Tanggal:05 May 2024

5 Teori Perdagangan Internasional yang Harus Kamu Tahu!

Teori perdagangan internasional.

Seperti yang telah diketahui bersama, perdagangan internasional dilakukan oleh banyak negara semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak bisa didapatkan atau dihasilkan sendiri. Baik negara maju ataupun negara berkembang, pastilah memiliki kebutuhan yang tidak bisa dibuat atau dipenuhi sendiri. Untuk itulah mereka akhirnya melakukan kerjasama berupa perdagangan internasional terhadap negara yang sekiranya memiliki atau memproduksi kebutuhan yang diinginkan tersebut. Ambil contohnya saja antara negara Indonesia dan Jepang. Keduanya merupakan contoh negara berkembang dan negara maju. Meskipun Jepang termasuk negara maju, bukan berarti kebutuhannya selalu terpenuhi dan dihasilkan di dalam negeri. Karena buktinya, masih banyak kebutuhan yang belum terpenuhi dan sulit untuk dihasilkan sendiri. Itulah mengapa akhirnya Jepang bekerjasama dengan Indonesia dan mengimpor kebutuhan seperti hasil tambang, minyak, batu bara, gas alam cair, udang, plup, pelengkapan listrik, mesin, tekstil dan produk teksil, dan lain sebagainya.

Hal yang sama pun terjadi pada negara Indonesia. Karena tak bisa memenuhi kebutuhannya, Indonesia juga akhirnya melakukan kegiatan perdagangan dengan Jepang. Indonesia mengimpor barang-barang seperti mesin dan suku cadang, produk plastik dan kimia, mesin alat transportasi dan suku cadang mobil, baja, dan suku cadang elektornik, serta lainnya sebagainya. Dari adanya penjabaran tersebut, tentu sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa perdagangan internasional sangat penting bagi sebuah negara. Perdagangan internasional sendiri adalah sebuah kerjasama antara dua negara atau lebih untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Perdagangan internasional dinilai dapat meningkatkan ekonomi suatu negera. Kegiatan di dalamnya berupa ekspor dan impor.

Ekspor adalah kegiatan menjual barang hasil buatan sendiri ke negara lainnya. Adapun impor adalah kegiatan membeli barang buatan negara lain. Peningkatan ekonomi dihasilkan dari adanya kegiatan ekspor. Nah, membahas terkait perdagangan internasional ini, tentulah tidak lengkap jika tidak membahas mengenai teori perdagangan internasionalnya. Terdapat banyak teori perdagangan internasional yang datang dari para ahli. Namun, meski begitu, ada lima teori perdagangan internasional yang begitu terkenal. Berikut daftar dan penjelasan lengkapnya mengenai kelima teori perdagangan internasional tersebut. Langsung saja, check this out!

1. Absolute Advantage Theory (Teori Keunggulan Mutlak)

Teori keunggulan mutlak.
Teori keunggulan mutlak. Sumber: Pexels

Teori perdagangan internasional pertama yang begitu terkenal adalah Teori Keunggulan Mutlak atau Absolute Advantage Theory yang dicetuskan oleh seorang ilmuwan bernama Adam Smith. Teori Keunggulan Mutlak ini mengemukakan bahwa keuntungan mutlak adalah sebuah keuntungan yang didapatkan oleh sebuah negara karena dapat membuat biaya produksi dari suatu barang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan negara lainnya. Oleh karena itu, jika tidak ada perbedaan pada biaya produksinya, maka tak ada alasan untuk melakukan perdagangan internasional. Pada teori ini, kedua negara bisa saling mendapatkan keuntungan dengan cara spesialisasi produksi pada komoditas dengan keunggulan mutlak.

2. Comparative Advantage Theory (Teori Keunggulan Komparatif)

Teori keunggulan komparatif.
Teori keunggulan komparatif. Sumber: Pexels

Teori perdagangan internasional selanjutnya yaitu Teori Keunggulan Komparatif atau Comparative Advantage Theory yang dikemukakan oleh seorang ilmuwan bernama David Ricardo pada tahun 1817. Menurut pendapatnya, meskipun sebuah negara masih kurang efisien terkait produksi dua komoditas jika dibandingkan negara lainnya, tetapi masih ada sebuah dasar untuk tetap melakukan perdagangan internasional yang tentunya menguntungkan kedua negara yang melakukannya. Teori yang satu ini juga dikenal dengan sebutan Teori Modern Perdagangan Internasional. Pada hakikatnya, teori ini masih sama dengan teori pertama yang dicetuskan oleh Adam Smith. Hal itu karena teori ini pun mengemukakan bahwa untuk bisa saling menguntungkan, sebuah negara bisa memproduksi komoditas yang memiliki biaya yang lebih rendah jika dibandingkan negara lainnya. Hanya saja, keunggulannya diukur dari komparatif biaya, bukan dari perbedaan absolut.

3. Reciprocal Demand Theory (Teori Permintaan Timbal Balik)

Teori permintaan timbal balik.
Teori permintaan timbal balik. Sumber: Pexels

Teori perdagangan internasional ketiga yaitu Teori Permintaan Timbal Balik atau Reciprocal Demand Theory yang dicetuskan oleh seorang ilmuwan bernama JS Mill. Teori yang satu ini muncul dan berkembang sebagai pelengkap dari teori Ricardo. Teori Permintaan Timbal Balik ini menekankan pada keseimbangan di antara penawaran dan permintaan. Teori ini memang bisa dikatakan tidak begitu berbeda dengan Teori Komparatif. Hanya saja perbedaannya terletak di DTI (Dasar Tukar Internasional). Perdagangan internasional dapat memberian sebuah keuntungan bagi kedua belah pihak asalkan terdapat perbedaan pada rasio produksi dan konsumsi di kedua negara tersebut.

4. Teori dari Kaum Merkantilisme

Teori merkantilisme.
Teori merkantilisme. Sumber: Pexels

Teori perdagangan internasional selanjutnya adalah Teori dari Kaum Merkantilisme. Merkantilisme adalah sekelompok kaum atau masyarakat yang menganut ideologi kapitalisme komersial. Merkantilisme memandang bahwa kemakmuran negara jauh lebih penting dan tinggi jika dibandingkan dengan kemamkmuran orang per orangnya. Nah, teori ini mengemukakan bahwa untuk membuat sebuah negara menjadi kaya adalah dengan melakukan kegiatan ekspor sebanyak-banyaknya. Adapun sebalinya, kegiatan impor ditekan serendah-rendahnya. Adapun surplus dalam kegiatan ekspor akan lebih baik jika berupa emas dan logam mulia.

5. Teori Keunggulan Kompetitif

Teori keunggulan kompetitif.
Teori keunggulan kompetitif. Sumber: Pexaels

Teori perdagangan internasional yang terakhir adalah Teori Keunggulan Kompetitif atau The Competitif Advantage of Nation yang dikemukakan oleh seorang ilmuwan bernama Michael E. Porter. Teori ini menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara SDM yang murah dengan SDA tinggi. Adapun untuk mencapai kesuksesan, terdapat empat faktor yang harus diperhatikan yaitu kondisi faktor produksi, kondisi permintaan dan tuntutan dalam negeri, eksistensi industri, dan kondisi persaingan strategi.

Jangan lupa juga untuk mengikuti media sosial Instagram Vocasia untuk mengetahui update dan informasi terbaru mengenai kursus-kursus menarik dan edukatif yang pastinya sangat berguna untuk kamu!

Nikmati segala kursus online di berbagai topik dengan penawaran khusus yang menarik hanya di Vocasia berupa potongan harga yang sangat pas untuk kantongmu! Buat dirimu semakin mahir dan memiliki kemampuan dengan mengikuti kursus online hanya di Vocasia! Segera temukan kursus terbaru yang cocok untuk kamu hanya dengan klik tautan dibawah ini!.

banner Kursus Online Bisnis Growth Hacking di Vocasia
virtual selling
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *