Pernahkah kamu melihat sekelompok orang yang bergerak sukarela melakukan aksi-aksi tertentu? Mungkin kamu bertanya-tanya, siapakah mereka? Sekelompok orang tersebut biasa disebut dengan istilah NGO. Apa itu NGO? Sederhananya, NGO adalah organisasi masyarakat yang memiliki visi dan misi tertentu. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih banyak mengenai NGO. Simak hingga akhir ya!
Baca juga:
- Apa Itu Massa, Publik, Dan Bagaimana Kepentingan Publik Dibentuk?
- Begini Perkembangan Public Relation Pemerintah Dari Masa Ke Masa
- Begini Hubungan Media Massa Dengan Public Relations
Pengertian NGO (Non-Governmental Organization)
Sesuai dengan namanya, NGO adalah organisasi non pemerintahan yang bergerak atas dasar kepentingan tertentu, umumnya sosial dan lingkungan. Non pemerintah yang dimaksudkan adalah NGO bergerak tanpa ada campur tangan pemerintah daerah maupun pusat. Namun, dalam perjalanannya tetap menghormati dan mematuhi aturan hukum dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Di Indonesia, keberadaan NGO diakui oleh negara melalui UU Nomor 8 Tahun 1985 dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Suatu organisasi dapat dikelompokkan sebagai NGO apabila tidak terkait dengan pemerintah dan merupakan lembaga nirlaba. Dikarenakan NGO adalah organisasi nirlaba, performa organisasi sangat dipengaruhi oleh para relawan yang bergabung.
Baca juga:
- Apa sih Budaya Organisasi itu? Ini Dia 7 Karakteristik dan Contohnya
- Mengenal Bentuk Kekerasan Berbasis Gender Dan Cara Menghadapinya
- 8 Elemen Komunikasi Massa Menurut Para Ahli
Ciri-ciri NGO
Adapun ciri-ciri NGO adalah:
- Independen: NGO tidak terkait ataupun terikat dengan pemerintah maupun otoritas tertentu
- Nirlaba: NGO tidak bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan.
- Sukarela: NGO bergerak tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
- Non birokrat: prosedur dalam tubuh NGO tidak terlalu rumit.
- Berpihak kepada masyarakat lemah yang sulit mendapatkan perlindungan hukum.
Kategori NGO
Bank Dunia mengkategorikan NGO menjadi dua, yaitu NGO operasional dan NGO advokasi.
1. NGO Operasional
NGO operasional bertujuan untuk merancang dan menerapkan proyek pengembangkan. Kategori NGO ini memanfaatkan berbagai sumber daya untuk bisa menjalankan proyek dan program. NGO operasional dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu NGO berbasis masyarakat, NGO nasional, dan NGO internasional.
2. NGO Advokasi
Tujuan utama NGO advokasi adalah mempertahankan dan memelihara masalah khusus serta bergerak untuk memengaruhi kebijakan pemerintah. NGO advokasi berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat melalui edukasi, pers, dan aktivitas lainnya. Fungsi NGO advokasi hampir sama dengan NGO operasional, namun dengan tingkatan dan komposisi yang berbeda.
Baca juga:
- Begini Perbedaan antara Budaya Organisasi dengan Iklim Organisasi
- Begini Antisipasi Dampak Dari Perkembangan Teknologi Komunikasi
Jenis-jenis NGO
Berdasarkan Orientasi
- Charitable Orientation: kegiatan NGO lebih diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin.
- Service Orientation: NGO jenis ini berfokus pada memberikan layanan kepada masyarat, seperti pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
- ParticipatoryOrientation: NGO ini menggiring keterlibatan dari masyarakat dalam proyek tertentu, seperti berdonasi dalam bentuk materi maupun tenaga kerja.
- Empowering Orientation: fokus NGO ini adalah pemberdayaan masyarakat mengenai faktor sosial, ekonomi, dan politik yang mungkin memengaruhi kehidupan serta meningkatkan kesadaran akan kemampuan masyarakat untuk dapat mengendalikan hidup sendiri.
Berdasarkan Tingkat Operasional
- Community-based Organizations(CBOs): didirikan dan berkembang atas dasar inisiatif komunitas, seperti organisasi wanita, klub olahraga, dan lain-lain.
- Citywide Organizations: layanan NGO ini terkonsentrasi pada penyediaan bantuan hidup bagi masyarakat miskin di suatu kota.
- NGO Nasional: sesuai namanya, NGO ini memiliki cakupan yang luas di dalam negeri. Contohnya, Palang Merah Indonesia (PMI).
- NGO internasional: NGO internasional mampu membantu berbagai komunitas dan sudah terpaku pada keperluan kesetaraan politik dan sosial di seluruh dunia. Contoh NGO internasional adalah Greenpeace dan World Wide Fund for Nature (WWF).
Baca juga: Model Konseptual Manajemen Konflik dari Sebuah Organisasi
Pendanaan NGO
Sebagai organisasi nirlaba, tentu NGO tidak memiliki sumber pendapatan sendiri. Sumber dana untuk membiayai proyek, membayar gaji karyawan, hingga biaya operasional biasanya didapat dari iuran anggota, bantuan yayasan filantropi, perusahaan swasta, dan sumbangan masyarakat sipil. Selain itu, NGO juga dapat menerima bantuan dari pemerintah tanpa adanya perjanjian ataupun hak pemerintah untuk mengendalikan NGO.
Peran NGO untuk Masyarakat
1. Mengerjakan Proyek Lebih Cepat
Proyek yang mampu digarap oleh NGO biasanya terjadi lebih cepat. Hal ini dikarenakan proses birokrasi yang tidak rumit sehingga perencanaan dan penyelenggaraan proyek dapat berjalan dalam jangka waktu singkat.
2. Pengembangan dan Pembangunan Infrastruktur
NGO bergerak untuk memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat. Melalui dana dan tenaga yang dicurahkan, NGO juga mampu memberikan bantuan infrastruktur seperti sumur dan toilet untuk meningkatkan sanitasi masyarakat kurang mampu.
3. Memfasilitasi Komunikasi
Salah satu peran paling krusial NGO adalah menjadi penyambung lidah antara masyarakat dan pemerintah atau sebaliknya. NGO dapat menyampaikan aspirasi masyarakat secara lebih terstruktur kepada pemerintah. Begitu juga sebaliknya, informasi yang disebarkan oleh pemerintah dapat lebih banyak diserap masyarakat melalui bantuan NGO.
Baca juga:
- Memahami Peran Public Relation dalam Penanganan Konflik dan Krisis Organisasi
- Public Relation: Pengertian, Tugas, Dan Fungsinya
- Culture Shock: Pengertian Dan Cara Mengatasinya
4. Advokasi untuk dan dengan Masyarakat Miskin
Dalam hal ini, NGO berperan sebagai juru bicara dan perwakilan yang mengadvokasi aspirasi rakyat, khususnya masyarakat miskin. Aksi yang dilakukan juga bisa beragam, mulai dari ujuk rasa, mengkritik kebijakan, mengumumkan hasil penelitian dan studi kasus pada masyarakat miskin. Tujuannya jelas untuk mengarahkan kebijakan pemerintah agar lebih memperhatikan nasib masyarakat miskin.
5. Bantuan Teknis dan Pelatihan
Relawan NGO adalah mereka yang tertarik dengan isu serupa. Jadi, dapat dikatakan anggotanya adalah orang-orang yang berpengalaman di bidang tersebut. Tidak jarang NGO memberikan bantuan teknis dan pelatihan kepada masyarakat melalui relawannya. Contoh saja NGO di bidang lingkungan yang kerap menyertai masyarakat dalam kegiatan reboisasi.
Baca juga:
6. Penelitian, Monitoring, dan Evaluasi
Partisipasi NGO tidak sebatas pada jika diperlukan. NGO sendiri juga perlu melakukan penelitian, monitoring, dan evaluasi untuk menilai sejauh mana keefektifan proyek yang dijalankan.
Baca juga:
- Definisi Dan Manfaat Kolaborasi
- Definisi Dan Konsep Kunci Dari Komunikasi Organisasi
- 5 Program Kerja Public Relation Dalam Suatu Organisasi
Wah, sepertinya sudah cukup nih pembahasan tentang NGO. Mulai dari pengertian, ciri, jenis, sumber dana, hingga perannya untuk masyarakat telah tuntas kita bahas. Sudahkah kamu paham NGO itu apa? Di Indonesia, NGO lebih dikenal dengan sebutan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). LSM adalah nama lain dari organisasi kemasyarakatan. Basicly, sama saja.
Baca juga: