Tanggal:15 May 2024

Teorisasi dalam Penelitian Kualitatif, Beserta Penjelasannya

Sebuah penelitian, terkhususnya penelitian kualitatif memerlukan teori-teori untuk mengkaji fenomena yang ada di dalam penelitian. Maka dari itu, berdasarkan sumber buku Penelitian Kualitatif edisi ke-2 (2007). Berikut adalah penjelasan mengenai teorisasi dalam penelitian kualitatif. Simak dibawah ini, yuk!

Kursus online belajar grammar vocasia

Baca juga : Tahapan Pelaksanaan Penelitian Grounded Theory

Teorisasi dalam Penelitian Kualitatif

1. Teorisasi Deduktif

Sebuah teori dengan model deduktif, tak asing lagi dalam penelitian sosial. Dimana teorisasi dilakukan secara deduktif. Model umum teorisasi deduktif seperti yang umumnya dilakukan di berbagai penelitian kuantitatif. Serta masih mempengaruhi format kualitatif deskriptif.

Umumnya, teori digunakan sebagai awal menjawab pertanyaan penelitian. Bahwa sesungguhnya pandangan deduktif menuntun penelitian. Dengan terlebih dahulu menggunakan teori sebagai alat, ukuran dan bahkan instrumen untuk membangun hipotesis. Sehingga peneliti secara tidak langsung akan menggunakan teori sebagai “kacamata kuda”nya dalam melihat masalah penelitian.

Lepas dari berbagai kontroversi terhadap teorisasi dalam format penelitian macam ini. Namun dalam tradisi teorisasi model ini dibenarkan sebagai salah satu model yang paling banyak digunakan. Adapun apakah model teorisasi ini dikatakan tidak sesuai dengan tradisi penelitian kualitatif. Tentu perlu diperdebatkan untuk dicari jalan keluar. Tetapi sejauh ini teorisasi deduktif dalam format penelitian kualitatif deskriptif dapat diterima sebagai jalan keluar. Terhadap kesulitan-kesulitan metodis di lapangan terhadap berbagai kemungkinan pengembangan metodologi.

Arahan-arahan teori atau substansi dan model teori menuntun peneliti menjawab penelitian yang akan dilakukan dengan melahirkan hipotesis. Di dalam format penelitian kualitatif, hipotesis tak pernah diuji dengan teknik analisis data mana pun. Tapi hipotesis dapat digunakan saat pengumpulan data di lapangan. Karena itu, hipotesis yang dimaksud berguna untuk menuntun peneliti saat pengumpulan data. Dengan demikian, maka peneliti juga dituntun teori saat mengumpulkan data. Dan ketika menguji teori juga peneliti dituntut oleh teori yang digunakan itu. Dengan demikIan, dalam teorisasi deduktif peneliti didominasi oleh teori-teori yang telah dipilihnya pada awal melakukan penelitian. Alhasil dengan begitu pula ia dipengaruhi oleh teori itu ketika melakukan uji dan pembahasan terhadap teorinya itu.

2. Teorisasi Induktif

Melakukan teorisasi dengan model induktif selain berbeda juga bertolak belakang dari teorisasi dengan model induksi deduktif. Perbedaan utamanya adalah cara pandang terhadap teori. Dimana teorisasi deduktif menggunakan teori sebagai pijakan awal melakukan teorisasi. Sedangkan teorisasi induktif menggunakan data sebagai pijakan awal melakukan penelitian. Bahkan dalam format induktif tidak mengenal teorisasi sama sekali. Artinya teori dan teorisasi bukan hal yang penting untuk dilakukan. Sebaliknya data adalah segala-galanya untuk memulai sebuah penelitian.

Sesungguhnya dalam model induktif, tidak dikenal istilah teorisasi. Karena seluruh rangkaian kegiatan penelitian adalah teorisasi dan seluruh kegiatan teorisasi itu adalah penelitian itu sendiri. Jadi tidak ada perbedaan aktivitas dalam riset kualitatif dengan format semacam ini. Dikarenakan seluruh rangkaian kegiatan itu secara include dan secara utuh adalah sebuah sintesis. Terhadap kegiatan pengumpulan data, teorisasi, membangun hipotesis, mengumpulkan data mengujinya. Serta seterusnya seperti itu selama proses penelitian dilakukan.

Dengan demikian tidak ada struktur tertentu yang dapat digunakan untuk membangun sebuah kerangka format penelitian ini. Alasannya karena konstruksi penelitian tergantung pada bagaimana bangunan masalah yang akan diteliti. Keanekaragaman masalah menjadikan format penelitian ini semakin kaya akan model konstruksi yang akan dibangunnya. Dan demikian peneliti akan sangat bebas menentukan model penelitian, model analisis, model teorisasi, model pembahasan. Sampai dengan model konstruksi laporan penelitiannya. Alasannya karena, peneliti adalah instrumen penelitian itu sendiri yang memiliki kebebasan melakukan segalanya.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai teorisasi dalam penelitian kualitatif. Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa cek postingan artikel yang lainnya juga, ya!

Baca juga : Keterbatasan Metode Analisis Data Kualitatif

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *