Tanggal:15 May 2024

Sekilas Perkembangan Hubungan Penutur Bahasa Indonesia

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia. Tetapi bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Kerap kali, penutur bahasa Indonesia menggunakan versi sehari-hari (kolokial). Atau pun mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya/bahasa ibunya. Namun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, surat menyurat resmi. Bahkan di berbagai forum publik lainnya. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga negara Indonesia.

Kursus online belajar grammar vocasia

Berdasarkan sumber buku Panduan Lengkap EYD (2016). Berikut adalah penjelasan mengenai sekilas perkembangan penutur bahasa Indonesia. Simak dibawah ini, ya!

Baca Juga : Sejarah Singkat Perkembangan Bahasa Indonesia

Perkembangan Penutur Bahasa Indonesia

Telah berabad-abad lamanya nenek moyang penutur bahasa Indonesia berhubungan dengan berbagai bangsa di dunia. Tercatat Bahasa Sanskerta terawal dibawa masuk ke Indonesia, yakni sejak mula tarikh Masehi. Kemudian, bahasa ini dijadikan sebagai bahasa sastra dan perantara dalam penyebaran agama Hindu dan Budha. Agama Hindu tersebar luas di pulau Jawa pada abad ke-7 dan ke-8. Lalu agama Buddha mengalami keadaan yang sama pada abad ke-8 dan ke-9.

1. Hubungan dengan penutur Sansekerta dan Hindi

Beriringan dengan perkembangan agama Hindu itu. Berlangsung pula perdagangan rempah-rempah dengan bangsa India yang sebagian dari mereka penutur bahasa Hindi. Sebagian yang lain orang Tamil dari India bagian selatan. Kemudian yang lainnya, dari Sri Lanka bagian timur yang bahasanya menjadi perantara karya sastra yang subur. Dahulu, bahasa Tamil pernah memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa Melayu.

2. Hubungan dengan penutur bahasa Tionghoa

Pada, hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7. Ketika para saudagar Cina berdagang ke Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh. Cina membuka hubungan diplomatik dengannya. Tujuannya untuk mengamankan usaha perdagangan dan pelayarannya.

Pada tahun 1922, musafir Cina melawati ke Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara. Salah satunya Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia. Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa). Empat diantara bahasa-bahasa itu yang dikenal di Indonesia. Yakni Amoi, Hakka, Kanton, dan Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa. Mengakibatkan perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa. Namun penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan kesusastraan di Indonesia. Alhasil, ia tidak terpelihara keasliannya.

3. Hubungan dengan penutur Arab dan Persia

Pertama kali bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India. Serta Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mulai berpengaruh ke dalam bahasa Melayu. terutama sejak abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. Kata-kata serapan dari bahasa Arab. Misalnya abad, bandar, daftar, edar, fasik, gairah, hadiah, hakim, ibarat, jilid, kudus, mimbar, sehat, taat, dan wajah. Karena banyak di antara pedagang itu adalah penutur bahasa Parsi. Tidak sedikit kosakata Parsi masuk ke dalam bahasa Melayu. Seperti acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, dan topan.

4. Hubungan dengan penutur Portugis

Pada bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511. Setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis dipecundangi atas saingan dengan Belanda yang datang kemudian dan menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa perhubungan antar etnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Portugis. Seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, dan tenda.

5. Hubungan dengan penutur Belanda

Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17. Ketika ia mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1606. Kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia. Namun ternyata, bahasa belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa portugis. Karena pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari. Namun pada saat itu, Belanda merupakan sumber utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Maka itu, komunikasi gagasan  kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan, banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda, seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan tekor.

6. Hubungan dengan penutur Inggris

Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia meski tidak lama. Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811 dan beliau bertugas di sana selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura, dia juga bertugas di Bengkulu pada tahun 1818. Sesungguhnya pada tahun 1696 pun lnggris pernah mengirim utusan Ralph Orp ke Padang (Sumatera Barat). Namun dia mendarat di Bengkulu dan menetap di sana. Di Bengkulu juga dibangun Benteng Marlborough pada tahun 1714-1719. Itu berarti sedikit banyak hubungan dengan bangsa Inggris telah terjadi lama. Di daerah yang dekat dengan pusat pemakaian bahasa Melayu.

7. Hubungan dengan penutur Jepang

Pendudukan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun. Tidak meninggalkan warisan yang dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan. Melainkan imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai sekilas perkembangan hubungan penutur bahasa Indonesia. Bagaimana menurutmu? komen dibawah, ya!

Baca Juga : Teori Gaya Kepemimpinan menurut para Ahli, Lengkap Beserta Penjelasannya

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *