Tanggal:04 May 2024
Pengertian Sampah B3 dan Contohnya

Pengertian Sampah B3 dan Contohnya

Setiap hari manusia beraktivitas dan menghasilkan sisa yang dianggap sudah tidak bernilai. Benda yang tidak diperlukan lagi karena nilai gunanya habis disebut dengan sampah atau limbah. Produksi sampah tentu tidak dapat dihindari. Aktivitas manusia akan selalu menghasilkan sampah, baik dalam skala kecil seperti rumah tangga maupun skala besar seperti pabrik. Penting untuk diketahui bahwa tidak semua jenis sampah dapat dibuang begitu saja. Terdapat jenis-jenis sampah yang ternyata mengancam lingkungan dan kesehatan manusia. Sampah jenis ini disebut dengan sampah B3. Sampah B3 adalah jenis sampah yang begitu mudah ditemukan di bumi ini. Berbeda halnya dengan sampah organik yang membusuk kemudian menjadi pupuk kompos, sampah B3 membutuhkan penanganan yang serius. Mengapa sampah B3 membutuhkan penanganan yang tepat? Sebenarnya sampah B3 itu apa sih? Makanya pantengin artikel ini sampai akhir, ya!

Pengertian Sampah B3

B3 merupakan singkatan dari bahan beracun dan berbahaya. Dapat diartikan sampah B3 adalah buangan atau limbah yang mengandung zat beracun dan berbahaya yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, menganggu kesehatan manusia, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta makhluk lainnya. Jangan mengira bahwa sampah B3 hanya dihasilkan dari kegiatan industri atau pabrik. Nyatanya, tidaklah sulit untuk menemukan sampah B3 di kehidupan sehari-hari. Kegiatan rumah tangga juga ikut menyumbang sampah B3, seperti: deterjen, pemutih pakaian, pengharum ruangan, pembersih lantai, hair spray, pembasmi serangga, batu baterai, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Apa itu Limbah Domestik? Kenali Pengertian beserta Contohnya!

Jenis-jenis Sampah B3

Berdasarkan sumbernya, sampah B3 dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

  1. Sampah B3 dari sumber spesifik: dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan utama, misalkan industri atau pabrik.
  2. Sampah B3 dari sumber tidak spesifik: tidak berasal dari kegiatan utama, melainkan aktivitas sampingan seperti pemeliharaan alat, pencucian, pengemasan, dan lain-lain.
  3. Sampah B3 dari sumber lain: berasal dari sumber yang tidak terduga, misalkan produk yang sudah kedaluwarsa, tumpahan, sisa kemasan, buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi, dan masih banyak lainnya.

Sifat dan Klasifikasi Sampah B3

  • Mudah Meledak (Explosive)

sampah b3 adalah

Sampah atau limbah explosive adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak karena menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini bisa menghasilkan ledakan besar tanpa diduga-duga sehingga sangat berbahaya saat penanganan, pengangkutan, hingga pembuangannya. Contoh sampah B3 yang mudah meledak adalah limbah laboratorium, seperti asam prikat.

  • Pengoksidasi (Oxidizing)

sampah b3 adalah

Limbah oxidizing adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Apabila tidak ditangani dengan benar, limbah ini dapat menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Contoh limbah oxidizing yang sangat umum dijumpai adalah kaporit.

  • Mudah Menyala (Flammable)

sampah b3 adalah

Limbah flammable adalah limbah mudah sekali terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar. Beberapa contoh limbah flammable adalah tinta, pelarut benzene, pelarut aseton dari industri cat, pembersih logam, dan lain-lain.

  • Beracun (Moderately Toxic)

sampah b3 beracun

Limbah moderately toxic adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia atau hewan. Limbah ini dapat mengakibatkan keracunan, sakit, bahkan kematian baik melalui mulut, kulih, hingga kontak pernafasan. Jenis limbah ini sangat dekat dengan kita, contoh saja limbah pertanian seperti buangan pestisida.

  • Berbahaya (Harmful)

sampah b3 berbahaya

Limbah harmful adalah limbah berbahaya bagi kesehatan sampai tingkat tertentu melalui kontak oral maupun inhalasi, baik dalam fase padat, cair, ataupun gas.

  • Korosif (Corrosive)

sampah b3 korosif

Limbah yang tergolong korosif memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan pengkaratan pada baja. Salah satu tanda limbah korosif adalah mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah korosif adalah limbah pembersih sodium hidroksida yang digunakan dalam industri logam, sisa asam sulfat dalam industri baja, dan lain-lain.

  • Menyebabkan Iritasi (Irritant)

sampah b3 iritasi

Limbah irritant adalah jenis limbah yang dapat menimbulkan peradangan, sensitasi pada kulit, maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing, dan mengantuk apabila terhirup. Contoh limbah B3 irritant adalah asam formiat yang dihasilkan dari industri karet.

  • Berbahaya Bagi Lingkungan (Dangerous to The Environment)

Karakteristik limbah B3 yang satu ini yakni dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem. Contohnya adalah buangan CFC (Chlorofluorocarbon) yang dihasilkan dari mesin pendingin seperti kulkas.

  • Karsinogenik (Carcinogenic), Teratogenik (Teratogenic), Mutagenik (Mutagenic)

sampah b3 karsinogenik

Limbah B3 tidak hanya membawa dampak jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Terdapat pula limbah B3 yang bersifat karsinogenik, teratogenik, dan mutagenic. Karsinogenik berarti limbah atau sampah dapat menyebabkan timbulnya sel kanker, teratogenik berarti limbah B3 tersebut mempengaruhi pembentukan embrio, dan mutagenik berarti limbah yang dapat menyebabkan perubahan kromosom.

Baca juga: Cara Tepat Mengubah Sampah Anorganik Menjadi Cuan

Penanganan Sampah B3

Mengapa sampah yang sudah tidak berguna perlu ditangani? Tujuan utama penanganan sampah yang benar dan tepat adalah melindungi lingkungan serta menjaga kesehatan makhluk di bumi. Berikut adalah mekanisme penanganan sampah B3 yang terurut.

  1. Penyimpanan
  2. Pengumpulan
  3. Pengangkatan
  4. Pemanfaatan
  5. Pengelolaan
  6. Penimbunan
  • Proses penyimpanan dan pengumpulan bertujuan agar limbah B3 tidak mencemari lingkungan sekitar.
  • Setelah penyimpanan dan pengumpulan, dilanjutkan dengan pengangkatan yang mencakup proses pemilihan limbah mana yang aman dan mana yang harus diproses lebih lanjut.
  • Limbah yang dinyatakan aman dan bisa digunakan kembali akan masuk proses pemanfaatan atau daur ulang.
  • Pada proses pemanfaatan ini termasuk pada kegiatan untuk mendaur ulang beberapa limbah yang bisa dipakai dan memang aman.
  • Kemudian adalah proses pengelolaan dengan menambahkan zat senyawa yang bertujuan untuk mengurangi kadar racun limbah sehingga limbah yang awalnya berbahaya menjadi lebih aman.
  • Proses yang terakhir adalah penimbunan yang termasuk kegiatan untuk menampung ataupun mengisolasi limbah B3. Penimbunan dilakukan apabila limbah tersebut memang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi sehingga dilakukan penimbunan lebih aman.

Pada intinya, penanganan limbah di atas bermaksud untuk memproses limbah yang awalnya membahayakan menjadi limbah yang aman untuk lingkungan dan makhluk hidup.

Baca juga: Kerajinan Limbah Tekstil dari Serat Alam, dan Cara Membuatnya

Menurut kamu, apakah Indonesia sudah memiliki sistem penanganan limbah yang mumpuni? Negara-negara besar seperti Indonesia seharusnya memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk menjaga ekosistem bumi tetap lestari. Manusia memang tidak bisa meniadakan dampak negatif sampah B3 tetapi dapat mengurangi dampak negatif tersebut. Mari sayangi bumi kita menyongsong kehidupan yang lebih bermakna.

Baca juga: Limbah Plastik Punya Nilai Jual? Ini Dia Cara Mengolahnya!

kursus pelatihan membuat bisnis pempek vocasia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *