Tanggal:26 November 2024
Apa yang Dimaksud dengan Chauvinisme

Apa itu Chauvinisme? Bagaimana Dampaknya terhadap Negara?

Pada dasarnya setiap warga negara sejak dini sudah ditanamkan rasa cinta terhadap tanah air. Hal ini tentu merupakan aksi yang sangat krusial guna menumbuhkan rasa nasionalisme penerus bangsa. Rasa cinta warga negara terhadap tanah air dapat menjadikan suatu negara semakin tangguh dan tidak mudah diintervensi oleh paham asing.

Namun, adakalanya kecintaan seseorang terhadap tanah airnya justru berujung menjadi kesetiaan ekstrem atau fanatisme. Sikap kesetiaan ekstrem terhadap tanah air tanpa mau menerima pandangan alternatif kerap disebut dengan chauvinisme. Apa yang dimaksud dengan chauvinisme? Apa dampak chauvinisme terhadap negara? Selengkapnya, simak penjelasan di bawah ini ya!

Apa yang Dimaksud dengan Chauvinisme?

Apa yang Dimaksud dengan Chauvinisme

Definisi chauvinisme menurut

  • Kamus Besar Bahasa Indonesia – cinta tanah air secara sangat berlebihan.
  • Inoviana – kesetiaan ekstrim yang digunakan suatu pihak, tanpa mau mempertimbangkan pandangan dari pihak lain.
  • Mirandalaurensi – tindakan mengagungkan negaranya dan menganggap remeh negara lain.

Istilah chauvinisme pada awalnya digunakan dalam konteks kenegaraan dan politik. Namun, seiring berjalannya waktu, chauvinisme mencakup konteks yang lebih luas. Chauvinisme meliputi perasaan bangga, cinta, loyalitas yang tinggi, kesetiaan, dan fanatisme berlebih terhadap identitas nasional sehingga merasa lebih unggul dan menganggap remeh kualitas bangsa atau negara lain. Chauvinisme bukan hanya tentang kecintaan dan loyalitas tetapi juga kebencian dan permusuhan terhadap kelompok lain. Apabila tidak kelola dengan baik, chauvinisme dapat menciptakan kelompok yang menyebarkan ujaran kebencian dan menyulut konflik antar kelompok.

Baca juga: Pengertian Feodalisme, Sejarah, dan Ciri-cirinya

Ciri-ciri Chauvinisme

1. Menganggap Remeh Entitas Lain

Kecintaan berlebih seseorang terhadap identitasnya cenderung mengarah pada keyakinan bahwa dirinya paling unggul. Akibatnya, mereka tergerak menginginkan kekuasaan dan meremehkan kelompok lain yang dipandang lemah.

2. Memperlakukan Entitas Lain Seenaknya

Bukanlah hal yang mustahil paham chauvinisme berujung pada peperangan. Merasa diri paling unggul membuat suatu entitas bisa memperlakukan entitas lain seenaknya. Suatu entitas yang menganut chauvinisme beranggapaan bahwa mereka bisa berdiri sendiri tanpa bantuan pihak lain.

3. Pemimpin Diktator

Suatu negara yang menganut chauvinisme biasanya dipimpin oleh seorang diktaktor yang fanatic terhadap identitas dan tanah kekuasaannya. Kekuasaan negara terpusat pada satu orang dan kebijakannya tidak dapat diganggu gugat. Warga negara harus melaksanakan segala kebijakan dan perintah yang ditetapkan.

4. Fanatik

Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa paham chauvinisme membuat warga negara menerima mentah-mentah kebijakan pemerintah. Warga negara harus patuh dan loyal terhadap bangsa dan negara. Apabila terjadi pelanggaran, maka warga negara akan dijatuhi hukuman.

Baca juga: Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Dampak Chauvinisme

Ibarat sebuah koin, chauvinisme juga memiliki dua sisi, yaitu sisi positif dan negatif. Apa saja dampak positif dan negatif chauvinisme? Yuk simak uraian berikut!

A. Dampak positif

  1. Mempersatukan warga negara untuk tunduk terhadap pemerintahan yang berkuasa.
  2. Menumbuhkan daya juang yang tinggi untuk membela bangsa dan negara.
  3. Memudahkan pemerintah dalam mengarahkan arah gerak negara.
  4. Menggugah warga negara agar memiliki tekad dan tujuan untuk melampaui negara lain.
  5. Mempertahankan masyarakat agar tetap menjadi satu kesatuan sehingga mencegah kemunculan radikalisme.

B. Dampak negatif

  1. Dapat menyulut konflik dan peperangan antar bangsa dan negara.
  2. Memperkeruh atau merusak tatanan perdamaian dunia akibat ketidakterbukaan terhadap eksistensi negara lain.
  3. Semakin tertutup dan sulit bersosialisasi dengan negara lain.
  4. Menumbuhkan ketidakpercayaan terhadap hubungan persahabatan antar negara.
  5. Semakin sulit untuk berkembang karena tidak mau mengakui maupun mempelajari keunggulan negara lain.

Baca juga: Apa Itu Marxisme? Pengertian, Sejarah, dan Contohnya

Apakah Chauvinisme sama dengan Etnosentrisme?

Sekilas kedua istilah ini terdengar mirip atau bahkan sama. Namun, sesungguhnya chauvinisme dan etnosentrisme memiliki pemahaman yang berbeda. Etnosentrisme adalah pandangan mengenai kebudayaan suatu suku atau bangsa tidak lebih baik dari kebudayaan sendiri.

Sementara chauvinisme adalah rasa cinta yang berlebih terhadap identitas nasional. Etnosentrisme memang bisa berujung konflik ataupun permusuhan layaknya chauvinisme. Namun, chauvinisme digunakan untuk menggambarkan suatu paham dalam konteks kecintaan terhadap identitas nasional bukan hanya suku bangsa ataupun kebudayaan.

Contoh Chauvinisme

Sejarah dunia mencatat setidaknya ada tiga fenomena bersejarah yang dimulai dari kuatnya paham chauvinisme suatu negara.

1. Jerman pada masa kepemimpinan Adolf Hitler

Chauvinisme Jerman yang paling bersejarah pada abad 20 adalah pada masa kejayaan Adolf Hitler. Adolf Hitler memandang bahwa bangsa Jerman adalah ras yang paling unggul di dunia. Jerman bahkan tidak segan-segan menekan eksistensi bangsa non-Jerman di segala bidang. Pada akhirnya, keyakinan Adolf Hitler ini membawa Jerman menuju peperangan dan pertikaian.

2. Italia pada masa kepemimpinan Benito Mussolini

Pada awal abad ke 20, Italia dipimpin oleh seorang penganut fasisme, yaitu Benito Mussolini. Benito Mussolini adalah seorang diktator fasis yang menganggap bahwa negara lain adalah peniru dan tidak kreatif. Ideologi fasisme selalu membayangkan adanya musuh sehingga pemimpin dan militer harus tangguh agar dapat menjaga pertahanan serta keamanan negara.

3. Jepang pada masa kepemimpinan Kaisar Hirohito

Jepang pernah menganut paham yang menganggap negara lain memiliki derajat yang lebih rendah. Sejarah penjajahan Jepang terhadap bangsa lain, salah satunya didasari atas paham chauvinisme. Propaganda politik yang mereka gunakan pada masa itu berusaha untuk menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa yang cemerlang.

Baca juga: Etnosentrisme: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Contohnya

Nah, demikianlah penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan chauvinisme beserta ciri-ciri, dampak, dan contohnya. Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, begitu pula cinta. Kecintaan terhadap tanah air memang perasaan yang harus ditumbuhkan sejak dini agar kelak negara memiliki generasi penerus yang siap membela tanah air. Namun, tidaklah bijak rasa cinta yang meluap-luap kemudian menjerumuskan negara pada permusuhan dengan bangsa atau negara lain. Cintailah tanah air dengan gaya yang bijaksana.

Baca juga: Pengertian Kapitalisme, Jenis, dan Contohnya

kursus belajar membuat dimsum vocasia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *