Contoh penerapannya, perusahaan memiliki kebijakan apabila pembelanjaan dibawah Rp100,000.000 maka langsung ditulis sebagai beban. Namun pembelanjaan lebih dari Rp100.000.000 harus dikapitalisasi terlebih dahulu. Perhitungan ini secara otomatis dapat menurunkan biaya operasional jangka pendek dan akan meningkatkan keuntungan perusahaan tersebut.

Baca juga: Unsur Manajemen Perusahaan

Nah, itu adalah penjelasan manajemen laba yang merupakan salah satu strategi akuntansi untuk mengelola arus pemasukan dan pengeluaran dengan tujuan utama mengetahui laba suatu perusahaan. Manajemen laba dapat ditinjau dari dua sisi.

Penerapan manajemen laba memang dapat menguntungkan suatu perusahaan, seperti mendatangkan bonus serta memengaruhi besaran pajak yang harus dibayarkan. Tetapi, manajemen laba yang dituliskan tidak sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya dapat membuat kinerja perusahaan menjadi bias. Maka dari itu, apabila ingin mengetahui performa suatu perusahaan yang sebenarnya harus memastikan bisnis memiliki laporan keuangan yang akurat. Selamat mencoba!

 

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *