Tanggal:22 November 2024

Mengenal Imposter Syndrome: Keraguan Terhadap Diri Sendiri

Imposter syndrome adalah sebuah fenomena di mana kamu meragukan atau merasa tak pantas meraih sesuatu atau mendapatkan pencapaian dalam hidupmu. Syndrome ini mirip dengan kondisi minder yang dialami oleh sebagian kalangan masyarakat, atau juga seperti mencintai tanpa dicintai.

Namun kondisi syndrome ini jauh lebih parah dari sekadar minder biasa. Orang-orang yang menderita impostor syndrome umumnya cenderung merasa takut, jika orang lain mengetahui kekurangannya dan menilai dirinya sebagai penipu.

Individu dengan imposter syndrome kerap kali mengaitkan kesuksesan mereka dengan keberuntungan, atau menafsirkannya sebagai hasil dari menipu orang lain dengan berpikir bahwa dirinya lebih cerdas daripada yang dianggap.

Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan imposter syndrome? Apa saja tanda-tanda dan penyebabnya? Serta bagaimana cara menghadapinya? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.

Baca juga: 20 Ciri Mental Breakdown, Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengenal Pengertian Imposter Syndrome

Mengenal Pengertian Imposter Syndrome. Sumber: unsplash.com

Istilah imposter syndrome pertama kali digunakan oleh psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance pada tahun 1970-an. Kondisi ini punya banyak nama lain, di antaranya adalah impostor syndrome, sindrom penipu, atau dalam bahasa Inggrisnya fraud syndrome. Ketika konsep IS diperkenalkan, kondisi ini pada awalnya dianggap hanya berlaku untuk wanita berprestasi.

Menurut Psikolog Adityana Kasandra Putranto, imposter syndrome termasuk gangguan cemas. Pengertian imposter syndrome adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang dicapainya. Orang dengan sindrom ini justru merasa waswas, seolah suatu hari orang-orang akan menganggap dirinya hanyalah seorang penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi dan keberhasilannya.

Seiring berjalannya waktu, imposter syndrome ini dialami cukup banyak orang, dengan sebuah studi memperkirakan bahwa 7 dari 10 orang dewasa, baik pria dan wanita sempat mengalaminya. Menariknya, mereka yang mengalami imposter syndrome biasanya merupakan pekerja keras dan perfeksionis, seperti dokter, pengacara, guru, atau selebritas.

Baca juga: 4 Tipe Kepribadian Manusia Menurut Psikologi, yang Manakah Kamu?

Tanda dan Penyebab Imposter Syndrome

Tanda dan Penyebab Imposter Syndrome. Sumber: pexels.com

Tanda Imposter Syndrome

Di bawah ini adalah beberapa tanda-tanda yang mungkin kamu rasakan jika mengalami imposter syndrome:

  • Sering meragukan kemampuan diri sendiri
  • Merasa tidak puas dengan kinerja diri
  • Sabotase kesuksesan diri sendiri
  • Terlalu berprestasi
  • Tidak percaya diri
  • Sering mengaitkan kesuksesan dan pencapaian dengan faktor eksternal
  • Tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara objektif
  • Merasa takut akan gagal suatu hari nanti
  • Merasa kecewa hingga frustrasi ketika tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan sendiri
  • Ketakutan bahwa diri tidak bisa memenuhi harapan

Individu yang mengalami imposter syndrome cenderung akan terus memotivasi dirinya untuk terus bekerja keras, bahkan terkadang lebih dari yang diperlukan. Namun, hal ini dilakukan semata-mata agar ia merasa aman dan tidak ada orang yang tahu bahwa dirinya adalah seorang penipu.

Baca juga: Bantu Kesehatan Mental, Ini Dia 4 Manfaat Terapi Mindfulness

Penyebab Imposter Syndrome

Ada beberapa faktor-faktor tertentu yang bisa menyebabkan seseorang mengalami imposter syndrome, antara lain:

  • Pola asuh orang tua yang sangat mengutamakan prestasi dan pencapaian
  • Hidup di lingkungan yang kompetitif
  • Memiliki sifat perfeksionis
  • Memasuki fase kehidupan dengan peran baru
  • Gangguan kecemasan sosial (SAD)

Penyebab imposter syndrome ini memang cukup beragam dan berasal dari dalam diri maupun dari lingkungan luar. Sindrom ini sebenarnya dinilai sebagai salah satu respons diri terhadap sebuah kejadian tertentu seperti mengalami rasa sakit hati.

Baca juga: 8 Cara Mengatasi Toxic Parents Demi Menjaga Kesehatan Mental

Cara Menghadapi Imposter Syndrome

Cara Menghadapi Imposter Syndrome. Sumber: unsplash.com

Meskipun bukan salah satu jenis gangguan mental, imposter syndrome yang dibiarkan berlarut-larut bisa membuat kamu mengalami gangguan kecemasan hingga depresi. Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna menghadapi imposter syndrome, di antaranya ialah:

1. Akui Perasaan Kamu

Langkah pertama untuk menghadapi imposter syndrome adalah dengan menyadari dan mengakui apa yang kamu rasakan. Kamu bisa memulainya dengan menuliskan perasaanmu pada buku catatan.

Cobalah untuk menuliskan semua keraguan dan perasaan tidak mampu yang kamu rasakan secara spesifik, beserta alasan di baliknya. Hal ini bisa membantu kamu menyadari bahwa mungkin keraguan tersebut sebenarnya tidak berdasar dan kamu tidak perlu terlalu khawatir akan hal tersebut.

2. Berhenti Membandingkan Diri

Setiap kali membandingkan diri kamu dengan orang lain dalam situasi sosial, kamu akan menemukan kesalahan pada diri sendiri yang memicu perasaan tidak cukup baik. Sebaiknya, kamu cukup fokus pada pencapaian diri sendiri saja, bukan pencapaian orang lain.

3. Lawan Pikiran Negatif

Setiap kali pikiran negatif muncul, cobalah untuk melawan pikiran tersebut dengan positive self-talk, misalnya dengan mengatakan usaha apa yang sudah kamu lakukan untuk mencapai kesuksesanmu saat ini. Ini bermanfaat untuk menetralkan pikiran-pikiran negatif yang mengganggu kamu selama ini.

Baca juga: Yuk, Atasi Self Talk Negatif Dengan Cara Ini!

4. Melatih Mindfulness

Coba amati kembali kapan perasaan-perasaan seperti penipu muncul dan apa saja yang menjadi pemicunya. Kemudian susun strategi untuk melatih mindfulness mengenai apa yang kamu lakukan untuk menghadapinya.

Cara tersebut akan melatih kamu ke depannya saat mengerjakan tugas berikutnya. Dengan mengetahui pemicu dan cara mengatasinya, kamu bisa lebih fokus untuk melakukan sesuatu tanpa terlalu memikirkan kesalahan di tugas sebelumnya dan hasil yang akan kamu dapatkan setelah ini.

5. Beri Penghargaan pada Diri Sendiri

Orang-orang dengan imposter syndrome kerap mengabaikan kesuksesan mereka, yang mana justru hal ini semakin memperburuk perasaan takut ketahuan yang kerap mereka alami. Maka dari itu, cobalah untuk tidak langsung berpaling bila ada seseorang yang memberi selamat atas kesuksesanmu.

Beri waktu bagi diri kamu untuk menerima umpan balik yang positif. Bila perlu, tanyakan juga hal-hal apa yang menjadi keunggulanmu agar bisa mengetahui sejauh mana kompetensi kamu dalam bidang yang sedang digeluti.

6. Berbicara pada Terapis

Seorang terapis dapat membantu kamu mengenali perasaan yang terkait dengan imposter syndrome dan membantu menghadapinya, untuk melewatinya. Terapis akan membuatmu tidak terjebak dalam pemikiran buruk dan memastikan bahwa kamu mengambil suatu tindakan dan terus maju. Memang, keraguan diri bisa melumpuhkan seseorang. Namun jika kamu dapat mengenali dan menangani perasaan itu, kamu dapat terus maju dan tak lagi terjebak dalam imposter syndrome.

Baca juga: Yuk Mengenal Apa Itu Journaling Dan 11+ Manfaatnya Untuk Kita

Nah, itulah apa yang dimaksud dengan impostor syndrome beserta tanda-tanda, penyebab, dan cara untuk mengatasinya. Jika kamu mencoba menyamakan tanda-tanda impostor syndrome dengan diri kamu sendiri, apakah kamu termasuk salah satu dari penderita sindrom tersebut? Atau mungkin salah satu dari orang yang kamu kenal menderita impostor syndrome? Jika iya, yuk coba bawa dirimu atau orang yang dikenal ke psikolog agar terhindar dari tindakan self diagnose.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *