Tanggal:22 November 2024

Resensi: Struktur, Jenis, dan Contoh

Resensi adalah kegiatan menilai, mendiskusikan, mengkritisi, atau mengungkapkan kembali isi suatu karya dengan menyajikan data, rangkuman, dan kritik terhadap karya tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi adalah pertimbangan atau pembahasan suatu buku. Sedangkan secara etimologis review berasal dari bahasa Belanda “resentie” dan bahasa latin “recensio”, “recensere” atau “revidere” yang artinya meninjau.

Dalam bahasa Inggris, komentar disebut “komentar”. Singkatnya, review adalah evaluasi terhadap sebuah karya. Oleh karena itu, dalam menulis resensi suatu karya harus mencantumkan kelebihan, kelemahan, dan informasi yang diperoleh dari buku atau karya tersebut.

Tulisan resensi suatu karya biasanya banyak diterbitkan di media masa, baik surat kabar maupun majalah. Mau tahu lebih banyak tentang resensi? Simak artikel Vocasia tentang resensi di bawah ini!

Struktur Resensi

Berikut ialah struktur dari resensi:

1. Judul

Judul merupakan struktur dari resensi yang paling penting dan menentukan apakah resensi dari suatu karya itu menarik atau tidak hanya dari satu kalimat saja. Banyak kesalahan yang dibuat peresensi, yakni mereka menulis judul resensi sama dengan judul buku yang diresensi. Jadi saat membuat resensi, terdapat dua jenis judul yang harus diperhatikan.

Pertama, buatlah judul yang menarik terkait buku yang akan diresensi. Judul yang kedua adalah judul buku sebagai identitas buku yang akan diresensi. Judul buku yang satu ini tidak boleh diutak atik karena merupakan identitas dari buku tersebut.

2. Data Buku

Struktur resensi yang kedua adalah data buku. Terdapat beberapa poin penting yang harus dipenuhi untuk mencantmkan identitas buku. Poin tersebut meliputi judul buku, nama penulis buku yang diresensi, tahun terbit buku, lokasi penerbit, ketebalan buku, serta harga buku.

3. Pendahuluan

Dalam menulis suatu pendahuluan dalam suatu resensi harus bisa membua pembaca merasa tertarik. Penulis bisa membahas sesuatu yang sedang trend saat ini kemudian menghubungkan dengan judul buku yang akan dirensensi. Buatlah diksi yang menarik dan memberikan “wow effect” agar pembaca tergelitik untuk membaca resensi yang akan dibahas.

Tidak perlu terlalu panjang, cukup 1 – 2 paragraf yang membahas informasi menarik, kemukakan masalah, lalu solusi yang terdapat di buku yang akan diresensi. Dengan begitu, pembaca akan merasa bahwa buku itu cukup “relate” dan pembaca tidak sadar sedang digiring untuk membaca buku tersebut. Terlepas isi bukunya sesuai dengan kebutuhan pembaca atau tidak, namun resensi dinilai berhasil apabila mampu mengajak pembaca untuk ikut mengulas buku tersebut hingga tuntas.

4. Tubuh dan Pernyataan Resensi

Pada bagian tubuh atau pernyataan, inilah poin penting yang dalam suatu resensi. Di sini peresensi tidak perlu berbasa-basi, kemukakan informasi buku secara singkat, padat, dan jelas. Penulisan sinopsis harus merupakan tulisan asli, bukan ulasan yang ditulis dari pihak penerbit.

Jangan terlalu banyak basa-basi pada bagian ini, karena pembaca akan bosan dan mereka tidak menemukan informasi yang mereka cari. Pada bagian tubuh, peresensi bisa mengemukakan opini mengenai buku tersebut, apa kelebihan dan kekurangan dari karya yang sedang dibahas. Sertakan pula kutipan singkat atau penggalan naskah yang dirasa menjadi selling poin dari karya tersebut.

Jangan lupa menulis kekurangan dalam suatu resensi. Jangan takut dicekal, tuliskan opini apa adanya terkait kerangka, tinjauan buku, atau kesalahan cetak pada suatu buku. Jika sedang membahas film, kemukakan plot atau kekurangan yang sifatnya teknis. Selama kekurangan yang dikemukakan bersifat objektif dan bukan bermaksud menjelekan, opini dari peresensi penting adanya.

5. Penutup

Pada bagian kesimpulan, tuliskan dalam ringkasan karya dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Pada bagian ini, berikan diksi yang sifatnya persuasif agar pembaca tertarik dan melabuhkan hati untuk membeli karya tersebut. Tentu saja ajakannya harus bersifat logis dan objektif, jangan berlebihan apalagi memaksa pembaca dengan kalimat yang terlalu frontal.

Jenis-Jenis Resensi

Berdasarkan isi atau sajiannya, resensi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Resensi Informatif

Ulasan yang berisi informasi suatu karya. Biasanya hanya berisi ringkasan atau rangkuman mengenai substansi suatu karya.

2. Resensi Evaluatif

Ulasan yang berisi penilaian tentang suatu karya. Biasanya ringkasan atau rangkuman hanya sekilas, selebihnya penulis memaparkan penilaian mengenai kelemahan dan kelebihan karya tersebut.

3. Resensi Invormatif-Evaluatif

Ulasan yang merupakan perpaduan antara ringkasan karya dan penilaian baik buruknya. Selain memberikan informasi mengenai substansi suatu karya, resensi jenis ini disertai dengan evaluasi subyektif dari penulis.

Contoh Resensi

IDENTITAS BUKU

JUDUL                        : #TEMANTAPIMENIKAH

PENGARANG             : AYUDIA BING SLAMET DAN DITTO PERCUSSION

TAHUN TERBIT          : 2016

PENERBIT                  : PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO, KELOMPOK GRAMEDIA

EDITOR                      : AFRIANTY P. PARDEDE

JUMLAH HALAMAN  : 208 HALAMAN, 4 HALAMAN LAMPIRAN FOTO PENULIS

CETAKAN KE              : CETAKAN I

CETAKAN II                : AGUSTUS 2016

ISBN                           :  978-602-02-9050-8

HARGA                      : Rp47.000

Ayudia Bing Slamet yang sebelumnya merupakan pemain film dan Ditto Percussion yang merupakan pemain perkusi adalah sepasang suami istri yang menggarap novel bersama. Novel ini adalah novel pertama karya mereka. Mereka mulai menulis novel sejak menikah hingga memiliki anak pertama yang bernama Dia Sekala Bumi. Sehingga novel ini terbit beberapa bulan setelah anak mereka lahir. Oleh sebab itu, buku ini khususnya dipersembahkan untuk anak mereka.

SINOPSIS

Buku Teman Tapi menikah ini menceritakan tentang kisah persahabatan Ayudia dan Ditto yang kemudian berpacaran dan menikah. Mereka bertemu saat SMP, dimana mereka berada pada satu SMP yang sama yaitu SMP 19. Pertemuan mereka diawali dengan berada didalam satu kelompok dan satu kelas yang sama. Persahabatan mereka sudah dimulai sejak SMP. Ditto mengajak Ayudia bergabung kedalam band nya. Mereka mulai menceritakan pacar masing-masing yang berujung kandas. Kemudian, Mereka berada di satu SMA yang sama, yaitu SMA 82. Kali ini, mereka tidak berada didalam satu kelompok yang sama pada saat MOS, sehingga mereka hanya bisa bertemu sepulang sekolah.

Selain mengikuti eksul band, Ditto juga mengikuti ekskul Futsal. Saat itu, Ayudia sudah mulai disibukkan dengan syuting. Sehingga sepulang sekolah ia harus bergegas menuju lokasi syuting. Tahun ajaran baru dimulai, penjurusan sudah mulai ditentukan. Saat itu Ayudia mengambil jurusan IPS dan Ditto mengambil jurusan IPA. Namun bagi Ditto, ia disibukkan dengan OSIS, sehingga berpindah jurusan menjadi IPS. Kemudian, Ditto terpilih menjadi ketua osis pada periode itu. Mereka berbagi cerita mengenai hubungan mereka dengan pacar masing-masing yang putus nyambung. Ayudia yang harus berkuliah di Binus, Jakarta sedangkan Ditto yang berkuliah di Universitas Telkom, Bandung harus membuat mereka berada di jarak yang jauh. Kemudian setelah sekian lama bersahabat, Ditto merasa bahwa ia ingin memiliki Ayudia. Setelah sekian lama, Ditto mantap untuk melamar Ayudia dengan cara yang cukup aneh. Dan kemudian menikah setelah 13 tahun bersahabat. Kebahagiaan mereka terasa lengkap setelah terdengar kabar hamilnya Ayudia.

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BUKU

Dari sisi cerita, kelebihan dari buku ini adalah bahasa yang digunakan dalam novel tersebut santai dan cukup ringan sehingga pembaca mudah memahami isi novel tersebut. Cerita dalam novel ini membuat pembaca terbawa oleh alur dari isi novel tersebut. Kemudian, cerita dalam novel ini tersampaikan secara lugas dan jelas. Hal tersebut disebabkan karena novel tersebut berdasarkan kisah nyata.

Dari sisi fisik buku, cover dalam novel ini cukup bagus, dengan menggunakan warna kuning dapat membuat pembaca tertarik dengan novel tersebut. Kemudian, kertas yang digunakan dalam novel menggunakan kertas yang cukup bagus, halamannya juga tidak terlalu banyak. Sehingga, tidak membuat pembaca malas membaca buku ini. novel ini juga disertai dengan profil lengkap penulis dan terdapat foto-foto penulis sejak SMP hingga menikah.

Kelemahan dalam buku ini adalah lebih menceritakan tentang mantan masing-masing hampir disetiap bab cerita, sehingga membuat pembaca sedikit bosan dengan kisah dalam novel tersebut. Kemudian, cerita dalam novel tersebut mudah ditebak. Sehingga tidak ada kejutan yang membuat pembaca penasaran.

PENUTUP

Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama. Karena penulis dalam novel ini, Teman Tapi Menikah adalah pelaku nya sendiri, Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion. Novel ini banyak terdapat di toko buku besar dan juga online shop. Buku ini cocok untuk dibaca remaja diatas 15 tahun dan paling cocok untuk dibaca usia anak SMA dan kuliah. Buku ini juga cocok untuk dijadikan kado untuk teman dan pacar. Buku ini kurang cocok untuk dibaca oleh kalangan tua. Karena alur dalam cerita ini cukup modern.

Baca juga: 10 Rekomendasi Terbaik Buku Self Improvement

kursus belajar membuat dimsum vocasia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *