Perkembangan desain web terus terjadi seiring dengan pergantian tahun. Pada awalnya desain web cenderung pada desain dengan ilustrasi yang mencolok dan animasi. Kemudian berubah ke desain skeuomorphic.Gaya desain ini berusah membuat objek menjadi tampak lebih hidup dengan menambahkan bayangan dan karakteristik objek nyata.
Namun, saat ini hampir semua web desain menggunakan Flat Design. Flat design berhasil menjadi tren karena dianggap lebih efisien, modern, dan dapat menyampaikan informasi secara cepat. Gaya desain ini menawarkan tampilan yang lebih clean dan segar. Jadi, untuk kamu yang tertarik mempelajari flat design, pada artikel kali ini Vocasia akan membahas serba-serbi mengenai flat design yang perlu kamu tahu. Simak pembahasannya, berikut ini!
Pengertian Flat Design?
Flat design adalah gaya desain dengan pendekatan minimalis yang menekankan pada fungsi. Desain yang dipergunakan pada gaya desain ini adalah desain grafis yang lebih bersih, tekstur yang tajam, berfokus pada tipografi, warna-warna cerah dan ilustrasi dua dimensi.
Tampilan flat design terlihat sederhana, meskipun sebenarnya bisa jadi cukup kompleks. Tampilannya yang sederhana, menjadikannya sebagai pilihan yang semakin populer untuk antarmuka pengguna pada desain web dan mobile device.
Microsoft merupakan yang perusahan pertama yang menerapkan gaya desain seperti ini pada antarmuka software yang mereka miliki. Hal tersebut dipandang oleh banyak orang sebagai reaksi terhadap kepopuleran desain skeuomorphic yang digunakan Apple pada desain antarmuka iOS-nya. Alih-alih untuk mengubah benda dalam kehidupan nyata. Namun pendukung flat design memilih untuk mengubahnya menjadi ilustrasi dan gambar sederhana seperti icon.
Baca Juga: 9 Aplikasi Desain Rumah iOS
Ciri-Ciri Flat Design
Dalam pengaplikasiannya, flat design memiliki beberapa ciri yang membuatnya berbeda dengan tren desain web yang lain.
- Kesederhanaan dalam bentuk dan elemen
- Tampilan yang minimalis
- Lebih mengutamakan fungsi
- Penggunaan tipografi yang tegas dan sangat mudah dibaca
- Memiliki hierarki visual yang tegas dan jelas
- Pengaplikasian warna-warna cerah dan kontras untuk mendukung persepsi visual yang lebih mudah
- Menghindari bentuk yang kompleks, gradien, dan tekstur
- Selalu menerapkan keseimbangan visual dan pendekatan geometris
Sejarah Flat Design
Awalnya flat design merupakan seni terapan yang berasal dari Swiss atau Swiss Design yang diperkenalkan dan terkenal sekitar tahun 1940-1950an. Seni Desain Swiss ini memfokuskan diri dari beberapa aspek desain yaitu Grid, Typography sans-serif, dan tata letak yang bersih. Desain ini ditampilkan secara sederhana.
Seiring perkembangan zaman pada tahun 1980 desain ini mengalami perubahan dan perkembangan sehingga pada tahun ini mulailah muncul flat design. Flat design mulai tampil pertama kali pada tahun 1980 ini. Sampai pada tahun 2014 mulai berkembang lebih pesat dan lebih terkenal serta banyak digunakan dalam desain desain website, poster, karakter, UI mobile, aplikasi, dan keperluan grafis lainnya.
Perkembangan Penggunaan Flat Design
Gaya desain flat mulai populer pada 1950-1960an. Pada tahun 2006, Microsoft juga menggunakan gaya desain ini di produk digitalnya, Zune. Zune merupakan sebuah pemutar MP3 portabel. Tampilan UI yang ditawarkan saat itu lebih sederhana, bersih, serta hanya menggunakan satu jenis font yaitu monokromatik polos. Microsoft juga membawa gaya ini ke Windows Phone 7 dan Windows 8 OS.
Lalu, pada 2013 lalu, Apple meluncurkan iOS 7. Sistem operasi iPhone itu juga menggunakan desain flat dan minimalis. Ketika itu, Jony Ive, kepala desain Apple, mengatakan bahwa pengguna sudah puas dengan teknologi touch screen dan tidak membutuhkan tombol fisik. Karena itu, Apple lantas mengganti semua elemen UI-nya, termasuk mengubah font dan ikon. Hingga kini, desain flat terus berkembang dan dipakai oleh banyak pihak.
Baca Juga: Tutorial Mendesain Ikon
Usability merupakan satu tantangan perancangan desain flat. Mengutip TNW, flat design 2.0 adalah solusi dari masalah ini. Gaya desain ini menyeimbangkan penampilan flat dengan usability. Teknik-teknik yang dipakai juga diprediksi menjadi masa depan flat design.
Kadang kala, ada pula yang menyebut flat design 2.0 sebagai semiflat design atau almost flat design. Salah satu ciri khas gaya desain ini adalah penggunaan bayangan. Bayangan tersebut bisa dipakai di bagian tombol atau header. Dengan begitu, kedua elemen tersebut terlihat berbeda. Material Design dari Google sudah menerapkan gaya flat design 2.0.
Baca Juga:
Leave a Reply