Tanggal:23 December 2024
apa itu limbah

Ketahui Karakteristik dan Cara Mengelola Limbah yang Benar!

Limbah menjadi salah satu dampak dari hasil dari produksi dan perkembangan manusia terhadap lingkungan. Persoalan limbah dan pengelolaannya kerap menjadi perdebatan karena pengelolaan yang salah dan tidak baik akan menimbulkan permasalahan lain pada lingkungan. Untuk mengetahui cara mengelola limbah agar tidak merugikan lingkungan dan kehidupan manusia di sekitarnya, berikut vocasia sajikan paparan karakteristik dan berbagai hal mengenai limbah agar sobat vocasia mampu memilah cara yang sesuai untuk mengelolanya. Check it out!

Apa itu Limbah 

limbah

Ilustrasi limbah (sumber: pexels)

Sebelum mengetahui karakteristik dan hal-hal yang berkaitan dengan limbah, terlebih dahulu akan dipaparkan arti dari limbah. Berikut paparannya. 

Secara leksikal, limbah dapat diartikan sebagai sisa proses produksi. Sisa produksi tersebut biasanya sudah tidak memiliki nilai, baik secara ekonomi maupun produksi. Limbah juga dapat dikatakan sebagai barang rusak atau barang yang tidak sesuai standar produksi, sehingga tidak lolos kriteria produksi. 

Dapat terlihat bahwa limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari proses produksi. Namun, limbah tidak hanya terbatas dari hasil produksi saja yang biasanya melibatkan skala besar, seperti aktivitas pabrik, bahan sisa tersebut dapat dihasilkan juga dari proses kehidupan manusia, seperti makan, minum, dan mencuci. 

Tak dapat dipungkiri pembahasan bahan sisa ini juga diatur oleh pemerintah, seperti yang tertuang pada UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 1 Butir 20 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa limbah adalah sisa usaha dan/atau kegiatan. Maka tak heran apabila persoalan ini menjadi permasalahan yang perlu ditangani serius oleh lembaga yang berwenang, pegiat produksi, dan masyarakat. 

Karakteristik Limbah secara Umum 

Limbah pada umumnya memiliki karakteristik yang dinamis, berukuran mikro, berdampak jangka panjang dan antar generasi, serta penyebarannya yang sangat luas. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai bahan sisa ini. 

1. Bersifat Dinamis 

Keberadaan bahan sisa hasil produksi menjadi persoalan yang tak kunjung habis, karena bahan sisa tersebut memiliki sifat yang dinamis atau bergerak ke berbagai daerah. Bahan tersebut juga dapat seiring waktu mencemari lingkungan di beragam ruang. 

2. Berukuran Mikro 

Meski banyak bahan sisa yang berukuran besar dan dapat terlihat jelas oleh indra penglihatan manusia, banyak juga bahan sisa yang memiliki ukuran mikroskopis. Bahan sisa ini biasanya berbentuk partikel yang memerlukan bantuan mikroskop untuk mengetahui keberadaannya. Bahan sisa ini biasanya berasal dari bahan sisa produksi pabrik atau rumah tangga 

3. Memiliki Dampak Jangka Panjang 

Karakteristik satu ini menunjukkan perlu adanya kerja sama manusia di berbagai generasi. Dampak adanya bahan sisa memerlukan waktu yang cukup panjang dan perlu dilakukan secara terus-menerus. Sebut saja bahan sisa rumah tangga yang hampir setiap saatnya terus bertambah karena kehidupan manusia yang terus berjalan. 

4. Luasnya Penyebaran 

Ilustrasi penyebaran limbah (sumber: pexels)

Kebanyakan bentuk bahan sisa berukuran kecil, sehingga dapat menyebar secara luas. Tidak hanya penyebarannya yang luas dari satu daerah ke daerah lain, bahan sisa juga dapat meluaskan faktor dampaknya, seperti bahan sisa aktivitas pabrik yang dapat menyebar menjadi kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan keseriusan dan komitmen yang tegas, baik di ranah lembaga pemerintahan, pegiat produksi, bahkan masyarakat awam. 

Karakteristik Khusus Limbah 

Selain karakteristik umum, adapun karakteristik khusus dari bahan sisa ini. Karakteristik tersebut dikerucutkan menjadi tiga jenis, yakni karakteristik fisik, kimia, dan biologi. Berikut penjelasan lengkapnya. 

1. Karakteristik Fisik 

Karakteristik jenis ini dapat berupa zat padat, bau, warna, suhu, dan kekeruhan. Biasanya, karakteristik ini dapat dirasakan oleh indra manusia. Contohnya, bau dari bahan sisa yang dapat ditangkap oleh indra penciuman, warna yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan, dan sebagainya. 

2. Karakteristik Kimia 

Karakteristik ini erat kaitannya dengan kandungan kimia dan berbagai hal kimiawi yang terkandung dalam bahan sisa tersebut. Kandungan tersebut biasanya berupa bahan organik, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance d’Hydrogene Scale), dan logam berat. Seluruh karakteristik kimia dari bahan sisa ini dapat diperoleh dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran tersebut dapat dilakukan sesering mungkin untuk mengetahui lingkungan tersebut sudah bersih atau belum. 

3. Karakteristik Biologi 

Karakteristik biologi biasanya dapat terlihat dari pengukuran kualitas air yang akan dikonsumsi. Air yang akan digunakan untuk konsumsi dan keperluan rumah tangga perlu lolos kriteria sebagai air bersih dan sehat untuk kehidupan manusia yang lebih baik dan lebih sehat di masa yang akan datang. 

Jenis Limbah 

Dalam eksistensinya, bahan sisa dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu limbah berdasarkan senyawanya, limbah berdasarkan wujudnya, dan limbah berdasarkan sumbernya 

1. Limbah Berdasarkan Senyawanya 

Dalam kelompok ini, bahan sisa dibagi menjadi bahan sisa berbentuk organik, anorganik, dan B3. 

  • Limbah organik 

Bahan sisa yang berasal dari bahan organik berasal dari makhluk hidup, sehingga mudah terurai secara alami dan mudah membusuk. Bahan sisa yang termasuk dalam jenis ini, seperti dedaunan, rumput, sisa makanan, kulit sayuran dan buah-buahan, kotoran hewan dan manusia, serta tulang-tulang hewan. 

Biasanya, bahan sisa jenis ini berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, pertanian, atau peternakan. 

Baca juga: Apa Itu Limbah Domestik? Kenali Pengertian Beserta Contohnya!

  • Limbah anorganik 

Dalam bahan sisa jenis ini dapat dijumpai dari hasil produksi dan aktivitas manusia, baik dari rumah tangga atau skala besar. Bahan sisa jenis sulit diurai dan membusuk, sehingga penggunaan bahan yang dapat menghasilkan sisa bahan bersifat anorganik perlu dikurangi untuk kehidupan makhluk hidup di masa sekarang di masa yang akan datang. Contoh bahan sisa ini, seperti botol minuman bekas, kantong plastik, kertas, kaleng, kain, dan lainnya. 

Baca juga: Cara Tepat Mengubah Sampah Anorganik Menjadi Cuan

  • Limbah B3 

Bahan sisa B3 merupakan kepanjangan dari Bahan Berbahaya dan Beracun. Biasanya, bahan ini berupa senyawa logam berat yang sulit diurai dan beracun. Misalnya, Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn. Senyawa yang terdapat dalam suatu zat kimia juga dapat termasuk bahan sisa B3, seperti sianida, pestisida, sulfida, fenol, dan lain-lain. 

Baca juga: Pengertian Sampah B3 dan Contohnya 

2. Limbah Berdasarkan Wujudnya 

Wujud dari bahan sisa dapat mempengaruhi cara mengelolanya. Dalam hal ini, limbah terbagi menjadi limbah padat, cair, dan gas. 

  • Limbah padat 

Bahan sisa yang wujudnya padat dapat dihasilkan dari kegiatan domestik maupun industri. Misalnya, kertas, serbuk besi, kain, plastik, atau kayu-kayuan. 

Adapun klasifikasi bahan sisa ini, diantaranya sampah organik mudah busuk (garbage), sampah anorganik dan organik tidak membusuk (rubbish), sampah abu (ashes), sampah bangkai binatang (dead animal), sampah sapuan (street sweeping), dan sampah industri (industrial waste).

  • Limbah cair 

Ilustrasi limbah cair (sumber: pexels)

Bahan sisa yang wujudnya cair dapat berasal dari domestik atau hasil produksi. Biasanya, bahan cair ini sudah tercampur dengan bahan-bahan lain yang sudah terbuang sebagai hasil produksi. Sama halnya seperti bahan sisa yang berwujud padat, bahan sisa yang memiliki wujud cair diklasifikasikan dalam beberapa jenis, diantaranya limbah cair domestik (domestic wastewater), limbah cair industri (industrial wastewater), rembesan dan luapan (infiltration and inflow), dan air hujan (stormwater). 

  • Limbah gas 

Media yang menghimpun berbagai bahan sisa dalam bentuk gas ialah udara. Limbah-limbah inilah yang menyebabkan kualitas udara menurun, bahkan kesehatan makhluk hidup juga dapat terganggu apabila terlalu banyak bahan sisa yang naik ke udara. Contoh bahan sisa gas, seperti Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), (HCI), Ammonia (NH3), Metan (CH4), dan sebagainya. 

3. Limbah Berdasarkan Sumbernya 

Sumber adanya bahan sisa ini dapat berasal dari berbagai tingkatan kegiatan manusia. Bahan sisa yang paling banyak diketahui seperti bahan sisa rumah tangga dan industri yang telah banyak dibahas sebelumnya. Kemudian, bahan sisa yang berasal dari pertanian yang beberapa zat kimianya dapat mencemari ekosistem tanah yang menyebabkan penurunan kualitas tanah. 

Adapun sampah medis yang berasal dari fasilitas kesehatan dan alat-alat yang menunjang kegiatan medis lainnya. Tak jarang, alat-alat yang telah digunakan tersebut mengandung zat-zat yang dapat terkontaminasi apabila tidak dikelola dengan baik. 

Dalam pertambangan juga terdapat bahan sisa yang dapat merugikan lingkungan dan ekosistem makhluk hidup, seperti arsenik, asap, asam sulfat, merkuri, dan sebagainya. 

Tak luput juga bidang pariwisata yang menyumbang jumlah sampah di lingkungan. Biasanya, di daerah pariwisata banyak sampah sisa makanan dan minuman, asap kendaraan, dan lain-lain. 

Cara Mengelola Limbah 

Telah disinggung sebelumnya mengenai seberapa berbahayanya ekosistem dan lingkungan apabila bahan sisa yang dihasilkan dari berbagai aktivitas tidak dikelola dengan baik. Untuk itu, diperlukan cara pengelolaan yang baik, diantaranya: 

1. Melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

Gerakan ini telah banyak digaungkan untuk mengurangi produksi bahan sisa di lingkungan sekitar. Hal yang dapat dilakukan sesuai dengan gerakan ini ialah melakukan pengurangan pemakaian barang-barang yang dapat menghasilkan bahan sisa serta barang sekali pakai. 

Kemudian, menggunakan kembali barang yang sudah digunakan. Dalam kegiatan satu ini dapat dilakukan pada barang-barang yang memang diperuntukkan untuk digunakan berkali-kali. 

Langkah terakhir ialah mendaur ulang. Di lingkungan terkecil masyarakat seperti Rukun Tetangga (RT) telah banyak dicanangkan berbagai kegiatan mendaur ulang sampah, seperti pengadaan bank sampah atau kegiatan daur ulang lainnya. 

Baca juga: Limbah Plastik Punya Nilai Jual? Ini Dia Cara Mengolahnya!

2. Membuat Pupuk Kompos dari Limbah Organik 

Pupuk dapat dibuat dari bahan sisa organik yang dapat berasal dari sampah domestik, seperti sisa kulit buah, sayuran, atau lainnya. Selain aman bagi lingkungan, pupuk dari bahan organik juga dapat menyuburkan tanaman dan menghasilkan bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi. 

3. Mengelola Pemakaian Sabun 

Ilustrasi pemakaian sabun secukupnya (sumber: pexels)

Zat-zat kimia yang terdapat dalam sabun atau deterjen dapat mencemari air serta mengurangi kualitas tanah dan air tanah. Untuk itu, diperlukan pengelolaan pemakaian sabun agar tidak secara berlebihan digunakan dan menghasilkan banyak bahan sisa pada lingkungan. 

4. Mengelompokkan Sampah Organik dan Anorganik 

Tujuan dari pengelompokkan ini salah satunya untuk mengumpulkan sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman sekaligus mengurangi bahan sisa pada lingkungan. Selain itu, sampah anorganik yang terkumpul dapat dijadikan barang-barang bernilai jual tinggi setelah didaur ulang. 

Itulah paparan mengenai limbah dan karakteristiknya. Apabila kamu ingin lebih memahami cara mengelola limbah yang benar, ikuti kelas Pengelolaan Air Limbah Domestik bersama vocasia. Selain turut berperan dalam menjaga lingkungan, kamu juga dapat melebarkan kariermu dalam mengelola limbah. Ayo, daftarkan dirimu sekarang juga! 

Kursus belajar pemograman untuk anak vocasia
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *